Prinsip- Prinsip Pengajaran Orang Dewasa Dalam Kegiatan Pengembangan Masyarakat

PRINSIP-PRINSIP PENGAJARAN ORANG DEWASA DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
(Laporan Turun Lapang Pengembangan Masyarakat)

oleh
Kelompok 4
Budi Setiawan                              1214121040
Pamungkas Desta Swandaru        1214121116
Rumse Fitriana S                          1314121024
Triono                                           1214121220
Wening Tyas Aprilia                    1214121225





JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

BAB I. PENDAHULUAN




A.  Latar Belakang



Pendidikan orang dewasa adalah hal yang masih jarang didengar atau diketahui orang biasa. Pendidikan dikenal sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pada intinya pendidikan adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan pikir, emosional, berwatak dan berketerampilan untuk siap hidup ditengah-tengah masyarakat. Prinsip dasar dari pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia, mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berani dan mampu menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan, mampu, dan senang meningkatkan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi, sehingga terdorong untuk memelihara diri sendiri maupun hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Pada dasarnya orang dewasa memiliki banyak pengalaman baik dalam bidang pekerjaannya maupun pengalaman lain dalam kehidupannnya. Tentu saja untuk menghadapi peserta pendidikan yang pada umumnya adalah orang dewasa dibutuhkan suatu strategi dan pendekatan yang berbeda dengan pendidikan dan pelatihan ala bangku sekolah, atau pendidikan konvensional yang sering disebut dengan pendekatan Pedagogis. Dalam praktek pendekatan pedagogis yang diterapkan dalam pendidikan dan pelatihan seringkali tidak cocok.


Untuk itu, dibutuhkan suatu pendekatan yang lebih cocok dengan kematangan, konsep diri peserta dan pengalaman peserta. Di dalam dunia pendidikan, strategi dan pendekatan ini dikenal dengan Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education) (Knowles, 1984).



B.  Tujuan



Adapun tujuan dari pembuatan laporan tentang pendidikan orang dewasa adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahui pengertian pendidikan orang dewasa.
2.    Mengetahui fungsi dan tujuan dari pendidikan orang dewasa.
3.    Mengidentifikasi prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa.



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA




A.  Pengertian Pendidikan Orang Dewasa



Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Dapat juga dikatakan bahwa andragogi merupakan suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar (Knowles, 1980).

Pendidikan orang dewasa merupakan keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apa pun isi, tingkatan,metodenya baik formal dan tidak, yang melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas. Defenisi tersebut menekankan pencapaian perkembangan individu dan peningkatan partisipasi sosial (Townsend Coles, 1977).

Menurut Gordon Lippit, prinsip belajar orang dewasa meliputi yang berikut.
1.    Manusia terus belajar.
2.    Belajar itu bersifat individual.
3.    Belajar terjadi pada berbagai ranah (ranah pengetahuan, keterkpilan, dan sikap).


B.  Prinsip-Prinsip Pengajaran Orang Dewasa Menurut Beberapa Ahli



Menurut Suprijanto (2007) pendidikan orang dewasa memiliki 10 Prinsip yang membedakannya dengan jenis pendidikan yang lain. 10 Prinsip pendidikan orang dewasa tersebut,dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien. 10 Prinsip tersebut, yaitu :

1.    Prinsip kemitraan
Prinsip kemitraan menjamin terjalinnya kemitraan di antara pengajar dan pelajar. Dengan demikian pelajar tidak diperlakuan sebagai murid tetapi sebagai mitra belaajar sehingga hubugan yang mereka bangun bukanlah hubungan yang bersifat memerintah, tetapi hubungan yang bersifat membantu, yaitu pengajar akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu proses belajar pelajarnya.
2.    Prinsip pengalaman nyata
Prinsip pngalaman nyata menjamin berlangsungnya kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa terjadi dalam situasi kehidupan yang nyata. Kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa tidak berlangsung di kelas atu situasi yang simulative, tetapi pada situasi yang sebenmarnya.
3.    Prinsip kebersamaan
Prinsip kebersamaan menuntut digunakannya kelompok dalam kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa untuk menjamin adanya interaksi yang maksimal di antara peserta dengan difasilitasi pengajar.
4.    Prinsip partisipasi
Prinsip partisipasi adalah untuk mendorong keterlibatan pelajar secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa, dengan fasilitas dari pengajar. Dalam kegiatan pembelajaran pendidikna orang dewasa semua pesrta harus terlibat atau mengambil bagian secara aktif dari seluruh proses pembelajaran mulai dari perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

5.    Prinsip keswadayaan
Prinsip keswadayaan merupakan prinsip yang mendorong kemandirian pelajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan orang dewasa bertujuan untuk menghasilkan manusia yang mandiri yang mampu melakukan peranan sebagai subyek atau pelaku. Untuk itulah diperlukan prinsip keswadayaan.
6.    Prinsip kesinambungan
Prinsip yang menjamin adanya kesimambungan dari materi yang dipelajari sekarang dengan materi yang telah dipelajari di masa yang lalu dan dengan materi yang akan dipelajari di waktu yang akan datang. Dengan prinsip ini maka akan terwujud konsep pendidikan seumur hidup (life long education) dalam pendidikan orang dewasa.
7.    Prinsip manfaat
Prinsip manfaat menjamin bahwa apa yang dipelajari dalam pendidikan orang dewasa adalah ssesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh pelajar. Orang dewasa akan siap untuk belajar manakala dia menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kesadaran terhadap kebutuhan ini mendorong timbulnya minat untuk belajar, dan karena rasa tanggung jawabnya sebagai orang dewasa maka timbul kesiapanya untuk belajar.
8.    Prinsip kesiapan
Prinsip kesiapan menjamin kesiapan mental maupun kesiapan fisik dari pelajar untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran. Orang dewasa tidak akan dapat melakukan kegiatan pembelajaran manakala dirinya belum siap untuk melakukannya, apakah itu karena belum siap fisiknya atau belum siap mentalnya.
9.    Prinsip lokalitas
Prinsip lokalitas menjamin adanya materi yang dipelajari bersifat spesifik local. Generalisasi dari hasil pembelajaran dalm pendidikan orang dewasa akan sulit dilakukan. Hasil pendidikan orang dewasa pada umumnya merupakan kemampuan yang spesifik yang akan dipergunakan untuk memecahkan masalah pelajar pada tempat mereka masing-masing, pada saat sekarang juga.
Kemampuan tersebut tidak dapat diberlakukan secara umum menjadi suatu teori, dalil, atau prinsip yang dapat diterapkan dimana saja, dan kapan saja. Hasil pembelajaran sakarang mungkin sudah tidak dapat lagi dipergunakan untuk memecahkan masalah yang sama dua atau tiga tahun mendatang. Demikian pula hasil pembelajaran tersebut tidak dapat diaplikasikan dimana saja, tetapi harus diaplikasikan di tempat pelajar sendiri karena hasil pembelajaran tersebut diiproses dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh pelajar.
10.     Prinsip keterpaduan
Prinsip keterpaduan menjamin adanya integrasi atau keterpaduan materi pendidikan orang dewasa. Rencana pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa harus meng-cover materi-materi yang sifatnya terintegrasi menjadi suatu kesatuan meteri yang utuh, tidak partial atau terpisah-pisah.

Gerald Pine dan peter Home menjelaskan adanya sembilan prinsip belajar orang dewasa sebagai berikut.
1.    Belajar adalah suatu pengetahuan yang terjadi dalam diri peserta dan didorong aktif oleh peserta itu sendiri.
2.    Belajar adalah penemuan jati dirinya dan relevansi gagasannya.
3.    Belajar (perubahan perilaku), adalah akibaat dari pngalamannnya.
4.    Belajar adalah proses kooperatif.
5.    Belajar adalah proses evolusioner.
6.    Belajar kadang-kadang merupakan suatu proses peningkatan.
7.    Salah satu sumber terkaya dari belajar adalah peserta itu sendiri.
8.    Belajar itu emosional seperti halnya proses intelektual.
9.    Proses pemecahan masalah dan belajar sangat unik dan bersifat individual.


  




BAB. III PRINSIP-PRINSIP PENGAJARAN ORANG DEWASA DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT




A.  Gambaran Umum



Tempat                   :           Kantor Sekretariat LSM PPNSI (Persatuan Petani
Nelayan Seluruh Indonesia)

Waktu                     :           Senin, 4 Mei 2015

Narasumber            :           Sekretaris Umum LSM PPNSI (Persatuan Petani
Nelayan Seluruh Indonesia)
                                                Bapak Aep Saripudin, S.P.

Mayoritas Pekerjaan:          Wiraswasta



B.  Program Pengembangan Masyarakat



Adapun salah satu program LSM PPNSI (Persatuan Petani Nelayan Seluruh Indonesia) yang telah dijalankan yaitu Penyuluhan dan Pembinaan. Program ini bertujuan agar para petani dan nelayan aktif dalam kelembagaannya seperti POKTAN (Kelompok Tani), GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani), POKYAN (Kelompok Nelayan), GAPOKYAN (Gabungan Kelompok Nelayan), POKDAKAN (Kelompok Budidaya Ikan), dan GAPOKDAKAN (Gabungan Kelompok Budidaya Ikan). Penyuluhan yang diberikan berkaitan dengan manajemen kelompok, kepemimpinan, pembukuan, dan kewirausahaan. Hal-hal tersebut dimaksudkan agar para petani dan nelayan mampu meningkatkan kesejahteraan kelompoknya.

Manajemen kelompok sangat penting bagi petani dan nelayan yang tergabung dalam POKTAN atau POKYAN. Manajemen yang baik pun membutuhkan jiwa kepemimpinan yang baik. Dalam hal ini, pembinaan kepemimpinan menunjang keberlangsungan kegiatan kelompok untuk kesejahteraan anggotanya. Selain itu, manajemen yang baik memiliki perincian yang baik mengenai pemasukan dan pengeluaran kelompok. Dalam pembukuan diberikan pembinaan mengenai manajemen keuangan kelompok karena hal tersebut sangat sensitif maka manajeman yang baik menentukan kelancaran dari kegiatan-kegiatan kelompok. Dan pemberian teknik kewirausahaan sangat dibutuhkan. Berkaitan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota POKTAN atau pun POKYAN. Pelaksanaannya yaitu dengan mengelola produksi tiap anggota dalam lingkup kelompok agar keuntungan yang didapatkan pun lebih besar daripada tiap anggota mengelola produksinya sendiri.



C.  Prinsip Dalam Pengembangan Masyarakat



a.    Pelaksanaan Hukum Belajar

1.    Keinginan belajar dari orang dewasa sebagai objek kegiatan LSM PPNSI (Persatuan Petani Nelayan Seluruh Indonesia) sangat bervariasi. Tingkat keinginan dan ketertarikan petani atau nelayan untuk berpartisipasi hanya 20%. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan yang umumnya hanya tamat Sekolah Dasar (SD). Untuk menanggapi hal itu LSM PPNSI terus meluangkan waktu untuk mendatangi petani atau nelayan, selain itu petani atau nelayan tersebut diajak melihat dan belajar langsung ke petani atau nelayan yang sudah berhasil. Sehingga petani atau nelayan menjadi lebih tertarik untuk berubah atau menjalankan kegiatan yang diusulkan oleh LSM PPNSI.

2.      Menurut pengamatan LSM PPNSI mengenai tanggapan petani atau nelayan dalam pelaksanaan tugas ialah bervariasi. Karena setiap individu dalam kelompok tersebut berbeda. Sebagian dari mereka mudah untuk melaksanakan tugas yang berikan, sebagian lagi sulit. Tantangan masih cukup berat bagi LSM PPNSI dalam mengajak petani atau nelayan binaannya untuk melaksanakan apa yang telah diberikan.

3.      Metode belajar yang diterapkan LSM PPNSI kepada petani atau nelayan cenderung bersifat langsung sehingga menghasilkan ingatan yang permanen atau setidaknya lebih lama. Contohnya dengan melakukan studi banding dan pelatihan pembuatan pupuk kompos secara langsung. Hal-hal seperti itu selain meningkatkan keinginan belajar dari petani atau nelayan juga membuat pemahaman mereka mengenai langkah mencapai tujuan menjadi lebih mudah.
4.      Minat akan mempengaruhi keuletan anggota POKTAN atau POKYAN dalam menanggapi pengetahuan-pengetahuan yang diberikan oleh LSM PPNSI. Dalam menciptakan minat yang baik, intensitas waktu untuk LSM PPNSI dan POKTAN atau POKYAN bertemu sebaiknya lebih besar. Dapat dilihat dari segi lamanya atau seringnya. Umumnya dalam 1 bulan diadakan pertemuan antara LSM PPNSI dengan POKTAN atau POKYAN minimal satu kali. Dari hal-hal tersebut akan terwujud tujuan dari POKTAN atau POKYAN serta pemberian pengetahuan baru oleh LSM PPNSI menjadi lebih mudah.

5.      Objek kegiatan LSM PPNSI yang bervariasi membuat langkah LSM PPNSI berat. Variasi pendidikan membuat petani atau nelayan binaan sulit untuk menerima ide baru. Selain itu, usia dari anggota POKTAN atau POKYAN binaan membuat proses belajar dan berubah menjadi lambat. Karena ide yang diberikan PPNSI tidak direalisasikan meski pun sudah dianggap baik oleh mereka.

6.      Dalam kegiatan studi banding, petani atau nelayan diperlihatkan mengenai keberhasilan dan kegagalan. Hal-hal tersebut dapat membantu menyadarkan mereka mengenai tujuannya. Selain itu, pengetahuan-pengetahuan yang diberikan pun menjadi mudah untuk diterima dan direalisasikan. Karena petani atau nelayan telah memiliki gambaran yang nyata mengenai keberhasilan yang ditunjukkan oleh teman-teman se-profesinya atau pun kegagalan yang mungkin sudah mereka rasakan terlebih dahulu.

b.    Penetapan Tujuan

Tujuan khusus dari LSM PPNSI ialah membuat petani atau nelayan menjadi subjek pembangunan. Perubahan ke arah lebih baik harus datang dari petani atau nelayan itu sendiri bukan dari pemerintah atau pihak swasta. Keinginan meningkatkan kesejahteraan hidup harus datang dari mereka sehingga dalam pelaksanaannya pun akan lebih mudah.

Tipe tujuan khusus ini ialah ranah kognitif dan ranah afektif. Karena LSM PPNSI mengharapkan terjadi peningkatan pemahaman dan pengetahuan dari petani atau nelayan binaan sehingga mudah dalam penerapan ide baru. Selain itu, perubahan dari sikap, emosi, dan nilai perilaku petani atau nelayan menjadi tolak ukur keberhasilan program LSM PPNSI.

Dalam menentukan tujuan khusus untuk kegiatan atau program, persiapan LSM PPNSI melakukan pendataan potensi desa agar pelaksanaan program tepat sasaran.



c.    Pengembangan Sikap, Idealisme, dan Minat

1.      Pengembangan sikap positif dari LSM PPNSI menunjang keberhasilan pelaksanaan program. Objek akan menilai baik atau buruknya kualitas program dan manfaatnya bagi mereka melalui penyampaian, materi, dan metode pengajaran yang digunakan. Dalam penyampaian materi, LSM PPNSI memiliki ‘panggung’ yang tepat untuk memperlihatkan kepada petani atau nelayan mengenai tujuan LSM PPNSI dalam membantu mereka. Selain itu, hal ini dapat menarik perhatian petani untuk lebih antusias dalam melaksanakan program yang diberikan LSM PPNSI.

Setelah itu, seleksi materi yang dilakukan oleh LSM PPNSI harus dapat membantu petani atau nelayan dalam mencapai tujuannya yaitu kesejahteraan hidup yang dalam hal ini berkaitan dengan kelompoknya. Contoh materi yang diberikan ialah mengenai manajemen kelompok, kepemimpinan, pembukuan, dan kewirausahaan. Apabila keempat materi telah berkembang, maka akan dilakukan penambahan materi. Umumnya berupa aplikasi teknologi tepat guna.

2.      Idealisme yang diterima sasaran diperoleh dari diskusi, pengamatan, dan bimbingan. Standar kesempurnaan dari setiap kelompok itu sendiri berbeda-beda terhadap program atau ide yang diberikan oleh LSM PPNSI.

3.      Pendekatan dan metode pengajaran aktif dilakukan untuk meningkatkan minat sasaran yaitu petani atau nelayan binaan. Dari hal tersebut, akan ada reaksi dari sasaran yang dapat bersifat positif atau negatif mengenai minat. Tetapi secara keseluruhan dari hal-hal yang telah dilakukan oleh LSM PPNSI dalam meningkatkan minat sasarannya mendapat reaksi positif di mana petani atau nelayan menunjukkan antusias, perasaan senang, akrab, gembira, dan lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya.



d.   Mengajar Pengetahuan

Dalam hal mengajar pengetahuan, LSM PPNSI masih membimbing petani atau nelayan binaannya. Mereka belum dapat menerapkan metode belajar mandiri kepada petani atau nelayan binaannya. Tetapi inisiatif petani atau nelayan untuk menggali pengetahuan dari teman se-profesinya yang sudah berhasil dapat dikategorikan sebagai kemandirian dalam belajar. Sampai saat ini, LSM PPNSI masih menerapkan metode belajar dengan bimbingan di mana segala pengetahuan diberikan oleh pengajar. Jadi, pengetahuan yang diberikan bersifat permanen karena dilakukan secara langsung oleh objek.



BAB IV. KESIMPULAN




Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan turun lapang ini ialah mengenai persamaan tujuan dari pendidik (LSM PPNSI) dengan sasaran (petani atau nelayan binaan). Pendidik mengharapkan adanya respon positif berupa perubahan ke arah yang lebih baik dari sasaran. Sasaran memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Sehingga interaksi antara pendidik dan sasaran dapat menyelaraskan tujuan mereka. Tidak dipungkiri hal-hal tersebut memiliki perbedaan dalam segi prinsip. Karena prinsip pendidikan orang dewasa dengan prinsip pendidikan anak-anak atau remaja sangatlah berbeda. Identifikasi prinsip pendidikan orang dewasa lebih mengarah kepada peningkatan kesejahteraan hidup dan bagaimana sikap yang baik dalam menghadapi orang-orang dewasa.



DAFTAR PUSTAKA




Knowles, M. 1984. The Adult Learner: A Neglected Species (3rd Ed.). Houston.     TX. Gulf Publishing.

Lippit, Gordon. 1994. The Consulting Process in Action. Washington. USA.

Pine, Gerald J., Horne, Peter J. 1969. Principles and Conditions for Learning in Adult
Education. Bayern. Germany.

Suprijanto, H. 2007. Pendidikan Orang Dewasa; Dari Teori Hingga Aplikasi.        Bumi Aksara. Jakarta.

Tim Pengembangan Masyarakat. 2015. Prinsip-Prinsip Pengajaran Orang Dewasa.
Jurusan Agribisnis Universitas Lampung. Bandar Lampung.






LAMPIRAN

      Foto 1. Tampak depan kantor kelurahan Tanjung Senang
      Foto 2. Kegiatan wawancara
 Foto 3. Foto bersama narasumber dan petugas kelurahan Tanjung Senang

Post a Comment

[blogger][disqus][facebook][spotim]

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

triono. Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget