Laporan BHT Menghitung Serangan Hama

MENGHITUNG SERANGAN HAMA
(Laporan Pratikum Bioekologi Hama Tumbuhan)







Oleh:
Kelompok 9
Santia Putri                             1214121201
Sidarlin                                    1214121205
Yongky Lavia Foda                1214121234
Yuana Ariyanti                       1214121236
Yuni Dzulhia                           1214121237

  






JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013

I.                   PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Hama tanaman merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi pertanian. Hama dapat menyerang berbagai komoditas, baik itu komoditas pangan, hortikultura maupun perkebunan. Keberadaan hama di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitarnya seperti cuaca, faktor geografis, serta tindakan manusia, dominasi intensitas dan luas serangannya berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain.

Salah satu faktor yang menentukan pentingnya suatu hama adalah potensi atau kemampuan hama tersebut merusak tanaman. Salah satu cara meusak ialah dengan mengambil paka baik dalam bentuk padat maupun cair menggunakan alat mulutnya. Tanda dan gejala serangan ini sangat penting dalam pekerjaan monitoring hama, karena tanda serangan setiap jenis hama khas atau spesifik sehingga keadaan suatu hama pada suatu saat dapat diketahui dengan pasti dan benar. Kerusakan yang diamati pada praktikum ini berupa kerusakan absolute dan relatif.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk menilai kerusakan absolut dan relatif atas serangan hama pada tanaman dengan suatu skor tertentu.


II.                TINJAUAN PUSTAKA



Hama merupakan tiap hewan yang mengganggu atau merusak tanaman dan menyebabkan kerugian secara ekonomis. Kebanyakan hama yang menyebabkan kerusakan pada tanaman adalah dari kelompok serangga. Keberadaan hama tersebut sangat dirisaukan, karena kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan hama bisa menyebabkan kualitas dan kuantitas panen pada suatu pertanaman mengalami penurunan. Hal tersebut tentu juga akan mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Hama yang merugikan secara ekonomi, biasanya merupakan hama yang menyerang pada bagian tanaman yang kita konsumsi, atau biasa kita sebut dengan hama langsung (Endah, 2005).

Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua rangsangan. Yang menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari (Mugnisjah dan Setiawan, 1995).

Penentuan daerah sebaran suatu OPT dapat dilakukan pada tingkat kabupaten/Kodya berdasarkan data hasil pengamatan di tingkat kecamatan berupa data luas terkena serangan (LTS) yang menyatakan seluruh serangan dengan intensitas ringan hingga puso dan luasan tanaman puso dengan intensitas puso saja, dan frekuensi serangan pada setiap masa panen (MP) setiap tahun biasanya digunakan data lima sampai enam tahun secara berurutan. Pemetaan hanya dilakukan pada tiap kecamatan, karena data diperoleh dari petugas pengamat hama (PHP) di setiap kecamatan (Dirjen Bina Produksi Tanaman,  2002).

Peramalan hama bertujuan untuk memberikan informasi tentang populasi, intensitas serangan, luas serangan, penyebaran OPT pada ruang dan waktu yang akan datang. Informasi tersebut sebagai dasar untuk menyusun perencanaan, saran tindak pengelolaan atau penanggulangan OPT sesuai dengan prinsip, strategi dan teknik PHT. Dengan demikian diharapkan dapat memperkecil resiko berusaha tani, populasi/serangan OPT dapat ditekan, tingkat produktivitas tanaman pada taraf tinggi, menguntungkan dan aman terhadap lingkungan. Analisis daerah serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dilakukan berdasarkan data sekunder atau historis luas tambah serangan (LTS) selama kurun waktu tiga tahun, untuk analisis indeks serangan, ratio luas serangan, dan periode kritis serangan OPT dilakukan dengan menganalisis data luas keadaan serangan selama kurun waktu satu tahun atau tiga musim tanam padi secara berturut – turut (Bappenas, 1991).





III.             HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengamatan

▪ Pengamatan daun kopi (15 sampel)
Skala
Jumlah
K
KpP
0
2
86,67%
23,33%
1
12

2
1

3
-

4
-


▪ Pengamatan daun alpukat (12 sampel)
Skala
Jumlah
K
KpP
0
1
92%
50%
1
2

2
5

3
4

4
-






▪ Pengamatan daun Asystacia gangetica (11 sampel)
Skala
Jumlah
K
KpP
0
-
100%
36,36%
1
6

2
5

3
-

4
-



3.2 Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada daun kopi diperoleh keterjadian 86,67% dan tingkat keparahan sebesar 23,33%. Pada daun alpukat diperoleh keterjadian 92% dan tingkat keparahan 50%. Pada daun Asystacia gangetica diperoleh tingkat keterjadian atau kerusakan absolut sebesar 100% dan tingkat keparahan sebesar 36,36%. Tingkat kerusakan absolut tertinggi terjadi pada pengamatan daun Asystacia gangetica dan kerusakan relatif tertinggi terjadi pada daun alpukat.

Tingkat keparahan pada daun kopi sebesar 23,35%, dikategorikan pada criteria sedang. Tingkat keparahan pada daun alpukat sebesar 50%, dikategorikan sebagai criteria berat dan pada tingkat keparahan pada daun Asystacia gangetica sebesar 36,36%, dikategorikan pada kriteria sedang. Tingkat keterjadian pada daun kopi sebesar 86,67%, artinya sekitar 13 dari 15 tanaman terserang hama. Tingkat keterjadian pada daun alpukat sebesar 92%, artinya sekitar 11 dari 12 tanaman terkena hama. Tingkat keterjadian pada daun Asystacia gangetica sebesar 100%, artinya telah terjadi/semua tanaman terkena hama sebanyak 11 daun sampel.

Kerusakan absolute/keterjadian adalah kerusakan pada bagian-bagian tanaman yang berakibat fatal sehingga akan sulit terjadi pemulihan pada bagian tersebut. Sedangkan kerusakan relative/keparahan adalah kerusakan pada bagian tanaman/daun yang besar kemungkinan adanya pemulihan bagi tanaman dengan tumbuhnya daun yang baru.

Fungsi perhitungan intensitas kerusakan adalah untuk mengetahui tingkat serangan/kerusakan tanaman akibat OPT.



IV.             KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini sebagai berikut :
1. Tingkat keterjadian/kerusakan absolut tertinggi terdapat pada daun Asystacia
    gangetica sebesar 100%.
2. Tingkat keparahan/kerusakan relatif tertinggi terdapat pada daun alpukat sebesar  
    50%.
3. Kerusakan relatif daun kopi dan Asystacia gangetica termasuk kategori kerusakan
    sedang. Sedangkan daun alpukat dikategorikan sebagai kerusakan berat.

  

DAFTAR PUSTAKA


Bappenas. 1991. Petunjuk lapang latihan PHT palawija. Program Nasional Pelatihan
        dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu. Proyek Prasarana fisik
        bappenas. Jakarta.

Dirjen Bina Produksi Tanaman. 2002. Peta Daerah Endemis OPT Hortikultura      
        Buku 1. Pangan Balai Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan. Jakarta.

Dirjen Bina Produksi Tanaman. 2002. Pemetaan Daerah Endemis OPT penting     
       pada tanaman Pangan. Pangan Buku 1. Pangan Balai Peramalan Organisme
       Pengganggu Tumbuhan. Jakarta.

Endah, Joisi, Nopisan. 2005. Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman.          
        Agromedia Pustaka. Jakarta.

Mugnisjah,W.Q. dan Setiawan, A. 1995. Produksi Benih. Penerbit Bumi Aksara   
         Jakarta. Bekerjasama dengan Pusat antar Universitas-Ilmu Hayat. Institut  
         Pertanian Bogor.




PERHITUNGAN


Perhitungan hasil pengamatan pada daun kopi

K = n x 100% = 13 x 100% = 86,67%
       N                 15

KpP = Σ(n x z) x 100%
              N x z
         = (0x2)+(1x12)+(2x1)+(3x0)+(4x0) x 100%
                                 15 x 4
         = 0+12+2+0+0 x 100% = 23,33%
                     60



Perhitungan hasil pengamatan pada daun alpukat

K = n x 100% = 11 x 100% = 92%
       N                 12

KpP = Σ(n x z) x 100%
              N x z
         = (0x1)+(1x2)+(2x5)+(3x4)+(4x0) x 100%
                                 12 x 4
         = 0+2+10+12+0 x 100% = 50%
                     48



Perhitungan hasil pengamatan daun Asystacia gangetica

K = n x 100% = 11 x 100% = 100%
       N                 11

KpP = Σ(n x z) x 100%
              N x z
         = (0x0)+(1x6)+(2x5)+(3x0)+(4x0) x 100%
                                 11 x 4
         = 0+6+10+0+0 x 100% = 36,36%

                     44

Post a Comment

[blogger][disqus][facebook][spotim]

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

triono. Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget