BEBERAPA TEKNIK DASAR ISOLASI JAMUR PATOGEN TUMBUHAN

BEBERAPA TEKNIK DASAR ISOLASI JAMUR PATOGEN TUMBUHAN
 (Laporan Praktikum Patogen Tumbuhan)






Oleh Kelompok VI:
Triono
1214121220












JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014



I.     PENDAHULUAN




1.1    Latar Belakang

Sebelum melakukan pengamatan terhadap patogen baik berupa bakteri maupun jamur di laboratorium, terlebih dahulu kita harus menumbuhkan atau membiakan patogen tersebut dengan beberapa cara teknik Isolasi.
Isolasi patogen adalah proses mengambil patogen dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Patogen dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi (Soetarto, 2010).
Dalam praktikum “Patogen Tumbuhan” ini akan dilakukan isolasi terhadap beberapa patogen tanaman dengan berbagai teknik isolasi kita akan coba mengetahui teknik mana yang paling tepat dan paling baik untuk pertumbuhan patogen atau mikroorganisme yaitu isolasi dari jaringan tanaman yang sakit, isolasi dari benih dan isolasi dari udara. Maka dari itu penting dilakukan praktikum ini.


1.2    Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum beberapa teknik dasar isolasi jamur patogen tumbuhan ini adalah untuk mengetahui teknik dasar isolasi jamur patogen.



II.       METODOLOGI PRAKTIKUM




2.1    Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah untuk bahan antara lain media PDA , Alkohol, klorok, aquades, kertas label dan plastik wrap, jaringan tanaman yang sakit, benih yang sakit, dan lokasi pohon-pohon yang akan digunakan untuk isolasi udara.
Untuk alat- alat yang digunakan antara lain cutter, bunsen, laminar air flow, cawan petri, microskop, kaca preparat dan penutupnya, jarum .


2.2    Prosedur Kerja.

Adapun prosedur kerja dari praktikum beberapa teknik isolasi patogen tumbuhan:
A.      Isolasi dari jaringan tanaman yang sakit ( menggunakan buah cabai)
1.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2.      Dibersihkan bagian tanaman yang sakit yang akan digunakan, dibersihkan dari kotoran.
3.      Dibagian yang sakit kemudian dipotong-potong pada batas antara yang sakit dengan yang sehat, kemudian dilakukan disenfektan permukaan dengan mencelupkan ke dalam larutan klorok selama 1-2 menit.
4.      Dibilas atau dicuci dengan air aquades potongan-potongan bagian tanaman yang sakit tersebut sehingga bersih dari larutan klorok.
5.      Secara aseptis potongan- potongan bagian tanaman yang sakit dipindahkan di cawan petri berisi media agar kemudian dilapisin dengan plastik wrap dan diberi label
6.       Diinkubasikan dan diamati di hari ke 3 dan 5.


7.      Diidentifikasi hasil biakan murni atau jamur yang tumbuh tersebut dibawah microskop.
B.       Isolasi dari benih ( benih cabai )
1.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2.      Dibersihkan benih yang akan digunakan, dibersihkan dari kotoran.
3.      Benih kemudian dilakukan disenfektan permukaan dengan mencelupkan ke dalam larutan klorok selama 1-2 menit.
4.      Dibilas atau dicuci dengan air aquades sehingga bersih dari larutan klorok.
5.      Secara aseptis benih dipindahkan di cawan petri berisi media agar kemudian dilapisin dengan plastik wrap dan diberi label
6.      Diinkubasikan dan diamati di hari ke 3 dan 5.
7.      Diidentifikasi hasil biakan murni atau jamur yang tumbuh tersebut dibawah microskop.

C.       Isolasi Dari Udara ( Kopi, Kakau, Alpukat, Pisang)
1.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2.      Media agar /PDA diletakan dengan keadaan terbuka (cawan petri) dibawah pohon.
3.      Didiamkan selama 15 menit dibawah pohon yang akan kita ambil seperti dibawah pohon kopi, kakau, alpukat atau pisang
4.      Setelah 15 menit maka tutup kembali cawan, media tersebut.
5.      Diberi label kemudian diinkubasi dan diamati dihari ke 3 dan ke 5.
6.      Kemudian jamur yang tumbuh pada media diidentifikasi dibawah microskop.


III.        HASIL DAN PEMBAHASAN




3.1    Hasil Praktikum

Adapun hasil dari praktikum beberapa teknik dasar isolasi jamur patogen tumbuhan antara lain sebagai berikut:

Tabel.1

NO
GAMBAR
KETERANGAN
1
U1

Isolasi dilakukan pada benih cabai sebagai ulangan 1.
Pada pengamatan hari ke-3  miselium jamur berwarna putih.  Sedangkan pada pengamatan hari ke-6 warna miselium menjadi orange kecoklatan.
Terjadi kontaminan .



U2

Isolasi dilakukan pada benih cabai sebagai ulangan 2. 
Pada pengamatan hari ke-3 dan 6 miselium jamur berwarna orange. 
Tidak terjadi kontaminan.

2
U1
Isolasi dilakukan pada jaringan tanaman sakit sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari-3 dan ke- 6 miselium jamur berwarna putih dan sedikit warna orange kehitaman.
Terjadi kontaminan





U2
Isolasi dilakukan pada jaringan tanaman sakit sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3 miselium jamur berwarna putih.  Sedangkan pada hari ke-6 miselium jamur berwarna putih dan orange pada bagian tengah.
3
U1

Isolasi dilakukan melalui udara sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari-3 miselium jamur berwarna hijau tua, putih dan cokelat  Sedangkan pada hari ke-6 miselium jamur dari warna hijau kehitaman.

U2

Isolasi dilakukan melalui udara sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3 miselium jamur berwarna hijau.  Sedangkan pada hari ke-6 miselium jamur dari warna hijau menjadi orange kehijauan.
4
U1
Isolasi dilakukan pada benih cabai sebagai ulangan 1.
Pada pengamatan hari ke-3 miselium jamur berwarna putih.  Sedangkan pada pengamatan hari ke-6 warna miselium menjadi hijau dan orange kehijauan. 

U2
Isolasi dilakukan pada benih cabai sebagai ulangan 2.
Pada pengamatan hari ke-3 miselium jamur berwarna orange.  Sedangkan pada pengamatan hari ke-6 warna miselium menjadi orange kehijauan. 
5
U1
Isolasi dilakukan pada jaringan tanaman sakit sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari-3  miselium jamur berwarna putih dan sedikit warna orange.  Sedangkan pada hari ke 6 miselium jamur berwarna putih, orange dan hijau

U2
Isolasi dilakukan pada jaringan tanaman sakit sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3  miselium jamur berwarna putih.  Sedangkan pada hari ke 6 miselium jamur berwarna putih, orange dan hijau
6
U1
Isolasi dilakukan melalui udara sebagai ulangan 1.Pengamatan hari-3  miselium jamur berwarna hitam, kuning, orange, merah muda dan hijau.  Sedangkan pada hari ke-6 miselium jamur berwarna .kuning kehitaman


U2


Isolasi dilakukan melalui udara sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3  miselium jamur berwarna hitam, kuning, orange, merah muda dan hijau.  Sedangkan pada hari ke-6 miselium jamur berwarna .orange kehitaman
7
U1


Isolasi dilakukan pada benih cabai sebagai ulangan 1.
Pada pengamatan hari ke-3 dan ke-6 miselium jamur berwarna hijau kehitaman. 
Terjadi kontaminan


U2


Isolasi dilakukan pada benih cabai sebagai ulangan 2.
Pada pengamatan hari ke-3 miselium jamur berwarna hijau.  Sedangkan pada pengamatan hari ke-6  warna miselium hijau dengan sedikit warna orange.

8
U1



Isolasi dilakukan pada jaringan tanaman sakit sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari-3 dan ke- 6 miselium jamur berwarna putih kehijauan.



U2

Isolasi dilakukan pada jaringan tanaman sakit sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3 dan ke- 6 miselium jamur berwarna hijau.

9
U1


Isolasi dilakukan melalui udara sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari-3  miselium jamur berwarna orange dan hijau.  Sedangkan pada hari ke-6  warna miselium jamur bervariasi seperti warna orange, hijau,dan  hitam

U2

Isolasi dilakukan melalui udara sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3  miselium jamur berwarna orange dan hijau.  Sedangkan pada hari ke-6  warna miselium jamur orange kehitaman
10
U1

Isolasi dilakukan melalui udara sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari-3  miselium jamur berwarna orange, dan hijau.  Sedangkan pada hari ke-6  warna miselium jamur bervariasi seperti warna orange, hijau,dan  hitam

U2

Isolasi dilakukan melalui udara sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3  miselium jamur berwarna putih, orange dan hijau.  Sedangkan pada hari ke-6  warna miselium jamur orange kehitaman


Tabel 2


No.
Foto
Keterangan
1.
Kelompok 1
Colletotrichum capsici
Konidia : berbentuk seperti bulan sabit
Hifa : berwarna putih
2.
Kelompok 2
Colletotrichum capsici
Konidia : berbentuk bulan sabit
Hifa : berwarna putih
3.
Kelompok 3
Aspegillus sp.
Konidia : berbentuk bulat
Hifa : berwarna abu-abu
4.
Kelompok 4
Colletotrichum capsici
Konidia : berbentuk bulan sabit
Hifa : berwarna putih
5.
Kelompok 5
Colletotrichum capsici
Konidia : berbentuk bulan sabit
Hifa : berwarna putih
6.
Kelompok 6
Aspegillus sp.
Foto1159
Konidia : berbentuk bulat
Hifa : berwarna abu-abu
7.
Kelompok 7
Colletotrichum capsici
Konidia : berbentuk bulan sabit
Hifa : berwarna putih
8.
Kelompok 8
Aspegillus sp.
Konidia : berbentuk bulat
Hifa : berwarna abu-abu
9.
Kelompok 9
Fusarium oxysporum f.sp cubense
Konidia : berbentuk seperti bulan sabit
Hifa : berwarna krem atau kuning pucat
10.
Kelompok 10
Fusarium oxysporum f.sp cubense
Konidia : berbentuk seperti bulan sabit
Hifa : berwarna krem atau kuning pucat

3.2    Pembahasan

Colletotrichum capsici
Klasifikasi
Kingdom         : Fungi
Filum               : Ascomycota
Kelas               : Sodariomycetes
Ordo                : Phyllachorales
Famili              : Phyllachoraceae
Genus              : Colletotrichum
Spesies            : C. capsici

Patogen timbul dari semenjak pembibitan dan bertahan pada tanaman inang yang lain, seperti tomat, kentang, terong, mentimun ataupun gulma disekitar pertanaman. Patogen akan bertambah jumlahnya apabila dilakukan penanaman secara terus menerus tanpa berganti jenis tanaman. Penyakit muncul dari spora yang dihasilkan pada buah atau daun tanaman yang sakit. Guyuran airmenjadi faktor pendorong penyebaran spora jamur pada partikel tanah. Suhu optimum agar terjadi infeksi pada buah yaitu 20-24°C dengan kondisi kelembaban permukaan buah yang cukup. Semakin lama periode kelembaban permukaan buah, maka semakin besar keparahan penyakit antraknosa. Buah yang berada dekat dengan permukaan tanah adalah yang paling mungkin terkena infeksi melalui kontak tanah akibat guyuran hujan atau secara langsung.
Adapun cara mengendalikan penyakit patek pada tanaman cabai bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Gunakan bibit cabai yang sehat, jika melakukan pembibitan cabai dari tanaman sendiri jangan menggunakan dari tanaman cabai yang terserang patek.  
2.      Gunakan varietas cabai yang tahan terhadap penyakit patek, cabai kriting lebih tahan terhadap penyakit patek. 
3.      Penanaman sebaiknya dilakukan bukan dari bekas tanaman cabai, terong, tomat atau tanaman yang sefamily Solanaceae.
4.      Gunakan pupuk dasar atau pemupukan dengan pupuk yang memiliki unsur N (nitrogen) rendah, pemberian unsur N yang berlebihan menjadikan tanaman cabai menjadi rentan (mudah terserang) penyakit patek. 
5.      Perbanyak unsur Kalium dan Calsium untuk membantu pengerasan kulit buah cabai.
6.      Gunakan jarak tanam yang ideal sesuai kebutuhan tanaman, usahakan jangan terlalu rapat agar tidak terlalu lembab dan dapat mengurangi penyebaran penyakit.
7.      Lakukan perempelan agar tanaman tidak terlalu rimbun, untuk menghindari peningkatan kelembaban udara disekitar tanaman.
8.      Gunakan mulsa plastik agar terhindar dari penyebaran spora jamur melalui percikan air hujan atau penyiraman.
9.      Gunakan peralatan yang berbeda untuk menghindari penularan melalui alat pertanian yang kita gunakan.
10.  Lakukan pencegahan dengan menggunakan penyemprotan fungisida kontak berbahan aktif mankozeb atau tembaga hidroksida jika serangan penyakit telah berada diambang batas.
11.  Jika langkah diatas telah dilakukan namun masih terjadi serangan patek maka lakukan eradikasi dengan segera membuang tanaman yang sakit atau membakarnya.
12.  Jika serangan tidak dapat dikendalikan lakukan penyelamatan cabai yang belum terserang sesegera mungkin.
13.  Tindakan yang perlu dilakukan adalah menyemprot dengan fungisida kontak (Dithane, Nordox, Kocide, Antracol, Dakonil, Frevicur-N, atau yang lain) bersamaan dengan sistemik (Derosal, Bion M, Amistartop, atau yang lain).

Agen hayati yang sering digunakan untuk mengendalikan antraknosa adalah Actinoplanes, Alcaligenes, Agrobacterium Amorphospongarium, athrobacter dll. Agen hayati ini bisa didapatkan di Balai Perlindungan Tanaman, Kementerian Pertanian. Namun perlu diperhatikan, apabila kita menggunakan agen hayati sebaiknya kita tidak menggunakan pestisida kimia, karena akan menyebabkan kematian pada agen hayati tersebut.
Fusarium sp

Klasifikasi
Kingdom         : Fungi
Filum               : Deuteromycota
Kelas               : Deuteromycetes
Ordo                : Moniliales
Family             : Tuberculariaceae
Genus              : Fusarium
Spesies            : Fusarium Sp
Patogen penyebab layu Fusarium, dapat menginfeksi tanaman melalui biji yang terkontaminasi atau pencangkokan tanaman yang terinfeksi. Sekali menginfeksi, jamur ini akan bertahan selama bertahun-tahun pada tanah. Jamur penyebab Layu Verticillium juga termasuk patogen tular tanah dan dapat menyerang berbagai tanamn budidaya, seperti kentang, terong, strawbery, Rasberry hitam, dan beberapa macam gulma. Kedua jamur ini dapat menginfasi tanaman melewati sistem serabut akar dan mengganggu proses pengambilan air dan mineral pada tanaman.
Perkembangan infeksi dan penyakit layu Fusarium, didukung oleh suhu tanah yang hangat (800 F) dan kelembapan tanah yang rendah, sedangkan Penyakit layu Verticillium terbentuk pada kondisi tanah yang relatif dingin ( 55-750F)..
Penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum dan layu Verticillium yang disebabkan oleh jamurVerticillium spp., termasuk dalam kelompok penyakit tular tanah, yang dapat bertahan dalam waktu yang lama. Kedua patogen ini,umumnya menyebabkan kerusakan pada tanaman pada bagian akar atau pangkal batangnya dan menyebabkan gejala yang dapat juga tampak pada bagian tanaman atas tanah. Penyakit tular tanah umumnya, sulit dikendalikan karena memiliki kisaran inang yang luas, dapat bertahan dalam tanah dalam waktu yang lama, dan gejala dini sulit diidentifikasi, sehingga penyakit baru dapat diketahui ketika serangan sudah lanjut dan menyebabkan gejala pada bagian atas tanah.
Tanaman yang sehat dapat terinfeksi oleh kedua patogen ini, jika di dalam tanah tempat tanaman tumbuh terkontaminasi oleh jamur ini. Jamur ini dapat menyebar pada tanaman lain dengan menginfeksi akar tanaman menggunakan tabung kecambah, atau miselium. Akartanaman dapat terinfeksi langsung melalui jaringan akar, atau melalui akar lateral. Setelah memasuki akar tanaman, miselium akan berkembang hingga mencapai jaringan korteks akar. Pada saat miselium jamur mencapai xylem, maka miselium ini akan berkembang hingga menginfeksi pembuluh xylem. Miselium yang telah menginfeksi pembuluh xylem, akan terbawa ke bagian lain tanaman, dan mengganggu peredaran nutrisi dan air pada tanaman.
Pengendalian penyakit ini umumnya menggunakan varietas tahan, tetapi apabila sifat ketahanan ini patah, akan menyebabkan tanaman menjadi rentan. Pengenalian penyakit tular tanah yang efektif, dapat menggunkanan agens hayati seperti jamur antagonis Trichodermasp., dan menambah keaneka ragaman mikroorganisme tanah, dengan cara menambah bahan organik tanah, dan menginduksi agens hayati pada tanah. Tetapi cara ini memiliki kelemahan, yaitu pengendalian berjalan dalam waktu yang lama, dan hasilnya baru terihat dalam waktu lama. pengendalian penyakit ini juga dapat menggunakan modifikasi lingkungan, yaitu memodifikasi lingkungan agar tidak sesuai dengan pertumbuhan jamur tular tanah, seperti pemasangan mulsa. Rotasi tanaman dalam waktu lama (4-6 tahun) dapat menurunkan tingkat inokulum jamur di dalam tanah, tetapi hal ini tidak dapat mengendalikan penyakit ini secara lengkap. Cara pengendalian penyakit layu Fusarium dan verticillium yang sering digunakan adalah penggunakan varietas tahan. Beberapa varietas tomat yang tahan jamur Fusarium ras 1, dan jamur Verticillium adalah: Early Cascade (VF); Celebrity (VFN); Avalanche (F); Jet star(VF); Show me (VF); Burpee;s (VF); dan Beefmaster (VFN). Informasi keahaan tanaman dapat dilihat pada katalog benih

Aspergillus sp

Klasifikasi Ilmiah
Filum              : Ascomycota
Kelas              : Eurotiomycetes
Ordo               : Eurotiales
Family            : Trichocomaceae
Genus             : Aspergillus
Spesies           : Aspergillus sp.

Aspergillus sp., seperti Penicillium sp., berasal dari ordo yang sama yaitu Hypomycetes. Aspergillus sp.membentuk badan spora yang disebut konidium dengan tangkainya konidiofor. Aspergillus sp.memiliki ciri khas yaitu memiliki sterigma primer dan sterigma sekunder karena phialidesnya bercabang 2 kali. Salah satu contoh jamur ini adalah Aspergillus orizae yang digunakan untuk pembuatan tempe dan Aspergillus flavus yang memproduksi aflatoxin, zat karsinogenik terkuat yang pernah ditemukan (Robinson, 2001).

Koloni Aspergillus biasanya cepat tumbuh, putih, kuning, kuning-coklat, coklat sampai hitam atau nuansa hijau, dan mereka sebagian besar terdiri dari padat dirasakan dari konidiofor tegak. Konidiofor berhenti dalam sebuah vesikel ditutupi dengan baik satu lapisan palisade-seperti phialides (uniseriate) atau lapisan sel subtending (metulae) yang menanggung whorls kecil phialides (struktur biseriate disebut). Vesikel, phialides, metulae (jika ada) dan konidia membentuk kepala konidia. Konidia yang bersel satu, halus atau kasar-berdinding, hialin atau berpigmen dan basocatenate, membentuk rantai kemarau panjang yang mungkin divergen (memancarkan) atau dikumpulkan dalam kolom kompak (Robinson, 2001).



IV.   KESIMPULAN




Dari hasil pengamatan yang dilakukan kita dapat kesimpulan sebagai berikut:
1.    Isolasi dapat dilakukan dari jaringan yang sakit, benih dan udara.
2.    Dari praktikum isolasi dari udara di dapatkan bukan jamur patogen yaitu jamur Aspergillus sp.
3.    Kelemahan dari isolasi melalui udara yaitu tidak dapat dilakukan secara kuantitatif karna hasilnya dipengaruhi oleh kecepartan angin dan ukuran spora.
4.    Kelebihan dari isolasi melalui udara yaitu lebih sederhana dan tidak memerlukan alat yang mahal.
5.    Dari beberapa teknik isolasi yang dilakukan yang paling bagus yaitu isolasi dari jaringan tanaman yang sakit.






















V.   DAFTAR PUSTAKA




Abu N.Fusarium.http://agrogreenland.blogspot.com/2013/05/fusarium.html. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014 pukul 19.00 WIB.

Bagus.2008. Layu Fusarium dan layu Verticiliumpada Tomat (Fusarium oxysporum f. sp. lycopersici, Verticillium spp.http://jhiagoek.blogspot.com

/2008/12/layu-fusarium-dan-layu-verticiliumpada.html. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014 pukul 19.00 WIB.
Nur Umrotul Mufidah.2013.Penyakit Antraknosa-Pada Tanaman Cabai.http://skpkarimun.or.id/index.php / 2013-05-03-03-03-30/146-penyakit-antraknosa-pada-tanaman-cabai. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014 pukul 19.00 WIB.
Robinson, Richard. 2001. Biology Macmillan Science Library. Macmillan Reference. USA.
Savetri.2011.Kuman.https://savitrirachmawati.wordpress.com/author/savitrirachmawati/. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014 pukul 19.00 WIB.
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rdEdition. John Wiley and Sons. Sussex, England.


.









LAMPIRAN


Post a Comment

[blogger][disqus][facebook][spotim]

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

triono. Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget