PENGEMBANGAN
PARTISIPASI WARGA
KOMUNITAS
(Laporan
Responsi Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat)
Oleh
Kelompok
3
Budi Setiawan 1214121040
Pamungkas Desta Swandaru 1214121116
Rumse Fitriana S 1314121024
Triono 1214121220
Wening Tyas Aprilia 1214121225
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Partisipasi warga dalam
pembangunan dapat dibedakan menjadi 2 antara lain partisipasi yang bersifat
transformasional dan partisipasi yang bersifat instrumental. Adapun partisipasi
yang bersifat transformaional dicirikan dengan adanya partisipasi sebagai tujuan,
munculnya swadaya, berkelanjutan dan terjadinya perubahan pola pikir dari
masyarakat. Sedangkan partisipasi yang bersifat instrumental dicirikan dengan
partisipasi warga sebagai alat mengembangkan diri, pencapaian target atau
tujuan, dan pembangunan. Kedua jenis partisipasi tersebut memiliki manfaat bagi
pelaksanaan pembangunan.
Jadi, untuk
menggerakkan partisipasi warga, seseorang mahasiswa harus memahami kondisi dan
kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat tersebut dapat diidentifikasikan
melalui pemahaman desa secara partisipatif (Participatory
Rural Appraisal) atau pemahaman desa secara cepat (Rapid Rural Appraisal). Dengan demikian diharapkan mahasiswa
setelah membuat laporan dan mengikuti kegiatan responsi ini dapat menyusun
rencana kegiatan dalam rangka meningkatkan partisipasi warga komunitas dalam
pembangunan.
1.2
Tujuan
Responsi
Adapun tujuan dari
kegiatan responsi ini adalah diharapkan mahasiswa dapat mengetahui rencana
kegiatan dalam kegiatan dalam rangka meningkatkan partisipasi warga komunitas
dalam pembangunan serta dapat mengidentifikasi kebutuhan masyarakat melalui
pemahaman desa secara partisipatif (Participatory
Rural Appraisal) maupun pemahaman desa secara cepat (Rapid Rural Appraisal) dan dapat mengetahui keunggulan dan
kekurangan dari pemahaman tersebut.
II.
PENGEMBANGAN PARTISIPASI WARGA KOMUNITAS
2.1
Langkah-Langkah Penyusunan RRA
Pada dasarnya, metode RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk
memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Metode ini
bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat
keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
Metode RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b)
triangulasi dari pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara
berulang-ulang (iterative).Sebagai suatu teknik penilaian RRA menggabungkan beberapa teknik yang terdiri dari:
a.
Review/telaahan data sekunder, termasuk peta wilayah dan pengamatan lapang
secara ringkas.
b.
Oservasi/pengamatan lapang secara langsung.
c.
Wawancara dengan informan kunci dan lokakarya.
d.
Pemetaan dan pembuatan diagram/grafik.
e.
Studi kasus, sejarah lokal, dan biografi.
f.
Pembuatan kuesioner sederhana yang singkat.
g.
Pembuatan laporan lapang secara cepat.
Prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan dalam RRA, yaitu:
a.
Efektivitas dan efisiensi, kaitannya dengan biaya, waktu, dengan perolehan informasi yang dapat dipercaya yang dapat digunakan
dibanding sekadar jumah dan ketepatan serta relevansi informasi yang dibutuhkan.
b.
Hindari bias, melalui:
introspeksi, dengarkan, tanyakan secara berulang-ulang, tanyakan kepada
kelompok termiskin.
c.
Triangulasi sumber informasi dan libatkan Tim Multi-disiplin untuk bertanya dalam beragam perspektif.
d.
Belajar dari dan bersama masyarakat.
e.
Belajar cepat melalui eksplorasi, cross-check dan jangan terpaku pada bekuan yang telah disiapkan.
2.2
Langkah-Langkah Penyusunan PRA
Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan.
Metode PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana,
dan pelaksana program pembangunan dan bukan
sekedar obyek pembangunan. Beberapa
teknik penerapan PRA anatar lain : (a) Penelusuran Alur Sejarah, (b)
Penelusuran Kebutuhan Pembangunan, (c) Analisa Mata Pencaharian, (d) Penyusunan
Rencana Kegiatan, (e) Focus Group Discussion, (f) Pemetaan.
Melalui PRA
dilakukan kegiatan-kegiatan:
a. Pemetaan-wilayah dan kegiatan yang terkait dengan
topik penilaian keadaan.
b. Analisis keadaan yang berupa:
1. Kedaan masa lalu, sekarang, dan kecenderungannya di
masa depan.
2. Identifikasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dan alasan-alasan atau penyebabnya.
3. Identifikasi (akar) masalah dan alternatif-alternatif
pemecahan masalah.
4. Kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman atau
analisis strength, weakness, opportunity, and treat (SWOT) terhadap
semua alternatif pemecahan masalah.
c. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling
layak atau dapat diandalkan (dapat dilaksanakan, efisien, dan diterima oleh
sistem sosialnya).
d. Rincian tentang stakeholders dan peran yang diharapkan
dari para pihak, serta jumlah dan sumber-sumber pembiayaan yang dapat
diharapkan untuk melaksanakan program/ kegiatan yang akan diusulkan/
direkomendasikan.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam PRA, yaitu:
1.
Saling
belajar dari kesalahan dan berbagi pengalaman dengan masyarakat
2. Keterlibatan semua anggota kelompok,
menghargai perbedaan dan informal
3. Orang luar sebagai fasilitator dan
masyarakat sebagai pelaku
4. Konsep triangulasi
5. Optimalisasi hasil
6. Berorientasi praktis
7. Keberlanjutan program
8. Mengutamakan yang terabaikan
9. Pemberdayaan (Penguatan) masyarakat
10. Santai dan informal
2.3
Keunggukan dan
Kelebihan RRA
2.3.1
Keunggulan dalam metode RRA adalah sebagai berikut :
a.
Waktu cepat, biaya murah dan hasil tidak bias.
b.
Dapat melayani policy makers yang ingin memutuskan suatu hal dengan segera
dan mereka memerlukan informasi terakhir sebelum keputusan tersebut diambil.
c.
Mampu memonitor dan mengevaluasi proyek atau program pembangunan.
d.
Mampu melakukan identifikasi dan mendiagnosa masalah atau isu baik dibidang
penelitian maupun perencanaan.
e.
Dapat membantu dalam pemecahan cara penyebaran tekhnologi (terutama karena
kendala sosial dan ekonomi) dan bagaimana mengakomodasi keinginan masyarakat
sebagai pengguna tekhnologi.
f.
Mampu memahami suatu permasalahan atau isu dengan perspektif lintas
disiplin.
g.
Data membantu dalam menginterprestasikan data kuantitatif yang telah
dikumpulkan sebelumnya. Jumlah data yang banyak dan sulit dihubungkan satu
dengan lainnya, dapat dipecahkan dengan metode RRA.
2.3.2
Kelemahan dalam metode RRA adalah sebagai berikut :
a.
Metode sampling diabaikan.
b.
Reliabilitas dan validitas informasi dikumpulkan secara cepat. Yang lebih
menonjol adalah expert judgement peneliti.
c.
Tidak mampu mengungkapkan data kuantitatif.
d.
Banyak pengambil kebijakan lebih tertarik dengan data konkret, misalnya
suatu tekhnologi telah diadopsi masyarakat sebesar 70%, daripada informasi
tentang adopsi tekhnologi meningkat.
2.4
Keunggukan dan
Kelebihan PRA
2.4.1 Keunggulan dalam metode PRA adalah sebagai berikut :
a.
Melibatkan seluruh kelompok masyarakat.
b.
Keikutsertaan masyarakat miskin.
c.
Rasa tanggung jawab masyarakat akan keberlangsungan program lebih besar.
d.
Melibatkan gender pada program.
e.
Cocok diterapkan dimana saja.
2.4.2
Kelemahan dalam metode PRA adalah sebagai berikut :
a.
Tidak semua fasilitator program memiliki kemampuan yang baik dalam
memfasilitasi masyarakat.
b.
Pendekatan PRA identik dengan rapat-rapat, pertemuan-pertemuan, dan
musyawarah-musyawarah yang sifatnya umum.
c.
Sebagian fasilitator belum terampil dalam memfasilitasi pengolahan dan
analisis informasi.
III.
KESIMPULAN
Metode RRA dan PRA dalam
pengembangan partisipasi warga komunitas saling berhubungan erat. Kedua metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan bisa saling melengkapi. Namun dalam perkembangannya, metode PRA
banyak digunakan dalam proses pelaksanaan program pembangunan secara
partisipatif, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Beebe, James. 1995. Basic Concepts and Techniques of
Rapid Appraisal.
Human Organization, vol. 54, No. 1, Spring.
Chambers, R. 1996. Participatory
Rural Appraisal: Memahami Desa Secara
Partisipatif. Oxfam – Kanisius. Yogyakarta.
Gitosaputro, S. 2006. Implementasi
Participatory Rural Appraisal (Pra) Dalam
Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam. Lampung. http://fkmannassri.blogspot.sg/2014/03/materi-metode-pemberdayaan-masyarakat.html http://malut.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=179:mengenal-participatory-rural-appraisal-pra&catid=28:buku&Itemid=30
Kartasasmita, G. 1997. Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan Yang
Berakar Pada Masyarakat . Disampaikan pada Sarasehan DPD GOLKAR Tk. I. Jawa Timur.
http://munabarakati.blogspot.sg/2014/02/makalah-pemberdayaan-masyarakat-
pesisir.html
http://widyaastuti-agrittude.blogspot.sg/2011/10/prinsip-prinsip-metode-dan-
teknik.html
Post a Comment