PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN UNTUK
ISOLASI PATOGEN
(Laporan Praktikum Patogen Tumbuhan)
Oleh
Triono
1214121220
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum melakukan pengamatan terhadap patogen baik berupa bakteri maupun
jamur di laboratorium, terlebih dahulu kita harus menumbuhkan atau membiakan
patogen tersebut dengan cara Isolasi.
Isolasi mikroorganisme merupakan proses pengambilan
mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium
di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari
identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan
pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahill untuk
dilakukan.
(Pelczar,1986).
Dalam menumbuhkan dan membiakan mikroorganisme jamur dan bakteri maka
dibutuhkan medium/ media. Media merupakan suatu bahan
yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya (Hidayat dkk, 2006).
Pada pembuatan
media ini,
haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Maka dari itu
perlu dilakukan praktikum pembuatan media pertumbuhan untuk isolasi patogen ini
untuk mengetahui pembuatan media dan kandungan- kandungan nutrien di dalam media pertumbuhan untuk isolasi yang baik dan
tepat agar mudah dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi yang sangat mustahil
dilakukan di alam terbuka..
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk:
1.
Untuk mengetahui jenis- jenis media yang
sering digunakan dalam isolasi patogen.
2.
Mahasiswa dapat membuat media
pertumbuhan untuk isolasi patogen serta mengetahui kandungan yang ada
didalamnya.
3.
Mengetahui jenis jenis media lain yang
dapat digunakan
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah untuk bahan pembuatan media PDA 0,35 ml antara lain aquades 250 ml, kentang 50 gram, dektrose (gula) 5 gram dan agar- agar 5
gram, untuk pembuatan media NA yaitu antara lain NA ( Bubuk ) 7 gram dan aquades 250 ml.
Untuk alat- alat yang digunakan antara lain erlenmeyer 250 ml, timbangan, autoclaf 1210/2 atm/ 5 psi, alumunium foil plastik tahan panas dan
karet gelang.
2.2
Prosedur Kerja.
Adapun prosedur kerja dari praktikum pembuatan media
pertumbuhan untuk isolasi patogen ini adalah sebagai berikut:
A. Pembuatan
Media PDA ( Potato Dextrose Agar )
1. Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
2. Dibersihkan
kentang dan kemudian dipotong-potong
dadu.
3. Ditimbang
kentang 50 gr, agar- agar 5 gr, dekstrose
(gula ) 5 gr.
4. Dimasukan
gula dan agar- agar ke dalam erlenmeyer
250 ml.
5. Di
rebus kentang hingga kentang lunak agar nutrisi didalam kentang bisa keluar
dengan aquades 250 ml.
6. Setelah
kentang lunak, air ekstrak rebusan kentang dituang kedalam erlenmeyer 250 ml (
berisi agar-agar dan gula ).
7. Ditutup
dengan alumunium foil dan di ikat
dengan karet gelang.
8. Kemudian
tabung erlenmeyer dibungkus kembali
dengan plastik tahan panas dan diikat dengan karet gelang lagi dan
9. Dimasukan
kedalam autoclaf 1210/2 atm/ 5 psi.
10. Setelah
itu hasilnya bisa disimpan dikulkas agar tahan lama dan siap digunakan.
B. Media
NA ( Nutrient Agar )
1. Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
2. Di
timbang NA (Bubuk) 7 gram
3. Dimasukan
aquades dan NA (Bubuk) kedalam erlenmeyer 250 ml.
4. Digoyang
tabung erlenmeyer hingga tercampur
rata.
5. Ditutup
dengan alumunium foil dan di ikat
dengan karet gelang.
6. Kemudian
tabung erlenmeyer dibungkus kembali
dengan plastik tahan panas dan diikat dengan karet gelang lagi dan
7. Dimasukan
kedalam autoclaf 1210/2 atm/ 5 psi.
8. Setelah
itu hasilnya bisa disimpan dikulkas agar tahan lama dan siap digunakan
III.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1
Hasil Praktikum
Adapun hasil dari praktikum pembuatan media
pertumbuhan untuk isolasi patogen antara lain sebagai berikut:
NO
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Pembuatan Media PDA
|
Bahan Media PDA (Potato Dextrose Agar):
1. Aquades 250 ml
2. Kentang 50 Gram
3. Dekstrose (gula) 5 Gram
4. Agar-Agar 5 Gram
Alat- Alatnya:
1. Erlenmeyer 250 ml
2. Timbangan
3. Autoclaf 1210 / 2atm/5psi
4. Alumunium Foil
5. Plastik Tahan Panas
6. Karet Gelang
|
2
|
Pembuatan Media NA
|
Bahan Media NA (Nutrient Agar):
1. Aquades 250 ml
2. NA ( bubuk ) 7 Gram
Alat- Alatnya:
1. Erlenmeyer 250 ml
2. Timbangan
3. Autoclaf 1210 / 2atm/5psi
4. Alumunium Foil
5. Plastik Tahan Panas
6. Karet Gelang
|
3.2
Pembahasan
Medium atau media tumbuh Nutrient Agar ( NA ) dan Potato Dextrose Agar ( PDA ) Pada praktikum ini. Setiap medium memiliki fungsi
masing-masing dalam menumbuhkan mikroorganisme. Medium Nutrient Agar memiliki fungsi yakni untuk mengembangbiakkan
bakteri secara umum, sedangkan medium Potato
Dextrose Agar berfungsi untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan fungi atau jamur. Kedua
medium tersebut sama-sama terbentuk dari medium agar, hanya berbeda
jenis nutrisinya. Medium Nutrient Agar mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan medium
Potato Dextrose mengandung nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur.
Perbedaan
antara medium NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien penyusunnya. Pada
medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong kaldu sedangkan medium
PDA nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang. Karena itu nutrient ini
dinamakan Potato Dextrose Agar.
Macam-Macam Media Pertumbuhan
Menurut Kusnadi,
Peristiwati dkk. 2003 media pertumbuhan mikrobia meliputi:
A. Medium berdasarkan sifat fisiknya
dibagi menjadi :
1. Medium padat yaitu media yang mengandung
agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat.
2. Medium setengah padat yaitu media yang
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak
begitu cair. Media semisolid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan
mikroba dapat menyebar ke seluruh media, tetapi tidak mengalami
percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh
pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk
cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin
ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada
media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen
meningkatkan metabolisme nitrat, tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh
merata di seluruh media.
3. Medium cair yaitu media yang tidak
mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), dan LB (Lactose
Broth).
B. Medium berdasarkan komposisi
1. Medium sintesis yaitu media yang
komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti,
misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
2. Medium semisintesis yaitu media yang
sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose
Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk
bahan ekstrak kentang, secara detail tidak dapat mengetahui tentang komposisi
senyawa penyusunnya.
3. Medium non sintesis yaitu media yang
dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara
pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain
Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
C. Medium
berdasarkan tujuan
1. Media untuk isolasi
Media ini mengandung
semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient
Broth, Blood Agar.
2. Media selektif/penghambat
Media yang selain
mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut
dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium
yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan
menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4%
untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap
garam.
3. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah
media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah
komponen kompleks seperti darah, serum, dan kuning telur. Media diperkaya juga
bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media
ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile
Agar, Serum Agar, dan lain-lain.
4. Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik
yang digunakan untuk peremajaan kultur.
5. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi
spesifik
Media
ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu
mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang
digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai
sumber karbon.
6. Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan
untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator
ditambahkan untuk menunjukkan adanya
perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine
Agar.
7. Media diferensial
Media ini bertujuan
untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang
ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar
Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna,
ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.
D. Medium TA dan TC
Medium (Taoge Agar) berdasarkan susunannya merupakan
medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah
yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium
padat karena mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya
merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum yang
berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan jamur serta memiliki warna cream.
Medium TA terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen
organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan
pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan
sumber O2. Medium TA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan
kapang). Medium TA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid
medium). Berdasarkan fungsinya, TA termasuk medium penguji (assay medium),
karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain.
Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan
jamur.
Medium TC (Taoge Cair) berdasarkan susunannya
merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari
bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya
merupakan medium cair karena mengandung agar konsistensi cair; berdasarkan
kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme
secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan jamur serta memiliki
warna cream. Medium TC terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi,
nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar
sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan
medium dan sumber O2. Medium TC digunakan untuk mengembangbiakkan
mikroorganisme dalam jumlah besar.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium TA dan
TC, antara lain:
1. Tauge, berfungsi sebagai
sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi vitamin E yang diperlukan
oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.
2. Sukrosa, sebagai sumber
karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber energi bagi mikroba.
3. Agar, sebagai bahan pemadat
medium. (TC tidak memakai agar)
4. Akuades, sebagai bahan pelarut
untuk menghomogenkan larutan.
Pada akhir percobaan sebelum digunakan untuk
menumbuhkan mikroba medium harus disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C dan tekanan 2
atmosfer dengan tujuan agar medium tersebut bebas dari pengaruh mikroba yang
ada di udara luar.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan
kita dapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Setiap medium memiliki fungsi masing-masing dalam
menumbuhkan mikroorganisme.
2. Medium
Nutrient Agar memiliki fungsi
i untuk mengembangbiakkan bakteri .
3. Potato
Dextrose Agar berfungsi untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
fungi atau jamur.
4. Perbedaan
antara medium NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien penyusunnya. Pada
medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong kaldu sedangkan
medium PDA nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang.
5. Medium
dapat dibedakan berdasarkan sifat fisiknya, komposisi, tujuan, TA dan TC
V. DAFTAR
PUSTAKA
Bebe.2013.Pembuatan
Media Mikrobiologi Dasar. http://bebebiologi.blogspot.
com/2013/05/laporan-pembuatan-media-mikrobiologi.html.
Diakses pada tanggal 23 September 2014, Pukul 23.03 WIB
Hidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri.
Andi Offset. Yogyakarta.
Kusnadi, Peristiwati dkk. 2003. Mikrobiologi.
JICA: Universitas Pendidikan Indonesia.
Pelczar, M. J. 1986. Chan Eement of
Microbiology. Edisi 1. Penerjemah Ratna sri
Putri,Iga.2012.Pembuatan
Media.http://iputh-biozone.blogspot.com
/2012/01/ laporan-praktikum-mikrobiologi_06.html. Diakses pada tanggal 23
September 2014, Pukul 23.03 WIB.
.
LAMPIRAN
Post a Comment