Pengaruh Jumlah Populasi dan Jarak Tanam 2 Varietas Jagung Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zae mays) Varietas NK 212

PENGARUH JUMLAH POPULASI DAN JARAK TANAM 2 VARIETAS JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKASI TANAMAN JAGUNG (Zae mays) VARIETAS NK 212
(Laporan Akhir Praktikum Produksi Tanaman Pangan)








Oleh
Kelompok 1
Sunarti                         1214121209
Triono                          1214121220
Wiwik Agustina          1214121228
Wiwik Ferawati          1214121229










JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014


I.         PENDAHULUAN




1.1    Latar Belakang

Tanaman jagung ( Zea mays) merupakan tanaman pangan pokok nomor 2 setelah padi di Indonesia.  Kebutuhan pangan akan jagung semakin meningkat setiap tahunnya.  Jagung tidak hanya digunakan sebagai pangan tetapi juga sebagai pakan ternak.  Produksi tanaman jagung di Indonesia masih tergolong rendah dikarenakan semakin sedikitnya lahan pertanian, selain itu banyak petani yang beralih menanam tanaman pangan lain yang lebih menguntungkan dan mudah pemeliharaannya.  Tanaman jagung tidak hanya buahnya yang dapat dimanfaatkan tetapi daun dan batangnya pun dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.  Penyebab rendahnya produktivitas tanaman jagung selain dikarenakan sebab-sebab diatas, juga dikarenakan penerapan teknologi yang belum maksimal seperti penggunaan benih unggul dan bermutu, jarak tanam yang tidak sesuai dan karena adanya serangan hama serta kesuburan lahan yang dipakai untuk budidaya.

Dalam praktikum ini kami membedakan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung dengan jarak tanam yang berbeda dan  perbedaan jumlah benih yang ditanam pada setiap lubangnya. Pada kelompok 1 jarak tanam yang digunakan adalah 75x25 cm dengan 1 benih per lubang tanam, sedangakan pada kelompok 2 jarak tanam yang digunakan adalah 75x50 cm dengan 2 benih per lubang tanam.
Berdasarkan hipotesis yang kami buat bahwa tanaman jagung yang ditanam dengan jarak tanam 75x25 cm dengan 1 benih pe lubang tanam memiliki pertumbuhan yang lebih dan hasil produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman jagung yang ditanam dengan jarak tanam 75x50cm dengan 2 benih per lubang tanam. Hipotesis tersebut didasarkan pada kebutuhan hara tanaman, karena pada tanaman dengan jumlah 1 benih per lubang akan

mendapatkan hara lebih optimal dibandingkan pada  tanaman denagn 2 benih per lubang akan menyebabkan perebutan unsur hara untuk masing-masing tanaman tersebut sehingga pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan tanaman yang mendapatkan hara yang cukup.


1.2       Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah :
1.        Untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung 1 lubang per tanam dengan tanaman jagung 2 lubang per tanam dengan jarak tanam yang berbeda.
2.        Untuk mengetahui berapa jumlah populasi dan jarak tanam untuk menghasilkan produksi terbaik.





II.        TINJAUAN PUSTAKA




Klasifikasi tanaman jagung:
Kerajan            : Plantae
Divisio             : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledoneae
Ordo                : Poales
Familia            : Poaceae
Genus              : Zea
Spesies :          Zea mays L.

Jagung merupakan tanaman semusim. Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari.. Tinggi tanaman jagung  umumnya berketinggian 1 - 3 m. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.  Sebagai anggota monokotil, jagung berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 80 cm meskipun sebagian besar berada pada kisaran 20 cm. Tanaman yang sudah cukup dewasa memunculkan akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung dan beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung zat kayu (lignin). Daun jagung merupakan daun sempurna, memiliki pelepah, tangkai, dan helai daun. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat lidah-lidah (ligula) ( Wikipedia, 2014).

Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif yang memiliki puluhan sampai ratusan bunga betina. Beberapa kultivar unggul
dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai jagung
prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih

dini daripada bunga betinanya (protandri) ( Lia, 2010).

Jagung termasuk tanaman berumah satu dengan bunga betina terletak pada infloresen yang berbeda dengan bunga jantannya, tetapi masih berada dalam satu tanaman. Bunga jantan tersusun dalam bulir rapat, terletak pada ujung batang, dinamakan malai atau tassel. Bunga betinanya terletak pada ketiak daun dan berbentuk tongkol. Biasanya, bunga betina terletak pada buku keenam atau kedelapan dari atas dan terus pada setiap buku dibawahnya. Masa berbunga tanaman jagung terjadi pada umur 50 HSS (Hari Setelah Semai). Warna bulir jagung ditentukan oleh warna aleuron (lapisan luar) dan endosperma. Satu tongkol buah ini dapat terbentuk berbagai bulir dengan warna berbeda-beda, karena dalam setiap bulir diserbuki oleh serbuk sari yang berbeda-beda. Tanaman jagung bersifat protandri, yaitu bunga jantan tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut pada bunga betina. Bunga betina tanaman jagung meliputi, tangkai, tunas, tongkol, klobot, calon biji, calon janggel, penutup klobot, dan rambut. Pertumbuhan tanaman jagung bersifat apikal dominan, yaitu titik dominasi pertumbuhan ada pada pucuk batang, mengakibatkan tongkol paling atas berkembang lebih besar daripada tongkol di bawahnya sehingga terjadi kompetisi antartongkol ( Kurnianti, 2013).

Jagung merupakan salah satu contoh tanaman C4 yang berarti lebih banyak membutuhkansinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman C4 merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon sebanyak 4 buah dalam menambat carbon dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman jagung tiak perlu diadakan naungan karena salah satu tanaman C4. Sehingga jagung lebih cocok dalam suhu antara 20-300 C dan ketinggian antara 50-1800 m dari permukaan laut. Tanaman jagung juga termasuk tanaman monokotil yang berarti tidak memiliki kayu pada bagia batangnya dan termasuk dalam famili rumput-rumputan( Fadhullah, 2013)

Jumlah benih yang diperlukan untuk membudidayakan tanaman jagung tergantung jarak tanam, untuk jarak tanam 40 x 100 cm memerlukan 2-3 butir per lubang, jarak tanam 25 x 75 cm memerlukan 1-2 butir per lubang. Jika jagung ditanam di lahan sawah irigasi, sebaiknya benih benih ditanam di musim kemarau, jika ditanam di sawah tadah hujan, sebaiknya benih ditanam di akhir musim hujan dan bila di lahan kering sebaiknya benih ditanam pada awal musim hujan atau akhir musim hujan ( Rahayu, 2008 ).

Pertumbuhan tanaman jagung sangat respon terhadap sinar matahari . Intensitas sinar matahari sangat penting bagi tanaman terutama dalam masa pertumbuhan. Tanaman jagung mendapat sinar matahari langsung. Dengan demikian hasil yang diperoleh akan maksimal. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya terhambat atau merana. Produksi biji yang dihasilkan pun akan kurang baik, bahkan tidak dapat terbentuk buah ( Rukmana, 1997).

Populasi tanaman atau jarak tanam, merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman.  Peningkatan produksi jagung juga dapat dilakukan dengan cara perbaikan tingkat kerapatan tanam.  Untuk menigkatkkan hasil biji tanaman jagung salah satunya adalah   dapat dilakukan dengan penambahan tingkat kerap;atan tanaman persatuan luas.  Peningkatan tingkat kerapatan tanam perdatuan luas sampai suatu batas tertentu dapat menigkatkan hasil biji, akan tetapi penambahan jumlah tanam akan menurunkan hasil karena terjadi kompetisi hara, air, radiasi matahari dan ruang tumbuh sehingga akan mengurangi jumlah biji pertanaman ( Irfan, 1999).

Pengaturan jarak tanam erat kaitannya dengan produksi yang akan dicapai. Jarak tanam yang tidak teratur akan memungkinkan terjadi kompetisi terhadap cahaya matahari, unsur hara, air dan diantara individu tanaman, sehingga pengaturan jarak  tanam yang sesuai dapat mengurangi terjadinya kompetisi terhadap faktor-faktor  tumbuh tanaman ( Aribawa, Mastra dan Kariada.  2007ª) dan  pada prinsipnya pengaturan  jarak tanaman untuk memberikan tanaman tumbuh lebih baik tanpa mengalami banyak  persaingan.  Selanjutnya Gardner, Pearce,  dan Michell  (1991) menyatakan mengatur  jarak tanam bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kompetisi intra-spesies maupun  inter-species dan merupakan suatu tindakan manipulasi agar kanopi dan akar tanaman  dapat memanfaatkan lingkungan secara optimal ( Simamora, 2006).

Tajuk tanaman, perakaran serta kondisi tanah menentukan jarak antar tanaman.  Hal ini berkaitan dengan penyerapan sinar matahari dan penyerapan unsure hara oleh tanaman, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Tanaman dengan jarak yang lebih sempit mendapatkan sinar matahari dan unsure hara yang cukup karena perdaingan antar tanaman lebih kecil. Seperti yang didapat dalam penelitian oleh Barbie, et al (2000) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa jarak yang lebih sempit mempu meningkatkan produksi secara nyata. Namun hasil yang berbeda didapatkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Pedersen dan Lauer ( 2003) bahwa jarak yang lebih sempit menurunkan produksi hingga 11% dibandingkan dengan jarak yang lebih lebar (Nasution, 2009 ).






III.       METODOLOGI PRAKTIKUM




3.1       Waktu dan Tempat

Pelaksanan praktikum Pemuliaan Tanaman dilakukan pada tanggal 10 Maret 2014 di Lab. Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung



3.2       Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul ,koret, kayu penugal, meteran, jangka sorong, timbangan, ember, mesin penggiling singkong, saringan.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah jagung varietas NK212, pupuk urea 240 gr, SP-36 180 gr, KCL 150 gr, Fastac 2cc/L, dan singkong 5 kg.


3.3       Prosedur Praktikum

Prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.        Persiapan lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan cara :
a.         Mengukur luas lahan yang akan digunakan untuk praktikum yaitu dengan ukuran 3 X 4 m.
b.        Melakukan pengolahan lahan pertama dengan cara mencangkul lahan dan pembalikan tanah
c.         Satu minggu kemudian melakukan pengolahan lahan kedua dengan menggunakan cangkul agar tanah menjadi lebih gembur dan siap untuk ditanami.
d.        Mengukur jarak tanam dan jumlah lubang tanam dengan ukuran 75 x 25 cm.

Jumlah lubang tanam       =  
                                 =

                                                =
=  64 lubang tanam
2.    Penanaman

Penanaman benih jagung dilakukan dengan cara di tugal sedalam 3-5 cm dengan jarak tanam 25x75 cm . Setiap lubang ditanam 2 benih jagung lalu ditutup dengan tanah. Jagung ditanam dengan barisan tegak lurus dengan arah Utara- Selatan.

3.         Pemupukan

Pupuk yang diberikan yaitu 240 gr Urea, 180 gr SP-36 dan pupuk KCL 180 gr.  Pemupukan dilakukan sebanyak dua tahap yaitu:  Pemupukan pertama dilakukan dengan cara larikan dengan jumlah pupuk yang diberikan yaitu urea 120 gr, SP-36 180 gr dan KCl 180 gr. Dan pemupuk yang diberikan yaitu urea 120 gr, diberikan dengan cara larikan.

3.    Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.         Melakuan penjarangan setelah tanaman berumur 2 minggu dengan cara memotong salah satu tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dengan cara memotong pangkal batang tanaman tersebut menggunakan gunting.
b.        Penyiangan gulma dilakukan dengan cara mekanik menggunakan koret saat terlihat terdapat gulma di area tanaman.
c.         Pembumbunan dilakukan pada saat dilakukan penyiangan.
d.        Penyiraman dilakukan setiap hari menggunakan gembor kecuali pada saat hujan
e.         Penyemprotan dengan mengunakan fastak sebanyak 2cc/l sebanyak 1 kali pada saat siang hari menggunakan alat penyemprot.
4.         Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu hingga tanaman berbunga. Pengamatan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.         Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran mulai dari batas permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi pada kelima tanaman sampel
b.    Jumlah daun
Jumlah daun dihitung mulai dari daun terbawah hingga daun bagian atas yang telah terbukasempurna.
c.    Diameter batang
Diameter batang diukur pada ketinggian 15 cm dari pangkal tanah pada bagian batang yang gepeng. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,01yaitu pada minggu ke 5 dan 6
d.    Berat basah tanaman
Berat basah tanaman diukur bobot seluruh bagian tanaman sampel mulai dari akar, batang, tongkol dan daun pada masing-masing tanaman sampel pada saat tanaman dipanen.
e.    Berat tongkol + kelobot dan tongkol
terlebih dahulu ditimbang berat tongkol yang masih dibungkus kelobot pada masing-masing tongkol yang dihasilkan dari tanaman sampel, kemudian kelobot dilepas dan ditimbang kembali bobot tongkol tanpa kelobot.
f.     Berat seluruh tongkol
Berat seluruh tongkol diukur dari seluruh tongkol tanaman yang ditanam.

5.    pemanenan

Tanaman dipanen pada saat tanaman berumur       . Pada saat pemanenan ini tongkol masih terlihat belum tua. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari kehilangan tongkol selama di area tanam.

6.         Pengukuran kadar aci singkong

Pengukuran kadar aci singkong dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.    Diambil singkong secukupnya kemudian kulitnya dikupas
b.        Singkong dicuci yang bersih kemudian ditimbang
c.         Singkong kemudian diparut menggunakan mesin pemarut singkongdan jangan ada yang tersisa atau tertinggal dialat parut. Jika ada sisa yang yang belum terparut makabahan ini sebagai koreksi .
d.        Singkong yang telah diparut kemudian diperas menggunakan kain . Singkong diperas berulang kali sampai airnya agak bening
e.         Wadah untuk cairan perasan ditimbang kemudian hasil perasan dimasukkan kedalam wadah tersebut.
f.         Air perasan singkong didiamkan selama 2 hari. Setiap hari air yang bening dibuang hingga tersisa endapannya saja.
g.        Hasil endapan air singkong dijemur hingga kering
h.        Jika telah kering maka ditimbanglah bersama wadahnya
i.          Jika telah ditimbang kemudian dilakukan perhitungan kadar aci yang diperoleh dengan menggunakan rumus
Kadar aci =  x 100%






















IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN




4.1  Hasil Pengamatan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

a.    Tinggi tanaman
Pengamatan Ke-
Tinggi Tanaman sampel ke- ( cm)
Rata-Rata Per
Minggu (cm)
1
2
3
4
5
1 Mst
12.3
12.3
13.2
13.5
13.3
12.92
2 Mst
35
30
41
42
44
38.4
3 Mst
64
50
81
80
84
71.8
4 Mst
108
78
114.2
114.5
115
105.94
5 Mst
160
134.5
169.7
169
176.2
161.88
6 Mst
205
170.5
226
220
231.5
210.6

b. Jumlah daun

Pengamatan Ke-
Jumlah Daun sampel ke-
Rata-Rata Per Minggu
1
2
3
4
5
1 Mst
3
3
3
3
3
3
2 Mst
5
5
6
6
6
5.6
3 Mst
8
6
9
8
8
7.8
4 Mst
9
7
9
9
10
8.8
5 Mst
11
8
10
12
12
10.6
6 Mst
14
12
15
15
15
14.2

c.    Diameter batang

Pengamatan Ke-
Diamete sampel ke- (cm)r
Rata-Rata (cm)
1
2
3
4
5
1 Mst
*
*
*
*
*
2 Mst
*
*
*
*
*
3 Mst
*
*
*
*
*
4 Mst
*
*
*
*
*
5 Mst
2.38
1.58
2.32
2.23
2.44
2.19
6 Mst
3.26
1.6
2.75
2.58
2.5
2.538


d.    Hasil panen

Sampel ke-
Bobot jagung (kg)
Bobot tongkol (kg)
Bobot Klobot (kg)
Bobot batang  (kg)
1
0.28
0.19
0.09
0.55
2
0.12
0.08
0.04
0.28
3
0.3
0.23
0.07
0.7
4
0.32
0.23
0.09
0.73
5
0.31
0.23
0.08
0.67

e.    Pengukuran aci

Berat singkong sebelum di parut                    =  3921,5 gr
Faktor koreksi                                                 = 16,6 gr
Berat ember+ aci kering                                  = 530,9 gr
Berat ember                                                     = 318,0 gr


Kadar aci         =  x 100%

                        =  x 100%

                        = x 100%

                        = 5,45 %

4.2  Pembahasan

Dari hasil praktikum yang telah di lakukan menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan 2 varieta berbeda yaitu KN21 dan NK212 dengan menggunakan 2 jarak tanam yang berbeda yaitu 75 x 25 cm 1 tanaman per lubang dan 75 x 50 cm 2 tanaman perlubang berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot basah, dan bobot tongkol.

Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor yang penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Produksi maksimal dicapai bila menggunakan jarak tanam yang sesuai.Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu pertanaman mengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman dalam hal mendapatkan unsur hara dan cahaya. Dari data pengamatan dapat diketahui bahwa tanaman jagung yang ditanam dengan jarak tanam 75x25 cm dengan 1 benih per lubang memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman jagung yang ditanam dengan jarak tanam 75x50 cm dengan 2 benih per lubang. Dari segi berat brangkasan juga tanaman yang menggunakan 1 benih per lubang memiliki berat yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan 2 benih per lubang.Hal ini dikarenakan pada tanaman jagung yang menggunkan 1 benih per lubang mendapatkan hara yang cukup dan tidak terjadi perebutan hara dan sinar matahari yang diterima juga lebih banyak sehingga hasil fotosintat yang dihasilkan lebih banyak sehingga dapat ditranslokasikan ke seluruh bgaian tanaman dan pertumbuhan tanamannya pun semakin cepat.

Produksi yang maksimal tidak hanya ditinjau dari segi jarak tanam saja tetapi juga dari varietas benih yang digunakan juga mempengaruhi produksi jagung.Dalam praktikum menggunakan 2 jenis varietas jagung yaitu varietas NK212 dan varietas NK 22. Dari grafik dapat dilihat bahwa pada jagung dengan varietas NK212 dengan jarak tanam yang sama pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan jagung varietas NK22.



Namun jika dilihat dari banyaknya daun maka perlakuan dengan menggunakan varietas KN21 dengan jarak tanam 75x25 cm 1 tanaman perlubang memiliki jumlah daun yang lebih tinggi dari pada perlakuan NK212 dengan jarak tanam 75x25 cm 1 tanaman perlubang.  Sedangkan jika di bandingkan dengan perlakuan NK212 75X50 2 tanaman perlubang jumlah daun tanaman pada perlakuan NK212 /75x25 cm/ 1 tanaman perlubang lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa jarak tanam 75x 25 cm memiliki pengaruh pertumbuhan vegetative  tanaman jagung lebih baik dari pada jagung yang ditanam dengan jarak tanam 75x50 cm. Hal tersebut dapat dilihat dari kurva berikut ini.  Hal ini disebabkan oleh pada tanaman yang 1 benih per lubang mendapatkan cahaya matahari maksimum sehingga perumbuhannya relatif lebih cepat dan tidak terjadi perebutan unsur hara pada tanaman.


Sedangkan jika dilihat dari perbandingan diameter batang maka diameter batang tanaman jagung yang ditanam dengan jarak tanam 75x50 cm lebih besar dari pada jagung yang ditanam dengan jarak tanam 75x 25 cm.


Jumlah populasi tanaman memiliki kegunaannya masing-masing dalam budidaya tanaman jagung.  Penggunaan populasi yang terlalu rapat yaitu dengan 2 benih per lubang biasa digunkan petani untuk produksi tanaman jagung sebagai pakan tenak.  Hal ini karena budidaya jagung tidak mengharapkan kualitas dari jagungnya tetapi dari segi kuantitas tanaman yang dapat dihasilkan pertanaman.  Beda halnya dengan budidaya jagung yang mengharapkan kualitas dari jagungnya, biasanya menggunakan jarak tanam yang tidak terlalu rapat sehingga dapat menggunkanunsur hara yang tersedia di dalam tanah dengan semaksimal mungkin dan penggunaan cahaya matahri pun maksimal.  Penggunaan unsur hara dan cahaya matahri yang optimal dapat menghasilkan tanaman jagung dengan kualitas yang baik seperti, tongkol yang besar dan biji jagung yang rapat setiap tongkolnya

Pengairan merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman jagung.Kekurangan air berpengaruh pada produktivitas tanaman.  Kelebihan air (lahan tergenang dalam jangka waktu lama) juga menyebabkan tanaman jagung mati. Dalam budidaya jagung juga perlu dilakukan pembubunan.  Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi.  Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan.

Dalam budidaya tanaman jagung juga tidak terlepas dari gangguan hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung. Ada beberapa hama yang menyerang yaitu belalang, penggegerek batang, dan penggerek tongkol jagung. Belalang menyerang tanaman jagung dengan memakan daun jagung sehingga proses fotosintesis pun terganggu. Penggerek batang jagung menyerang dengan menggerek batang sehingga batang mudah roboh.  Pada lahan kami banyak ditemukan larva dari penggerek batang.

Dalam mengatasi masalah hama yang menyerang pertanaman jagung maka dilakukan penyemprotan insektisida yaitu dengan fastac dengan takaran 1 tutp botol dengan 1 liter air.


V.   KESIMPULAN




Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.        Jagung merupakan tanaman C4 yang membutuhkan intensitas cahaya matahari yang tinggi sehingga perlu adanya pengaturan jarak tanam.
2.        Menggunakan benih NK212 dengan jarak tanam 75 x 25 cm 1 tanaman perlubang, tinggi tanaman lebih baik dibandingkan dengan ke 3 perlakuan lainnya.
3.        Jumlah daun menggunakan benih KN21 dengan jarak tanam 75 x 25 cm 1 tanaman perlubang lebih banyak dibandingkan dengan 3 perlakuan lainnya.
4.        Jumlah daun menggunakan benih NK212 dengan jarak tanam 75x25cm 1 tanaman perlubang lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan benih yang sama namun jarak tanam 75x 50 cm.
5.        Penggunaan populasi yang terlalu rapat yaitu dengan 2 benih per lubang biasa digunkan petani untuk produksi tanaman jagung sebagai pakan tenak.











DAFTAR PUSTAKA




Fadhullah.2013. Pengaruh Jarak Tanam dan Jumlah Populasi terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung. http://muhammad.fadhullah.blogspot.com.. 13/04/2013/pengaruh-jarak-tanam-dan-populasi-terhadapp-pertumbuhan-tanaman=jagung.htm. Diakses pada tanggal 21 Juni 2013 pukul 20.00 WIB.

Irfan,M.1999. Respon Tanaman Jagung( Zea mays L.) Terhadap Pengolahan Tanah dan Kerapatan Tanam pada Tanah Andisol dan Ultisol. Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal. 7,13.


Kurnianti.2013. Morfologi dan Biologi Tanaman JAgung. http:/kurniantiblogspot .com/2013/23/05/Morfologi7&biologi-tanaman-jagung.html. Diakses pada tanggal 22 Juni 2013 pukul 21.30 WIB.

Lia.2010. Tanaman Jagung. Http://liablogspot.com/2010/08/09/tanaman -jagung/morfologi-ciri-ciri.htm. Diakses pada tanggal 22 Juni 2014 pukul 21.00 WIB.

Nasution.2009. Pengaruh Sistem Jarak Tanam dan Metode Pengendalian Gulma Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung ( Zea mays L.) Varietas DK3.(Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rahayu.2008 . teknologi Budidaya Jagung. http://sulbar.litbang.deptan.go.id/index  php?option=com_content&view=article&id=69:teknologi-budidaya-jagung-zea-maize-tanpa-olah-tanah-tot-pada-lahan-sawah-tadah-hujan&catid=47:lptp-sulbar. Diakses pada tanggal 21 Juni 2014 pukul 20.00 WIB.

Rukmana,R.1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius . Yogyakarta.

Simamora,Tugo.2006.Pengaruh Waktu Penyiangan dan Jarak tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung ( Zea mays L.) Varietas DK3.(Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan.

Wikipedia.2014. Tanaman Jagung. http:Wikipedia/tanaman-jagung. Diakses pada tanggal 22 Juni 2013 pukul 21.00WIB.



















LAMPIRAN

















FOTO KEGIATAN



 










 










                               
                            
                         
                  
                 
                 

Post a Comment

[blogger][disqus][facebook][spotim]

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

triono. Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget