PENGENALAN
HERBISIDA
(
Laporan Praktikum Ilmu Teknik Pengendalian Gulma )
Oleh
Kelompok III :
Triono
1214121220
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
DAFTAR ISI
Hal
COVER.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB
I. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Daftar Nama
Dagang
Rudstar 250 EC.............................................................................. 3
Solusi 865AS.................................................................................. 4
Touchdown 480 A.......................................................................... 5
Argold 100/400 EC......................................................................... 6
Ally Plus.......................................................................................... 7
Starane 200 EC............................................................................... 8
Goal 240 EC................................................................................... 9
Dior 166 SL.................................................................................... 10
Proquat 276 SL............................................................................... 11
Maron 500 SC................................................................................. 13
1.2 Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
LAMPIRAN
BAB
1. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1.1
Daftar Nama Dagang
Hasil pengamatan pengenaalan herbisida
sebagai berikut:
1.
Rudstar 250 EC
Jenis
Herbisida
|
Keterangan
|
Rudstar 250 EC
|
Nama Bahan Aktif : Oksadiazon 250 g/l
|
Jenis Formulasi : Pekatan
|
|
Translokasi : Sistemik
|
|
Selektivitas : Selektif
|
|
Waktu Aplikasi : Setelah Tanam
|
|
Tanaman Sasaran : Bawang
Merah
|
|
Gulma Sasaran
: Daun Lebar (altermanthera
sesillis, Ageratum conyzoides, Daun, sempit (echinocloa colonum, Teki ( Fembristyliss
sp., cyperus sp.
|
|
Dosis : 2-3 l/ha, 1-2 l/ha
|
|
Volume Semprot
:
400-600 l/h, 400-
800 l/ha
|
|
Mekanisme Kerja:
|
|
Bertindak cepat dan non selektif, membunuh tanaman hijau pada jaringan
kontak.
|
2.
Solusi 865AS
Jenis
Herbisida
|
Keterangan
|
Solusi 865AS
|
Nama Bahan Aktif : 2.4-D dimetil amina
865 g/l
setara 2 .4-D
720 g/l
|
Jenis Formulasi : Larutan cair
|
|
Translokasi : Sistemik
|
|
Selektivitas : Selektif
|
|
Waktu Aplikasi : gulma stadia
Vegetatif
muda
|
|
Tanaman Sasaran : Karet & Padi sawah
|
|
Gulma Sasaran
: Daun lebar ( Chromolaena odonata), Borroria alata,
Agratum conyzoides, limnocharis flava, Alternanthora sessillis, Monochoria
vaginalis)
|
|
Dosis : 3 l/ha, 1-2 l/ha,
2-3
l/ha 0,5-
1 l/ha 1,5
l/ha,
0,5-1 l/ha
|
|
Volume Semprot
: Volume Tinggi
|
|
Mekanisme Kerja:
|
|
Herbisida yang cara kerjanya
ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian jaringan gulma, mulai dari daun
sampai keperakaran atau sebaliknya.
Cara kerja herbisida ini membutuhkan waktu 1-2 hari untuk membunuh tanaman pengganggu tanaman budidaya (gulma) karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena, namun bekerja dengan cara menganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya. |
3.
Touchdown 480 AS
Jenis
Herbisida
|
Keterangan
|
Touchdown 480 AS
|
Nama Bahan Aktif : Sulfat 480 g/l
|
Jenis Formulasi : Soluble
|
|
Translokasi : Sistemik
|
|
Selektivitas : Selektif
|
|
Waktu Aplikasi : saat gulma muda
|
|
Tanaman Sasaran : Karet, kopi, teh dan
kelapa
sawit
|
|
Gulma Sasaran
: alang-alang (amperata c),
borroria alata, pospalum (onjugatum, axonopus, compresus, cyperus sp.
|
|
Dosis : 3-6 l/ha,
0,75-1,5l/ha,
1-2 l/ha
|
|
Volume Semprot
: 2-3 l/ha
|
|
Mekanisme Kerja:
|
|
Penetrasi sulfosat terjadi melalui daun dan bagian
yang tidak berkayu kemudian ditranslokasikan ke seluruh bagian tumbuhan
melalui floem dengan
mengikuti gerakan akropetal dan basipetal. Mekanisme
kerja sulfosat adalah dengan men sintesa protein sehingga menyebabkan
kematian daun dan
akar (Corbett, Wright and Baille, 1984 dalam Juleha,
2002).
Sumber: http://adawiiah.blogspot.com/2013_11_01_archive.html
|
4.
Argold 100/400 EC
Jenis
Herbisida
|
Keterangan
|
Argold 100/400 EC
|
Nama Bahan Aktif : Sinmotilin
|
Jenis Formulasi : Cairan
|
|
Translokasi : Sistemik
|
|
Selektivitas : tidak Selektif
|
|
Waktu Aplikasi : Pratumbuh
|
|
Tanaman Sasaran : Padi sawah
|
|
Gulma Sasaran
: Daun lebar, teki rumput
diareal persawahan
|
|
Dosis : 0-5 l/ha
|
|
Volume Semprot
: Volume Tinggi
|
|
Mekanisme Kerja:
|
|
Mekanisme Kerja Herbisida ini akan diserap oleh akar tanaman dan ditran
slokasikan ke atas dan tinggal di daun. Herbisida ini memberikan efek
penghambat pembentukan karotenoid, sehingga menyebabkan
pemutihan kloroplas.
|
5.
Ally Plus
Jenis
Herbisida
|
Keterangan
|
Ally Plus
|
Nama Bahan Aktif : Metil metsulfuron
0,7 %,etil klorimuron
0,7 %,2.4-D
ganon
natrium 75%
|
Jenis Formulasi : Tepung putih
|
|
Translokasi : Sistemik
|
|
Selektivitas : tidak Selektif
|
|
Waktu Aplikasi : Pratumbuh dan
purnatumbuh
|
|
Tanaman Sasaran : Padi sawah
|
|
Gulma Sasaran
: Daun lebar borreria
alata,
marsilea
clonata,
teki cyperus
diffornis.
|
|
Dosis : 320-640 g/l
|
|
Volume Semprot
: 180-240 l/ha
|
|
Mekanisme Kerja:
|
|
Cara
kerja metil metsulfuron adalah menghambat kerja dari enzim acetolactate
synthase (ALS) dan acetohydroxy synthase (AHAS) dengan
menghambat perubahan dari α ketoglutarate menjadi
2-acetohydroxybutyrate dan piruvat menjadi 2-acetolactate sehingga
mengakibatkan rantai cabang-cabang asam amino valine, leucine, dan isoleucine
tidak dihasilkan. Tanpa adanya asam amino yang penting ini, maka protein
tidak dapat terbentuk dan tanaman mengalami kematian.
Sumber: http://adawiiah.blogspot.com/2013_11_01_archive.html
|
6.
Starane 200 EC
Jenis
Herbisida
|
Keterangan
|
Starane 200 EC
|
Nama Bahan Aktif : Fluroksipir 200 g/l
|
Jenis Formulasi : Soluble liquid/cair
|
|
Translokasi : Sistemik
|
|
Selektivitas : Selektif
|
|
Waktu Aplikasi : purnatumbuh
|
|
Tanaman Sasaran : Kelapa sawit, karet
|
|
Gulma Sasaran
: Daun lebar Agrotum conycoides, birroria latifoliq, pocraria javanica
|
|
Dosis : 0,25-0,5 l/ha
|
|
Volume Semprot
: 400-600 l/ha
|
|
Mekanisme Kerja:
|
|
Fluroksipir adalah herbisida nonfenoksi yang dapat ditranslokasikan
dan memperlihatkan tingkat aktivitas yang tinggi terhadap gulma berdaun
lebar.
Fluroksipir tergolong ke dalam
herbisida auksin. Pada dosis rendah bersifat sebagai auksin, namun
pada dosis yang tinggi bersifat sebagai herbisida (mematikan).
Fluroksipir mempengaruhi sintesis lemak dan
RNA(Aldrich RJ 1984; dalam kristiawati 2003). Terganggunya sintesis
lemak sebagai salah satu komponen membran sel akan diikuti oleh
terganggtmya proses-proses biokimiayang lain. Sedangkan terganggunya
sintesis RNA akan mempengaruhi transfer infomasi genetik,
selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan, bentuk, dan fungsi organ
tanaman (epinasti, bengkok batang, daun keriting) Fluroksipir juga
mempengaruhi kemampuan tanaman dalam metabolisme nitmgen danproduksi
enzim.
|
7.
Goal 240 EC
Jenis
Herbisida
|
Keterangan
|
Goal 240 EC
|
Nama Bahan Aktif : Oksiflu orfan 240 g/l
|
Jenis Formulasi : Soluble liquid/cair
|
|
Translokasi : Sistemik
|
|
Selektivitas : tidak Selektif
|
|
Waktu Aplikasi : pratumbuh
|
|
Tanaman Sasaran : bawang merah,
kakau,
kapas, karet,
kedelai,
kelapa sawit,
padi sawah
|
|
Gulma Sasaran
: Daun lebar, rumput dan teki
|
|
Dosis : 0,25-0,5 l/ha
|
|
Volume Semprot
: 400-600 l/ha
|
|
Mekanisme Kerja:
|
|
Menghambat kerja dari enzim sehingga mengakibatkan rantai cabang-cabang asam amino valine, leucine, dan isoleucine tidak dihasilkan.
|
8.
Dior 166 SL
Jenis
Herbisida
|
Keterangan
|
Dior 166 SL
|
Nama Bahan Aktif : IPA Glitosat 166 g/l
|
Jenis Formulasi : Soluble liquid
|
|
Translokasi : Sistemik
|
|
Selektivitas : Selektif
|
|
Waktu Aplikasi : purna tumbuh
|
|
Tanaman Sasaran : Kopi
|
|
Gulma Sasaran
: digitaria spp, synedrella rodflora
|
|
Dosis : 2-4 l/ha
|
|
Volume Semprot
: 500 l/ha Volume tinggi
|
|
Mekanisme Kerja:
|
|
Herbisida translokasi, menghambat
kerja enzim 5-enolpyruvylshikimate-3-phosphate synthase (EPSPS), enzim yang
terlibat dalam sintesa tiga asam amino.
|
9.
Proquat 276 SL
Jenis
Herbisida
|
Keterangan
|
Proquat 276 SL
|
Nama Bahan Aktif : Paraquat diklorida
276% ( ̴̴
non paraquat
200 g/l)
|
Jenis Formulasi : Soluble liquid
|
|
Translokasi : Sistemik
|
|
Selektivitas : Selektif
|
|
Waktu Aplikasi : saat gulma aktif
tumbuh
|
|
Tanaman Sasaran : Kelapa sawit
|
|
Gulma Sasaran
: Aguatum conyzoides, ischaemun timourse
|
|
Dosis : 400-500 l/ha
|
|
Volume Semprot
: 400-500 l/ha
|
|
Mekanisme Kerja:
|
|
Herbisida paraquat bekerja
dalam kloroplas. Kloroplas merupakan bagian dalam proses fotosintesis, yang
mengabsorbsi cahaya matahari yang digunakan untuk menghasilkan gula.
Diketahui bahwa paraquat bekerja dalam sistem membran fotosintesis yang
disebut Fotosistem I, yang menghasilkan elektron bebas untuk menjalankan
proses fotosintesis. Elektron bebas dari fotosistem I bereaksi dengan ion
paraquat untuk membentuk radikal bebas. Oksigen segera mengubah kembali
radikal bebas ini dan dalam proses ini menghasilkan O2 negatif.
Dengan adanya reaksi kimia
yang tinggi, O2 negatif menyerang membran asam lemak tak jenuh, dengan cepat
membuka dan mendisintegrasikan membran sel dan jaringan. Ion paraquat/radikal
bebas tersebut kemudian mendaur ulang dengan menghasilkan lebih banyak lagi
O2 negatif sampai pasokan elektron bebasnya berhenti. Kerja herbisida ini
sangat tergantung pada kehadiran cahaya, oksigen, dan fotosintesis (Anderson,
1977).
Herbisida paraquat bekerja
dalam kloroplas. Kloroplas merupakan bagian dalam proses fotosintesis, yang
mengabsorbsi cahaya matahari yang digunakan untuk menghasilkan gula.
Diketahui bahwa paraquat bekerja dalam sistem membran fotosintesis yang
disebut Fotosistem I, yang menghasilkan elektron bebas untuk menjalankan
proses fotosintesis. Elektron bebas dari fotosistem I bereaksi dengan ion
paraquat untuk membentuk radikal bebas. Oksigen segera mengubah kembali
radikal bebas ini dan dalam proses ini menghasilkan O2 negatif.
Dengan adanya reaksi kimia
yang tinggi, O2 negatif menyerang membran asam lemak tak jenuh, dengan cepat
membuka dan mendisintegrasikan membran sel dan jaringan. Ion paraquat/radikal
bebas tersebut kemudian mendaur ulang dengan menghasilkan lebih banyak lagi
O2 negatif sampai pasokan elektron bebasnya berhenti. Kerja herbisida ini
sangat tergantung pada kehadiran cahaya, oksigen, dan fotosintesis (Anderson,
1977).
|
10. Maron 500 SC
Jenis
Herbisida
|
Keterangan
|
Maron 500 SC
|
Nama Bahan Aktif : Diuron 500 g/l
|
Jenis Formulasi : cairan
|
|
Translokasi : Sistemik
|
|
Selektivitas : tidak Selektif
|
|
Waktu Aplikasi : sebelum dan sesudah
gulma
tumbuh subur
|
|
Tanaman Sasaran : tebu
|
|
Gulma Sasaran
: borrenia cilata , mimosa
invisa, richardnq, brasiliensis, digitaria cylraris
|
|
Dosis : 2-3 l/ha
|
|
Volume Semprot
: 500 l/ha
|
|
Mekanisme Kerja:
|
|
Herbisida diuron bersifat sistemik. Herbisida ini
biasanya diabsorbsi melalui akar dan ditranslokasikan ke daun melalui batang.
Pemakaian lewat daun tidak ditranslokasikan lagi. Di dalam tubuh tumbuhan
diuron mengalami degradasi, terutama melalui pelepasan gugus metil. Herbisida
diuron menghambat reaksi Hill pada fotosintesis, yaitu dalam fotosistem II.
Dengan demikian pembentukan ATP dan NADPH terganggu (Tjitrosoedirdjo et
al, 1984 dalam Agustina V.M.F,. 2006)
|
1.2
Pembehasan
Mode of action suatu herbisida sangat penting dalam menentukan apakah suatu herbisida dikatakan efektif atau tidak. Ada tujuh Mode of action dari suatu herbisida, yaitu:
1. Menghambat sintesis asam amino
2. Menghambat sintesis lemak
3. Menghambat fotosintesis
4. Menghambat pembelahan sel
5. Menghambat sintesis pigmen
6. Melakukan perusakan sel
7. Merusak sistem kerja hormon
Dari ketujuh mode of action herbisida dalam tubuh tumbuhan akan dijelaskan sebanyak 3 mode of action mekanisme kerja herbisida tersebut yaitu:
1. Menghambat Proses Fotosintesis
Paraquat adalah nama dagang untuk 1, 1 '-dimethyl-4, 4'-bipyridinium dichloride, salah satu yang paling banyak digunakan di dunia herbisida. Paraquat, yang viologen, adalah bertindak cepat dan non-selektif, membunuh tanaman hijau pada jaringan kontak. Juga bersifat racun bagi mahluk hidup, jika terakumulasi didalam tubuh. Herbisida paraquat merupakan herbisida kontak dari golongan bipiridilium yang digunakan untuk mengendalikan gulma yang diaplikasikan pasca-tumbuh. Herbisida tersebut digunakan secara luas untuk mengendalikan gulma musiman khususnya rerumputan (Tjitrosoedirdjo, dkk, 1984).
Herbisida paraquat bekerja dalam kloroplas. Kloroplas merupakan bagian dalam proses fotosintesis, yang mengabsorbsi cahaya matahari yang digunakan untuk menghasilkan gula. Diketahui bahwa paraquat bekerja dalam sistem membran fotosintesis yang disebut Fotosistem I, yang menghasilkan elektron bebas untuk menjalankan proses fotosintesis. Elektron bebas dari fotosistem I bereaksi dengan ion paraquat untuk membentuk radikal bebas. Oksigen segera mengubah kembali radikal bebas ini dan dalam proses ini menghasilkan O2 negatif.
Dengan adanya reaksi kimia yang tinggi, O2 negatif menyerang membran asam lemak tak jenuh, dengan cepat membuka dan mendisintegrasikan membran sel dan jaringan. Ion paraquat/radikal bebas tersebut kemudian mendaur ulang dengan menghasilkan lebih banyak lagi O2 negatif sampai pasokan elektron bebasnya berhenti. Kerja herbisida ini sangat tergantung pada kehadiran cahaya, oksigen, dan fotosintesis (Anderson, 1977).
2. Menghambat Sintesis Asam Amino
Metil metsulfuron pertama kali diperkenalkan pada tahun 1982. Herbisida ini bersifat sistemik, diabsorbsi oleh akar dan daun serta ditranslokasikan secara akropetal dan basipetal. Gulma yang peka akan berhenti tumbuh hampir segera setelah aplikasi post-emergence dan akan mati dalam 7-21 hari. Herbisida ini bersifat selektif untuk mengendalikan berbagai gulma pada padi sawah (Djojosumarto, 2008).
Cara kerja metil metsulfuron adalah menghambat kerja dari enzim acetolactate synthase (ALS) dan acetohydroxy synthase (AHAS) dengan menghambat perubahan dari α ketoglutarate menjadi 2-acetohydroxybutyrate dan piruvat menjadi 2-acetolactate sehingga mengakibatkan rantai cabang-cabang asam amino valine, leucine, dan isoleucine tidak dihasilkan. Tanpa adanya asam amino yang penting ini, maka protein tidak dapat terbentuk dan tanaman mengalami kematian (Ross and Childs, 2010).
3. Merusak sistem kerja hormone
Cara kerja glifosat adalah menonaktifkan/ menghambat kerja enzim EPSP (5-Enolpyruvyl Shikimate 3- Phosphate) yang berperan dalam biosintesa asam aromatik penyusun protein yakni tryptophan, tyrosin, dan phenylalanin. Gejala keracunan terlihat agak lambat, dimana daun akan terlihat layu menjadi coklat dan akhirnya mati. Gejala akan terlihat 1-3 minggu setelah aplikasi (Djojosumarto, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, V.M.F,. 2006. Studi
Keefektivan Herbisida Diuron dan Ametrin untuk
Mengendalikan Gulma pada Pertanaman Tebu (Saccharum
Officinarum L.) Lahan Kering; (Dibimbing oleh ADOLF PIETER LONTOH). Dalam
Skripsi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Cherli Medika. 2014. Laporan
Mengenai Jenis-Jenis Herbisida
.http://cherlimedika.blogspot.com/2014/06/laporan-mengenai-jenis-jenis-herbisida.html. Diakses pada tanggal 26 Oktober
2014 pukul 19.30 WIB.
Adawiah.2013. Teknik
Pengendalian Gulma Secara Kimiawi.http://adawiiah.
blogspot.com/2013_11_01_archive.html.Diakses pada tanggal 26 Oktober
2014 pukul 19.45 WIB.
SMTR%20V/GULMA/Catatan_kuh%20%20Laporan%20Pengendalian%20Gulma%20Pengenalan%20Herbisida.html.
Diakses pada tanggal 26 Oktober 2014 pukul 21.03 WIB.
Tety.2012
Nama
Dagang Herbisida .file:///D:/KULIAH/KULIAH%20SMTR
%20V/GULMA/her.html.
Diakses pada tanggal 26 Oktober 2014 pukul 21.23 WIB.
LAMPIRAN
Post a Comment