HAMA PENTING TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
(Laporan Praktikum Pengendalian Hama Tumbuhan)
Oleh
Triono
1214121220
LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hama merupakan binatang
perusak tanaman budi daya yang berguna untuk kesejahteraan manusia.
Akibat serangan hama produktivitas tanaman menjadi menurun, baik kualitas
maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen.
Gejala
adalah setiap perubahan pertanaman yang mengarah pada pengurangan hasil
kualitas dari hasil yang diharapkan akibat serangan hama. Gejala
merusak yang diakibatkan oleh serangan hama khususnya dari serangga tidak bisa
lepas dari pembicaraan mengenai morfologi alat mulut serangga hama
(Djafarudin,1995).
Tanaman pangan adalah tanaman yang mampu
menghasilkan bahan sebagai sumber energi untuk menompang kehidupan atau segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan
karbohidrat dan protein.Tamaman pangan sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis seperti Serealia, Biji-bijian, Umbi-umbian.
Hortikultura
memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga(florikultura), tanaman sayuran (olerikultura),
tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan
taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel
atau mudah rusak karena segar.
Tanaman pangan dan horti ini banyak terserang hama bahkan seluruh
tubuhnya sangat kemungkinan terjadi serangan hama, dari akar, batang, daun, dan
buah.
Oleh karna itu perlu dilakukannya
praktikum pengenalan hama pada tanaman pangan dan hortikultura untuk mengetahui
cara pengendaliannya guna
meningkatkan hasil produksi tanaman
pangan dan hortikultura yang sangat
dibutuhkan oleh manusia sebagai sumber bahan pangan.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah untuk:
1.
Mengetahui jenis hama
tanaman pangan dan hortikultura
2.
Mengetahui teknik
pengendalian yang tepat untuk masing-masing
hama.
II. METODOLOGI
A.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
ini antara lain alat tulis, kamera dan sampel atau spesimen tanaman akibat
diserang hama/ hama yang menyerang tanaman pangan.
B.
Prosedur Kerja.
Adapun prosedur kerja dari praktikum pengenalan hama
pada tanaman pangan dan gejalanya adalah sebagai berikut:
1.
Siapkan alat dan bahan yang digunakan
seperti sampel tanaman yang diserang/ hama yang menyerang tanaman pangan dan hortikultura.
2.
Gambar sampel atau spesimen tanaman
pangan dan hortikultura yang terserang/hama
yang menyerang .
3.
Amati gejala yang tampak pada daun dan
hamanya yang menyerang, tipe mulut hama
yang menyerang, dan kerusakan yang ditimbulkan.
4.
Kemudian setelah itu di gambar sampel tumbuhan
yang terserang maupun hamanya.
5.
di foto seluruhnya untuk dijadikan hasil
praktikum dalam laporan akhir.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Praktikum
Adapun hasil dari praktikum pengenalan hama
tanaman pangan dan hortikultura dan gejalanya antara lain
sebagai berikut:
NO
|
FOTO
|
GAMBAR HAMA
|
KETERANGAN
|
1
|
|
Terdapat
ulat jengkal dan ada bekas gigitan di daun-daun
|
|
2
|
Terdapat
kutu dompolan berwarna putih.
|
||
3
|
Kutu daun
( aphis sp)
|
||
4
|
|
Terdapat
ulat penggulung dan ada daun yang menggulung akibat ulat tersebut.
|
5
|
Penggerek
polong kacang panjang
|
||
6
|
Kepik
hijau yang mengisap bulir padi.
|
||
7
|
Kumbang
kubah bergaris dan bintik-bintik hitam.
|
||
8
|
|
Keong mas
hama padi sawah .
|
B. Pembahasan
a.
Ulat
Jengkal
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Noctuidae
Genus : Plusia
Spesies : Plusia chalcites
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Noctuidae
Genus : Plusia
Spesies : Plusia chalcites
Ulat
jengkal memiliki beberapa nama daerah seperti ulat lompat, ulat kilan, ulat
jengkal semu dan ulat keket. Spesies ulat jengkal yg menyerang kacang panjang
adalah Plusia chalcites esper atau Chrydeixis chalcites esper. Ciri-ciri
tubuhnya berwarna hijau dan terdapat garis berwarna lebih muda pada sisi
sampingnya. Panjang tubuhnya sekitar 2 cm. Ciri khasnya adalah berjalan dengan
melompat atau melengkungkan tubuhnya. Lama masa ulat 2 minggu sebelum menjadi
kepompong. Imagonya berupa ngengat yang mampu bertelur sampai 1000 butir.
Telurnya berbentuk bulat putih. Telur-telur terdapat di permukaan bawah daun
yang akan menetas setelah 3 hari.
Ulat jengkal menyerang daun muda maupun tua. Ulat ini juga menyerang pucuk tanaman dan polong muda. Daun pada mulanya tampak berlubang-lubang tidak beraturan. Pada tahap selanjutnya, tinggal tersisa tulang-tulang daun saja. Pada tingkat berat, daun akan habis sehingga menimbulkan kerugian cukup besar.
Ulat jengkal menyerang daun muda maupun tua. Ulat ini juga menyerang pucuk tanaman dan polong muda. Daun pada mulanya tampak berlubang-lubang tidak beraturan. Pada tahap selanjutnya, tinggal tersisa tulang-tulang daun saja. Pada tingkat berat, daun akan habis sehingga menimbulkan kerugian cukup besar.
Nama lain ulat jengkal atau
(Chrysodeixis chalcites) adalah hileud jeungkal atau jengkal kubis, atau nama
umum (ilmiah) Plusia orichalcea L. atau Chrysodeixis chalcites. ciri-ciri nya
antara lain:
- ngengat (kupu-kupu) berwarna gelap dan bintik-bintik keemasan berbentuk "Y"pada sayap depan.
- Telur kecil berwarna agak putih, diletakan secara tunggal di atas daun kedele.
- ulat (larva) berwarna hijau dengan garis-garis putih di sisinya. ciri khas ulat ini adalah cara jalannya seperti menjengkal.
- pupa (kepompong) dibentuk pada bagian bawah daun.
- daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berlangsung selama 18-24 hari.
- ngengat (kupu-kupu) berwarna gelap dan bintik-bintik keemasan berbentuk "Y"pada sayap depan.
- Telur kecil berwarna agak putih, diletakan secara tunggal di atas daun kedele.
- ulat (larva) berwarna hijau dengan garis-garis putih di sisinya. ciri khas ulat ini adalah cara jalannya seperti menjengkal.
- pupa (kepompong) dibentuk pada bagian bawah daun.
- daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berlangsung selama 18-24 hari.
Serangan larva muda menyebabkan
bercak-bercak putih pada dau karena yang tinggal hanya epidermisdan tulang
daunnya. Sedang larva yang lebih besar dapat menyebabkan daun terserang habis
atau tinggal beberapa tulang daunnya saja. Serangan larva terjadi pada tanaman
stadia vegetati-f dan generatif.
Ngengat maupun larva aktif pada
malam hari dan berpindah-pindah tempat. tanda-tanda serangan pada larva merusak
dan memakan daun, sehingga daun yang diserang menjadi bolong-bolong sedangkan
pada tanaman kedelai yang terserang parah mengakibatkan produksinya menurun dan
kualitasnya rendah.
Cara pengendaliannya tebagi atas 2
cara yaitu:
- non kimiawi dengan cara kultur teknik antaralain melalui pergiliran(rotasi) tanaman dan waktu tanaman yang serempak
- kimiawi dengan cara insektisida yang evektif seperti orthene 75 SP 0,1% atau Hostathion 40 EC 0,2%
ambang ekonomi populasi hama ulat jengkal adalah populasi hama pada pertanaman 58 ekor instar 1 atau 32 ekor instar 2 atau 17 ekor instar 3 per 12 tanaman kedele
- non kimiawi dengan cara kultur teknik antaralain melalui pergiliran(rotasi) tanaman dan waktu tanaman yang serempak
- kimiawi dengan cara insektisida yang evektif seperti orthene 75 SP 0,1% atau Hostathion 40 EC 0,2%
ambang ekonomi populasi hama ulat jengkal adalah populasi hama pada pertanaman 58 ekor instar 1 atau 32 ekor instar 2 atau 17 ekor instar 3 per 12 tanaman kedele
b.
Kutu Dompolan
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class
: Insecta
Order : Hemiptera
Suborder : Sternorrhyncha
Family
: Pseudococcidae
Genus : Pseudococcus
Spesies : Pseudococcus M
Gejala serangan
Kutu putih ini biasanya ditemukan pada anak daun terutama dekat
tulang daun karena serangga ini merusak tanaman dengan cara mengisap
cairan tanaman.Infestasi berat serangan ditandai adanya warna putih dan terdapat
semacam massa seperti lilin pada bagian batang, buah dan sepanjang tulang
daun bagianpermukaan bawah daun. Infestasi berat biasanya muncul pada
percabangan dan daun disertai embun madu.Apabila serangan terjadi pada pucuk,
daun tidak dapat berkembang dengan sempurna, bahkan dapat mati. Daun
tua yang terserang menjadi berwarna hijau kusam,pada serangan berat, daun
menjadi layu.
Morfologi dan Bioekologi
Populasi kutu biasanya meningkat pada bulan kering terutama saat
kelembaban nisbi pada siang hari turun sampai di bawah 75%. Eksplosi
dapat terjadi apabilakelembaban nisbi turun drastis di bawah 70% selama 3-4
bulan dan dikombinasikan dengan hari hujan kurang dari 10 hari
per bulan.Serangga dewasa tidak menghasilkan telur. Nimfanya berukuran 0.3
mm berwarna kekuningan pucat seluruh tubuhnya tertutup lilin putih. Serangga
betina baik yangdewasa maupun yang belum dewasa memiliki warna sama,
dan masing- masing memiliki 17 pasang ’tungkai’ berwarna putih.
Tanaman Inang Lainnya Jeruk, persik, alpukat, jambu biji, pir, terong
dan anggur.
Pengendalian Cara Biologis
Pengendalian secara biologi
Pernah diterapkan di California, dilakukan dengan penggunaan
parasitoid jenis lebah, yaitu : Tetracnemoidea sydneyensisdan
T. Peregrina, serta predator dari bangsa kepik : Cryptolaemus
montrouzieri.
Terjadinya ledakan hama sering disebabkan oleh penggunaan pestisida secara
tidak bijaksana, jadi sedapat mungkin pengendalian dengan bahan kimiadihindari
karena berdasarkan penelitian, terdapat resistensi setelah dilakukan aplikasi
pestisida pada kutu ini.
c.
Kutu Daun
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Homoptera
Famili : Aphididae
Genus : Aphis
Spesies : Aphis sp
Kelas : Insecta
Ordo : Homoptera
Famili : Aphididae
Genus : Aphis
Spesies : Aphis sp
Bioekologi
1.
Sifatnya partenogenesis, yaitu telurnya
berkembang menjadi nimfa tanpa terjadi pembuahan, kemudian dilahirkan oleh
induknya.
2.
Lama hidupnya
antara 13 - 18 hari dengan 4 - 8 kali instar.
3.
Nimfa yang baru
terbentuk langsung mengisap cairan tanaman secara bergerombol. Nimfa dewasa
berwarna hitam dan berkilau. Antenenya lebih pendek dari pada abdomen.
4.
Betina menjadi dewasa
setelah berumur 4 - 20 hari. Panjang tubuh yang bersayap rata-rata 1,4 mm dan
yang tidak bersayap rata-rata 1,5 mm. Mulai menghasilkan keturunan pada umur 5
- 6 hari dan berakhir sepanjang hidupnya.
Gejala Serangan
Stadia yang merusak adalah nimfa dan imago yang umumnya mengisap pada bagian daun permukaan bawah, kuncup, batang muda. Tanaman yang terserang akan terhambat pertumbuhannya menjadi lemah dan kehilangan warna daun, mengkerut dan akhirnya menyebabkan penurunan hasil produksi. Serangan berat pada fase pembungaan atau pembentukan polong dapat menurunkan hasil panen. Selain itu, kutu daun kacang juga merupakan vektor penyakit virus (CAMV).
Stadia yang merusak adalah nimfa dan imago yang umumnya mengisap pada bagian daun permukaan bawah, kuncup, batang muda. Tanaman yang terserang akan terhambat pertumbuhannya menjadi lemah dan kehilangan warna daun, mengkerut dan akhirnya menyebabkan penurunan hasil produksi. Serangan berat pada fase pembungaan atau pembentukan polong dapat menurunkan hasil panen. Selain itu, kutu daun kacang juga merupakan vektor penyakit virus (CAMV).
Tanaman Inang Kacang
panjang dan jenis tanaman kacang-kacangan lainnya (Leguminoseae), kapas-kapasan
(Malvaelae), waluh-waluhan (Cucurcitaceae), dll
Pengendalian
Penanaman tanaman yang resisten, Penggunaan musuh alami seperti Coleoptera, Harmonia arcuata, dan dari ordo Diptera.
Penanaman tanaman yang resisten, Penggunaan musuh alami seperti Coleoptera, Harmonia arcuata, dan dari ordo Diptera.
d.
Ulat Penggulung
Nama
Umum :
Ulat Penggulung Daun Pisang
Spesies : Erionota thrax
Ordo : Lepidoptera
Family : Hesperiidae
Sebaran :
Inang : Buah: Pisang, pisang hias, pisang, serat.
Spesies : Erionota thrax
Ordo : Lepidoptera
Family : Hesperiidae
Sebaran :
Inang : Buah: Pisang, pisang hias, pisang, serat.
Morfologi
-
Kupu-kupu mengisap madu bunga pisang dan melakukan
kopulasi sambil berterbangan pada waktu sore dan pagi hari serta bertelur pada
malam hari.
-
Telur diletakkan berkelompok sebanyak 25 butir
pada daun pisang yang masih utuh.
-
Ulat yang masih muda warnanya sedikit kehijauan,
tubuhnya tidak dilapisi lilin. Sedangkan ulat yang lebih besar berwarna putih
kekuningan dan tubuhnya dilapisi lilin.
-
Pupa berada di dalam gulungan daun, berwarna kehijauan
dan dilapisi lilin. Panjang pupa lebih kurang 6 cm dan mempunyai belalai
(probosis). Siklus hidup di Bogor berkisar antara 5- 6 minggu.
Gejala
Daun yang diserang ulat biasanya
digulung, sehingga menyerupai tabung dan apabila dibuka akan ditemukan ulat di
dalamnya. Ulat yang masih muda memotong tepi daun secara miring, lalu digulung
hingga membentuk tabung kecil. Di dalam gulungan tersebut ulat akan memakan
daun. Apabila daun dalam
gulungan tersebut sudah habis, maka ulat akan pindah ke tempat lain dan membuat
gulungan yang lebih besar. Apabila terjadi serangan berat, daun bisa habis dan
tinggal pelepah daun yang penuh dengan gulungan daun.
Pengendalian
Cara
mekanis
Daun pisang yang tergulung diambil, kemudian ulat yang ada di dalamnya dimusnahkan.
Cara biologi
a)Pemanfaatan predator seperti burung gagak dan kutilang, b)Pemanfaatan parasitoid telur (tabuhanOencyrtus erionotae Ferr), parasitoid larva muda (Cotesia (Apanteles) erionotae Wkl), dan parasitoid pupa (tabuhan Xanthopimpla gampsara Kr.). Parasitoid lainnya: Agiommatus spp., Anastatus sp.. Brachymeria sp., dan Pediobius erionatae.
Daun pisang yang tergulung diambil, kemudian ulat yang ada di dalamnya dimusnahkan.
Cara biologi
a)Pemanfaatan predator seperti burung gagak dan kutilang, b)Pemanfaatan parasitoid telur (tabuhanOencyrtus erionotae Ferr), parasitoid larva muda (Cotesia (Apanteles) erionotae Wkl), dan parasitoid pupa (tabuhan Xanthopimpla gampsara Kr.). Parasitoid lainnya: Agiommatus spp., Anastatus sp.. Brachymeria sp., dan Pediobius erionatae.
e.
Ulet Penggerek Polong
Klasifikasi
Filum : arthropoda
Class : insecta
Ordo : lepidoptera
Family : pyralidae
Genus : Etiella
Spesies: Etiella zinckella
Class : insecta
Ordo : lepidoptera
Family : pyralidae
Genus : Etiella
Spesies: Etiella zinckella
Bioekologi
Morfologi dari ulat polong yaitu mempunyai panjang ngengat kurang lebih 12 mm. sayap mukanya pada bagian tepi berwarna putih seperti perak, atau kuning pucat. Kepala ulat berwarna hitam. Warna ulat mula-mula hijau pucat, kemudian berubah menjadi merah muda. Bentuk ulat silindris dengan panjang kuang lebih 15 mm.
Telur diletakkan pada polong atau daun. Jmlahnya 7-15 butir. Setelah menetas ulat segera membuat lubang pada polong. Ulat kemudian memakan biji dan mengeluarkan kotorannya. Ulat yang telah dewasa berwarna merah. Setelah dewasa ulat meninggalkan polong an berkepompong di tanah.
Morfologi dari ulat polong yaitu mempunyai panjang ngengat kurang lebih 12 mm. sayap mukanya pada bagian tepi berwarna putih seperti perak, atau kuning pucat. Kepala ulat berwarna hitam. Warna ulat mula-mula hijau pucat, kemudian berubah menjadi merah muda. Bentuk ulat silindris dengan panjang kuang lebih 15 mm.
Telur diletakkan pada polong atau daun. Jmlahnya 7-15 butir. Setelah menetas ulat segera membuat lubang pada polong. Ulat kemudian memakan biji dan mengeluarkan kotorannya. Ulat yang telah dewasa berwarna merah. Setelah dewasa ulat meninggalkan polong an berkepompong di tanah.
Gejala serangan
Gejala serangan dapat dilihat dengan terdapatnya bercak hitam pada kuit polong, dan didalamnya terdapat ulat. Warna buah yang terserang berubah dari hijau menjadi gelap berkilau, sedangkan bijinya keropos.
Gejala serangan dapat dilihat dengan terdapatnya bercak hitam pada kuit polong, dan didalamnya terdapat ulat. Warna buah yang terserang berubah dari hijau menjadi gelap berkilau, sedangkan bijinya keropos.
Pengendalian
Tindakan yang perlu dilakukan dalam mengendalikan hama ulat polong ini yaitu :
1. Tindakan pencegahan dilakukan penanaman serentak dan dalam aktu yang
Tindakan yang perlu dilakukan dalam mengendalikan hama ulat polong ini yaitu :
1. Tindakan pencegahan dilakukan penanaman serentak dan dalam aktu yang
relative
singkat selesai.
2. Penggunaan insektisida pada saat setelah buah mulai terbentuk. dengan interval
2. Penggunaan insektisida pada saat setelah buah mulai terbentuk. dengan interval
penyemprotan
trgantung denga intensitas serangan.
f.
Kepik hijau
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia (Hewan)
Filum :
Arthropoda (arthropoda)
Kelas :
Insecta (Serangga)
Order :
Hemiptera
Subordo :
Heteroptera
Family :
Pentatomidae
Subfamily : Pentatominae
Genus :
Nezara
Species :
Nezara viridula
Hama kepik hijau ini pada stadia imago
berwarna hijau polos, kepala berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan
kuning keemasan, kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning
polos. Telur diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah
daun. Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar
bekas telur, kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap
polong.
Gejala serangan hama
kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi mengempis, polong gugur, biji
menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji menjadi keriput dan adanya
bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman terhadap serangan
penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian biji. Nimfa dan imago merusak
polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi
pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji
kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji
kempis dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian
biji menyebabkan biji menghitam dan busuk.
Pengendalian :
Prinsip pengendalian hama secara terpadu atau PHT merupakan suatu cara pengendalian hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan masih menjadi alternative utama dalam pengendalian hama pengisap polong kepik hijau (Nezara viridula). Penggunaan pestisida merupakan alternative terakhir yang apabila serangan hama kepik hijau telah melampaui batas ambang kendali yaitu bila telah ditemukan kerusakan polong lebih dari 2% atau terdapat sepasang kepik dewasa per tanaman saat tanaman kedelai berumur lebih dari 45 hari setelah tanam. Adapun komponen pengendalian hama pengisap polong kedelai adalah dengan cara sebagai berikut :
• Tanam serempak dalam tidak lebih dari 10 hari.
• Pergiliran tanaman bukan inang.
• Pengumpulan kepik dewasa ataupun nimfa untuk dimusnahkan.
• Menjaga kebersihan lahan dari tanaman penganggu atau gulma.
• Menggunakan pestisida apabila serangan telah melampaui batas ambang kendali.
Prinsip pengendalian hama secara terpadu atau PHT merupakan suatu cara pengendalian hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan masih menjadi alternative utama dalam pengendalian hama pengisap polong kepik hijau (Nezara viridula). Penggunaan pestisida merupakan alternative terakhir yang apabila serangan hama kepik hijau telah melampaui batas ambang kendali yaitu bila telah ditemukan kerusakan polong lebih dari 2% atau terdapat sepasang kepik dewasa per tanaman saat tanaman kedelai berumur lebih dari 45 hari setelah tanam. Adapun komponen pengendalian hama pengisap polong kedelai adalah dengan cara sebagai berikut :
• Tanam serempak dalam tidak lebih dari 10 hari.
• Pergiliran tanaman bukan inang.
• Pengumpulan kepik dewasa ataupun nimfa untuk dimusnahkan.
• Menjaga kebersihan lahan dari tanaman penganggu atau gulma.
• Menggunakan pestisida apabila serangan telah melampaui batas ambang kendali.
g.
Kumbang Kubah
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Coccilinedae
Genus : Epilachna
Spesies : Epilachna sparsa
Bioekologi
Serangga hama ini dikenal dengan kumbang daun kentang atau potato leaf beetle, termasuk ordo Coleptera, famili Coccinellidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur E. sparsa diletakkan pada daun yang masih much. Larva berukuran panjang 10 mm den mullah terlillat karena pada bagian dorsal terdapat driri-duri lunak. Larva ini memakan daun kentang. Kumbangnnya berukuran panjang 10 mm, berwarna merah dengan spot hitam. Banyaknya spot hiram ini membedakan species yang satu dengan yang lainnya. Daur hidup kumbang 7-10 rninggu.
Serangga hama ini dikenal dengan kumbang daun kentang atau potato leaf beetle, termasuk ordo Coleptera, famili Coccinellidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur E. sparsa diletakkan pada daun yang masih much. Larva berukuran panjang 10 mm den mullah terlillat karena pada bagian dorsal terdapat driri-duri lunak. Larva ini memakan daun kentang. Kumbangnnya berukuran panjang 10 mm, berwarna merah dengan spot hitam. Banyaknya spot hiram ini membedakan species yang satu dengan yang lainnya. Daur hidup kumbang 7-10 rninggu.
Gejala
Larva dan kumbang E. Sparsa memakan permukaan alas dan bawah daun kentang sehingga tinggal epidermis dan tulang daunnya (karancang). Tanaman inang E. sparse adalah terung, tomat, jagung, padi, dan kacang tanah.
Larva dan kumbang E. Sparsa memakan permukaan alas dan bawah daun kentang sehingga tinggal epidermis dan tulang daunnya (karancang). Tanaman inang E. sparse adalah terung, tomat, jagung, padi, dan kacang tanah.
Pengendalian
Pengendalian E. Sparse dapat dilakukan dengan
1. Pengambilan larva den imago kemudian dimusnahkan
2. Penyemprotan insektisida sistemik bila sudah ditemukan gejala serangan.
Pengendalian E. Sparse dapat dilakukan dengan
1. Pengambilan larva den imago kemudian dimusnahkan
2. Penyemprotan insektisida sistemik bila sudah ditemukan gejala serangan.
h.
Keong Mas
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Archetinaenioglossa
Family : Scolioidea
Genus : Pomacea
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Archetinaenioglossa
Family : Scolioidea
Genus : Pomacea
Kerusakan
Keongmas
menyerang tanaman padi sejak di persemaian maupun tanaman berumur dibawah 4
MST. Pada tanaman tua (di atas 4 MST) keongmas cenderung merusak anakan padi. Peningkatan
populasi hama keongmas sangat cepat. Proses perkembangan telur hingga menetas
menjadi siput-siput kecil membutuhkan waktu 7–14 hari dan jumlah telur yang
menetas mencapai 80%. Hama ini terbilang ganas dan keongmas muda (ukuran kecil
sampai sedang) tergolong paling ganas menyerang tanaman padi baik di persemaian
maupun tanaman padi di sawah, dibandingkan dengan keongmas dewasa.
Keongmas
hidupnya sangat tergantung pada air dan umumnya berkembang pesat pada areal
yang tergenang. Apabila lahan berada dalam kondisi tergenang, keongmas akan
berkembang cepat dan bila lahan dalam keadaan kering, hama ini masih dapat
hidup dengan beristirahat di dalam tanah. Keongmas mampu bertahan hidup dalam
tanah sampai 6 bulan lamanya, dan jika mendapat pengairan ia akan berkembang
biak kembali.
Cara Pengendalian
Hama keongmas termasuk sulit
untuk dibasmi secara tuntas. Bila pengendalian dilakukan dengan menggunakan
pestisida, keongmas memang dapat terbunuh, tetapi cangkang atau rumahnya akan
tertinggal di dalam tanah dan menimbulkan masalah bagi petani yaitu melukai
telapak kaki apabila petani masuk ke areal sawah, sehingga petani perlu
kegiatan tambahan untuk mengumpulkan cangkang di areal yang telah diberi
pestisida. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (tahun 1999 dan 2000)
menunjukkan bahwa pengendalian dengan bahan kimia, biologi, dan mekanik secara
statistik tidak berbeda nyata. Hasil kajian terhadap lingkungan, kepraktisan
kerja, mudah dilaksanakan, dan murah, maka pengendalian keongmas dianjurkan dengan
cara pemungutan berkala (seminggu 3 kali), pemberian umpan perangkap,
pemasangan perangkap telur, dan pelepasan itik ke lahan sawah. Beberapa cara
pengendalian di atas, mampu mengendalikan perkembangan hama ini sehingga tidak
menimbulkan kerusakan terhadap tanaman padi, dan populasinya berada di bawah
ambang ekonomi.
IV.
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan diatas kita
dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.
Hama yang menyerang tanaman pangan dan
hortikultura antara lain keong mas, kepik hijau kutu daun, kutu dompolan,ulat
jengkal, ulat penggerek polong.
2.
Pengendalian hama dapat dikendalikan
dengan beberapa cara, secara teknis, kimia, biologi dan musuh alami serta dapat
dicegah dengan bercocok tanam yank tepat dan benar.
3.
Tanaman pangan dan horti memiliki banyak
hama yang menyerang dari akar, batang, daun untuk itu perlu dilakukan
pengendalian.
4.
Tanaman pangan merupakan tanaman yang
memberikan energiuntuk menopang kehidupan mahluk hidup.
5.
Tanaman horti merupakan tanaman sayur,
buah-buahan, tanaman obat-obatan yang
dibutuhkan disaat segar dan hasilnya mudah rusak atau busuk.
DAFTAR
PUSTAKA
Eka,
Fitria.2012.Kutu Putih.http://www.scribd.com/doc/116055767/kutu-putih.
Diakses pada tanggal 11 April 2014 pukul 18.43 WIB. Diakses pada tanggal 11
April 2014 pukul 18.50 WIB
Kementrian Pertanian.Mengenal Lebih Dekat Hama Ulat Jengkal (Chrysodeixis
chalcites) Pemakan Daun Tanaman Kedele .http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/mengenal-lebih-dekat-hama-ulat-jengkal-chrysodeixis-chalcites-pemakan-daun-tanaman-kedele.
Diakses pada tanggal 12 April 2014 pukul 18.00 WIB
Rizky,Muhammad.1970.Erionota
thrax ( ulat penggulung daun pisang.http://www.labscorner.org/opt/kb/index.php?comp=home.detail.39.
Diakses pada tanggal 11 April 2014 pukul 18.38 WIB.
Samosir,
Mutiara Sani.2012.Hama Penting Tanaman
Hortikultura.
http://sanimutiara62.blogspot.com/2012/06/tanaman-hortikultura.html.
Diakses pada tanggal 12 April 2014 pukul 21.38 WIB
/keong-mas/.
Diakses pada tanggal 11 April 2014 pukul 18.30 WIB.
Tora,Dedek.2013.Klasifikasi dan morfologi kepik hijau(
Nezara viridula).http://om-tani.blogspot.com/2013/05/klasifikaasi-dan-morfologi-kepik-hijau.html.
Diakses pada tanggal 12 April 2014 pukul .19.13 WIB
Nurjanah,
Siti.2008Kepik Hijau ( Nezara Viridula ), Hama Penghisap Polong Kedelai..http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/kepik-hijau-nezara-viridula
hama-pengisap-polong-kedelai. Diakses pada tanggal 12 April 2014 pukul 21.58
WIB
LAMPIRAN
Post a Comment