ISOLASI
JAMUR TERBAWA BENIH PADA
BEBERAPA
JENIS TANAMAN
(Laporan Praktikum Patogen Tumbuhan)
Oleh Kelompok VI
Triono
1214121220
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih merupakan bagian tanaman atau komponen dasar
dalam menentukan produktivitas tanaman. benih yang sehat dapat merupakan faktor
penting dalam menentukan keberhasilan produktivitas suatu tanaman. Benih
mempunyai kadar air yang tinggi sehingga berpotensi terinfeksi cendawan yang
dapat menurunkan mutu benih dan produksi tanaman.
Benih bermutu merupakan kunci keberhasilan pertanaman
dilapangan, benih yang bebas dari penyakit, penampilan tanaman yang baik juga
akan berpengaruh terhadap hasil panen. Benih bermutu dapat diperoleh dengan
melakukan penanganan pasca panen yang tepat, isolasi jamur terbawa benih juga
berguna untuk mengetahui benih yang sehat atau benih yang tidak sehat.
Maka dari itu penting
dilakukannya praktikum isolasi jamur terbawa benih pada beberapa jenis tanaman untuk
mengetahui benih sehat atau benih tidak sehat, selain itu mengetahui jamur apa
yang terbawa benih dan mengidentifikasi jamur apa yang terbawa dalam benih
beberapa jenis tanaaman.
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum isolasi
jamur yang terbawa benih beberapa jenis tanaman bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi beberapa jamur terbawa benih.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
ini antara lain benih (kacang ijo, kacamg tanah, jagung, dan kedelai, kacang
tungga), air, Microskop, kaca preparat, plastik wrap, kertas label, NaOCl,
media PDA, cawan petri, bunsen, pinset dan nampan.
2.2
Prosedur Kerja.
Adapun prosedur kerja dari praktikum isolasi jamur
terbawa benih pada beberapa jenis tanaman sebagai berikut:
1.
Cara Kerja Isolasi Benih
Cara isolasi dengan
langkah sebagaai berikut yang pertama disiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan, yang kedua untuk dengan NaOCl
benih direndam selama ±15 detik lalu
di bilas dengan air seteril, dan dikeringkan dengan tisu, selanjutnya
disusun biji di dalam cawan petri dengan
menggunakan pinset, untuk tanpa NaOCl cukup dibilas dengan air steril, kemudian
setelah selasai dimasukan cawan dalam nampan inkubasikan dalam satu kamar dan
diamati 3,7 setelah inkubasi.
2.
Cara Identifikasi Jamur Terbawa Benih
Hasil Isolasi
Cara identifikasi jamur terbawa benih yang
pertama di siapkan alat dan bahan yang
digunakan seperti microskop, media biakan hasil isolasi benih diatas, kaca
praparat dan sebagainya, selaanjutnya setelah alat bahan siap, di
ambil bagian dari jamur yang tumbuh di cawan biakan
hasil isolasi dan di letakan diatas kaca preparat, tutup kaca preparat dan
diamati di bawah microskop, kemudian di foto hasil yang dicari dan
identifikasikan jamur apa yang telah tumbuh.
III.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1
Hasil Praktikum
Adapun
hasil dari praktikum isolasi jamur terbawa benih beberapa jenis tumbuhan antara lain
sebagai berikut:
Tabel.1
Pengamatan hari ke-3 dan
hari ke-6 setelah inkubasi:
NO
|
Tanggal
|
Foto
|
Keterangan
|
|
1
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1 (Isolasi benih kacang hijau)
|
Isolasi dilakukan pada benih kacang
hijau dengan menggunakan NaOCl sebagai ulangan 1.
Pada pengamatan hari ke-3 miselium jamur berwarna hitam dan hijau
muda. Sedangkan pada pengamatan hari
ke-6 warna miselium menjadi hijau tua, hitam dan putih.
|
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U2 (Isolasi benih kacang hijau)
|
Isolasi dilakukan pada benih kacang hijau dengan menggunakan NaOCl sebagai ulangan
2.
Pada pengamatan hari ke-3 miselium
berwarna coklat dan putih dan pengamatan ke-6 miselium jamur berwarna hijau
tua dan putih
|
||
2
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1 (Isolasi benih kacang hijau)
|
Isolasi dilakukan pada benih kacang hijau tanpa
menggunakan NaOCl sebagai ulangan Pengamatan hari-3 miselium jamur
berwarna muda dan putih. Sedangkan pengamatan ke-6 miselium berwarna hijau
muda dan putih.
|
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1 (Isolasi benih kacang hijau )
|
Isolasi dilakukan pada benih kacang hijau tanpa
menggunakan NaOCl. Sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3 miselium jamur berwarna hijau,
hitam dan putih. Sedangkan pada hari
ke-6 miselium jamur berwarna putih, hijau muda dan hitam.
|
||
3
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1( Isolasi benih kacang tanah)
|
Isolasi dilakukan pada kacang tanah menggunakan
NaOCl, sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari-3 miselium jamur berwarna putih. Sedangkan
pada hari ke-6 miselium jamur dari berwarna putih dan hijau tua.
|
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U2 (Isolasi benih kacang tanah )
|
Isolasi dilakukan melalui pada kacang tanah menggunakan NaOCl, sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3 miselium jamur berwarna coklat. Sedangkan pada hari ke-6 miselium jamur
dari warna putih.
|
||
4
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1 (Isolasi benih
kacang tanah)
|
Isolasi dilakukan pada benih kacang
tanah tanpa menggunakan NaOCl sebagai ulangan 1.
Pada pengamatan hari ke-3 miselium
jamur berwarna putih dan hijau muda.
Sedangkan pada pengamatan hari ke-6 warna miselium menjadi hijau muda
dan putih.
|
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U2 (Isolasi benih
kacang tanah)
|
Isolasi dilakukan pada benih kacang
tanah tanpa menggunakan NaOCl sebagai ulangan 2.
Pada pengamatan hari ke-3 miselium
jamur putih, hijau muda dan hitam.
Sedangkan pada pengamatan hari ke-6 warna miselium menjadi putih,
hijau muda dan hitam.
|
||
5
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1 (Isolasi benih jagung)
|
Isolasi dilakukan pada benih jagung dengan
menggunakan NaOCl sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari-3
miselium jamur berwarna putih. Sedangkan
pada hari ke 6 miselium jamur berwarna putih.
|
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U2 (Isolasi benih jagung)
|
Isolasi dilakukan benih jagung dengan menggunakan
NaOCl sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3
miselium jamur berwarna putih.
Sedangkan pada hari ke 6 miselium jamur berwarna putih dan hitam.
|
||
6
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1 (Isolasi benih jagung)
|
Isolasi dilakukan pada benih jagung dengan tanpa
menggunakan NaOCl sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari-3
miselium jamur berwarna hijau tua dan putih.
Sedangkan pada hari ke-6 miselium jamur berwarna
hijau tua, putih dan hitam.
|
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U2 (Isolasi benih jagung)
|
Isolasi dilakukan pada benih jagung dengan tanpa
menggunakan NaOCl sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3
miselium jamur berwarna hijau tua dan putih. Sedangkan pada hari ke-6 miselium jamur berwarna
hijau tau, hijau muda, putih dan hitam.
|
||
7
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1 (Isolasi benih kedelai)
|
Isolasi dilakukan pada benih kedelai
dengan menggunakan NaOCl sebagai ulangan 1.
Pada pengamatan hari ke-3 miselium jamur berwarna hijau tua dan
putih. Sedangkan pengamatan hari ke-6
miselium jamur berwarna hijau tua, putih dan hitam.
|
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U2 (Isolasi benih kedelai)
|
Isolasi dilakukan pada benih kedelai
dengan menggunakan NaOCl sebagai ulangan 2.
Pada pengamatan hari ke-3 miselium
jamur berwarna putih. Sedangkan pada
pengamatan hari ke-6 warna miselium
hijau muda, hitam dan putih.
|
||
8
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1 (Isilasi benih kedelai)
|
Isolasi dilakukan pada
benih tanpa menggunakan NaOCl sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari ke-3 miselium berwarna hijau tua dan
putih. Sedangkan pengamatan hari ke- 6
miselium jamur berwarna hijau muda, hijau tua dan putih.
|
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U2 (Isilasi benih kedelai)
|
Isolasi dilakukan pada
benih kedelai tanpa menggunakan NaOCl sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari ke-3 miselim berwarna hijau tua dan
putih. Sedangkan hari ke- 6 miselium berwarna
hijau muda dan putih.
|
||
9
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1 (Isolasi benih kacang tunggak)
|
Isolasi dilakukan pada benih kacang tunggak dengan
menggunakan NaOCl sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari-3
miselium jamur berwarna hijau muda an hitam. Sedangkan pada hari ke-6 warna miselium jamur berwarna hijau mud,
hitam dan putih.
|
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1 (Isolasi benih kacang tunggak)
|
Isolasi dilakukan pada benih kacang tunggak dengan
menggunakan NaOCl sebagai ulangan 2.Pengamatan hari-3 miselium jamur berwarna hijau muda, putih
dan hitam. Sedangkan pada hari
ke-6 warna miselium yaitu hijau muda, hitam
dan putih.
|
||
10
|
13 Oktober 2014 dan 16 Oktober 2014
|
U1 (Isolasi benih kacang tunggak)
|
Isolasi dilakukan pada benih kacang tunggak tanpa
menggunakan NaOCl sebagai ulangan 1.
Pengamatan hari-3
miselium jamur berwarna hitam, hijau muda dan putih. Sedangkan pada hari ke-6 warna miselium jamur berwarna hijau muda,
hitam dan putih.
|
|
29 September 2014 dan 02 Oktober 2014
|
U2 (Isolasi benih kacang tunggak)
|
Isolasi dilakukan pada benih kacang tunggak tanpa
menggunakan NaOCl sebagai ulangan 2.
Pengamatan hari-3
miselium jamur berwarna orange, putih dan hijau muda. Sedangkan pada hari ke-6 warna miselium yaitu hitam, hijau muda,
hijau tua dan orange.
|
||
Tabel
II.
Pengamatan
Identifikasi dibawah mikroskop:
No
|
Foto
|
Keterangan
|
1
|
Aspergillus flavus
koloni
hijau, melingkar dan pinggiran putih
|
|
2
|
Rhizopus
koloni
muda hifa putih seperti bulu dan tua hifa berwarna abu-abu.
|
3.2
Pembahasan
Aspergillus
adalah salah satu dari
sekian banyak jamur
(fungi) yang
banyak dimanfaatkan untuk penelitian di
bidang bioteknologi,
industri, dan pendidikan.
Aspergillus
mudah dikenali, karena jamur ini sangat mudah tumbuh pada
makanan atau tanaman yang mati. Untuk dapat mengenali
Aspergillus lebih jauh, maka
perlu dilakukan penelitian dan identifikasi
lebih jauh.
Klasifikasi
Super
kingdom
: Eukaryota
Kingdom : Fungi
Sub kingdom : Dikarya
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Classis : Eurotiomycetes
Sub classis : Eurotiomycetidae
Ordo : Eurotiales
Familia : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus flavus
Sejarah
Aflatoksin berasal dari
singkatan Aspergillus flavus toxin.
Toksin ini
pertama kali diketahui
berasal dari kapang Aspergillus flavus yang berhasil diisolasi pada tahun 1960. A. flavus memproduksi aflatoksin B1 dan B2 (AFB1 dan AFB2). A. Flavus tumbuh pada kisaran
suhu 100 C – 120C sampai
420C – 430C dengan suhu optimum 320 – 330C dan pH optimum 6.
AFB1 memiliki efek toksik yang paling tinggi. Mikotoksin ini bersifat
karsinogenik, hepatatoksik dan mutagenik sehingga menjadi perhatian
badan
kesehatan dunia (WHO) dan dikategorikan sebagai karsinogenik gol 1A. Selain itu, aflatoksin juga bersifat immunosuppresif yang dapat menurunkan
sistem kekebalan tubuh.
Di Indonesia, aflatoksin sering ditemukan pada
produk-produk pertanian dan
hasil
olahan. Residu aflatoksin dan metabolitnya
juga
ditemukan pada
produk peternak seperti susu,
telur, dan daging ayam.
Morfologi
Dalam media Czapek dox agar, koloni berbentuk granular, datar, awalnya berwarna
kuning tapi
dengan cepat menjadi
hijau gelap kekuningan
seiring usia. Kepala
konidiofor tipe radial, berdiameter hampir 300 – 400
μm.
Konidiofor panjang dan kasar, semakin dekat dengan vesikel
akan
semakin kasar. Konidia berbentuk bulat atau lonjong (berdiameter
3 – 6
μm), hijau pucat dan terlihat berbentuk echinulate. Beberapa
strain memproduksi sclerotia.
Siklus hidup
1. Mycelium dan Sclerotia
Mycelium jamur merupakan struktur yang cukup dominan ditemukan dalam tanah. Sclerotia juga bisa
terbentuk yang membuatnya bisa
bertahan hidup
cukup lama dalam tanah
2. Konidiofor
Sementara A. flavus
masih muda dan bertumbuh, mycelium membentuk
banyak konidofor. Konidiofor tumbuh secara tunggal
dari
badan
hifa
3. Konidia
Konidiofor yang matang akan
membentuk konidia pada ujungnya. Konidia berbentuk bulat dan unisel dengan dinding yang kasar. Konidia bisa tumbuh, menyebar di udara, menempel pada tubuh serangga, pada tanaman, pada hasil panen.
4. Mycelia saprofit
flavus biasanya tumbuh dan hidup sebagai
saprofit di
dalam tanah.
Pertumbuhannya sangat didukung dengan adanya sisa – sisa tanaman dan
hewan dalam jumlah besar.
Kapang ini
sering digolongkan dalam Ascomycetes karena membentuk
spora
seksual yaitu
askospora, dan
diberi nama Eurotium untuk tahap seksualnya.
Ciri-ciri
spesifik Aspergillus adalah sebagai berikut
:
a)
Hifa septat dan miselium bercabang, biasanya tidak berwarna, yang
terdapat di bawah permukaan merupakan hifa vegetatif, sedangkan yang
muncul
di atas permukaan umumnya
merupakan hifa fertil.
b)
Koloni
kompak.
c)
Konidiofora septat atau nonseptat, muncul dari “foot cell” (yaitu sel
miselium yang
membengkak dan berdinding tebal).
d) Konidiofora membengkak menjadi vesikel pada ujungnya, membawa
sterigmata dimana tumbuh konidia.
e)
Sterigmata
atau
fialida biasanya
sederhana, berwarna,
atau
tidak berwarna.
f)
Konidia
membentuk rantai yang berwarna hijau, cokelat, atau
hitam.
g)
Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37 0C.
Jamur
yang kemungkinan terbawa benih yaitu jamur Aspergillus
dan jamur Rhizopus sp.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan kita dapat kesimpulan sebagai berikut:
1.
Isolasi
jamur terbawa benih yang dihasilkan yaitu jamur Aspergillus flavus dan Rizhopus.
2. Aspergillus flavus
koloni hijau, melingkar dan pinggiran putih..
3. Rhizopus
sp koloni muda hifa putih seperti bulu dan tua hifa berwarna abu-abu.
4. Siklus hidup jamur Aspergillus
yaitu Mycelium dan
Sclerotia,Konidiofor,
Konidia, Mycelia saprofit.
5. Cara
jamur terbawa benih yaitu kontaminan, infestasi dan infeksi.
V. DAFTAR
PUSTAKA
Fahmi.2013.Laporan Teknologi Benih. http://www.slideshare.net/Fahmiganteng
/laporan-teknelogi-benih. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2014 pukul 19.00 WIB.
Dedi Kurniadi.2012.Penyakit yang Disebabkan
Oleh Jamur aspergillus
http://creatinq.blogspot.com/2012/07/flie-download-di-sini-bab-i-pendahuluan.html. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2014 pukul
19.23 WIB.
138347618/Isolasi-Jamur-Terbawa-Benih. Diakses
pada tanggal 19 Oktober 2014 pukul 20.40 WIB.
Siska.2014.
Patogen Benih.http://www.academia.edu/7293848/Pathogen_benih.
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2014 pukul 21.03 WIB.
Underground.2013.Aspergillus flavus.http://fadielunderground666.blogspot.com
/2013/05/aspergillus-flavus.html. Diakses
pada tanggal 19 Oktober 2014 pukul 22.33 WIB.
.
LAMPIRAN
Post a Comment