PENGORGANISASIAN
WARGA KOMUNITAS
(Laporan
Responsi Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat)
Oleh
Kelompok
3
Budi Setiawan 1214121040
Pamungkas Desta Swandaru 1214121116
Rumse Fitriana S 1314121024
Triono 1214121220
Wening Tyas Aprilia 1214121225
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Komunitas atau masyarakat adalah pelaku
dalam proses pembangunan. Dalam
pembangunan masyarakat yang berkelanjutan, filosofi mengenai masyarakat adalah
pelaku atau subjek dalam pembangunan harus dipertahankan. Hal tersebut dapat diartikan sebagai
pemberian kesempatan kepada warga komunitas yang berperan dalam proses dalam
pembangunan. Sebagai pelaku dalam proses
pembangunan, masyarakat dapat menentukan apa yang menjadi keinginannya,
merencanakan, melaksanakan usaha untuk memenuhi kebutuhan, serta mengevaluasi
apa yang telah dikerjakannya (Sunspirit,2009).
Pelaksanaan
kegiatan pengembangan masyarakat oleh komunitas membutuhkan partisipasi dari
masyarakat. Oleh karena itu, dalam prosesnya masyarakat diikut sertakan mulai
dari identifikasi masalah dan kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
dan evaluasi. Hal-hal tersebut menjadi bahan dalam kegiatan turun lapang kali
ini.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan
dilakukannya kegiatan turun lapang ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan dari sebuah program di Kelurahan Tanjung Senang
2.
Mengetahui
tahap perencanaan suatu program
3.
Mengetahui
tahap pelaksanaan suatu program
4.
Mengetahui
cara pemantauan suatu program
5.
Mengetahui
cara evaluasi suatu program
II.
GAMBARAN UMUM
2.1 Gambaran
Umum
Tempat : Kantor Kelurahan Tanjung Senang Kecamatan
Tanjung Senang, Bandar Lampung
Waktu : Kamis, 23 Mei 2016
Narasumber : Sekretaris Kelurahan Tanjung Senang
Bapak Fathul Ilmi
Jumlah KK : 2.800 KK
Letak Geografis : Utara : Kelurahan Labuhan Dalam
Selatan : Kelurahan Way Dadi
Barat : Kelurahan P. Way Halim
Timur : Kelurahan P. Way Kandis
Mayoritas
Pekerjaan : Wiraswasta
2.2 Program Kerja Unggulan
Program kerja unggulan dari kelurahan Tanjung
Seneng Baandar Lampung yaitu:
1.
Puskesmas Kelurahan
2.
Pelatihan Kelompok Tani
3.
Ekonomi Kerakyatan (EKOR)
4.
Bantuan Bedah Rumah
5.
Perbaikan Infrastruktur.
III.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Tahap- tahap Pengorganisasian
Adapun
tahap- tahap pengorganisasian warga komunitas adalah sebagai berikut:
1.
Identifikasi
Masalah dan Kebutuhan
Pemantauan atau monitoring adalah
suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu
program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan atau
program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat atau ditemui
dapat diatasi.
Menurut Abraham Maslow kebutuhan manusia tersusun
dalam suatu kesatuan yang hierarkis, susunan yang hierarkis tersebut menunjukan
bahwa pemenuhan kebutuhan pada tingkat tertentu akan menjadi dasar bagi usaha
seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.
Hierarki kebutuhan menurut Maslow :
a. Kebutuhan
Fisologis, kebutuhan pokok manusia, seperti; makan, minum, tidur.
b. Kebutuhan
rasa aman, kebutuhan ini tidak hanya secara fisik saja akan tetapi rasa aman
secara psikologis, seperti; tubuh yang sehat, terlindung dari bahaya.
c. Kebutuhan
sosial, manusia sebagai makhluk sosial adakalnya memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dengan sesamanya atau yang lainnya maksudnya adalah manusia perlu
berinteraksi untuk melaksanakan fungsinya sebagai makhluk sosial, seperti;
berkawan, berkelompok, berkeluarga.
d. Kebutuhan esteem,
kebutuhan akan pangakuan orang lain untuk dihargai mengenai keberadaannya dan
statusnya di masyarakat, seperti; pengakuan akan martabat, derajat, status
sosial, kedudukan.
e. Kebutuhan
aktualisasi diri, kebutuhan untuk mengekspresikan diri, seperti; mengembangkan
kegemaran, pengetahuan dan keterampilan tertentu.
2.
Perencanaan
Perencanaan
adalah suatu kegiatan atau proses penganalisisan dan pemahaman sistem,
penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan-tujuan demi masa depan yang baik (Soekidjo, 2003). Perencanaan menurut
Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008:60) adalah proses mempersiapkan
kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Menurut T.Hani Handoko (1984:74) bahwa
dalam perencanaan ada beberapa langkah, diantaranya adalah:
a. Tahap
I : menetapkan tujuan atau
serangkaian tujuan.
b. Tahap
II : merumuskan keadaan saat ini.
c. Tahap
III : mengidentifikasi segala
kemudahan dan hambatan, dan
d. Tahap
IV : mengembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan.
Menurut
Husaini Usman (2011 : 65), Perencanaan
bertujuan untuk :
1. Standart
Pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya,
2. Mengetahui
kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur
organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya,
4. Mendapatkan
kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan,
5. Meminimalkan
kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu,
6. Memberikan
gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan,
7. Menyerasikan
dan memadukan beberapa sub kegiatan,
8. Mendeteksi
hambatan kesulitan yang bakal ditemi, dan
9. Mengarahkan
pada pencapaian tujuan.
3.
Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu
tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang
dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
dianggap siap.
Secara sederhana pelaksanaan
bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai
evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang
saling menyesuaikan.
Faktor-faktor yang dapat
menunjang program pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a.
Komunikasi,
merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan dengan baik apabila jelas bagi
para pelaksana. Hal ini menyangkut proses penyampaian informasi, kejelasan
informasi dan konsistensi informasi yang disampaikan;
b.
Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu
terpenuhinya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan guna
pengambilan keputusan atau kewenangan yang cukup guna melaksanakan tugas
sebagai tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan;
c.
Disposisi,
sikap dan komitmen dari pada pelaksanaan terhadap program khususnya dari mereka
yang menjadi implementasi program khususnya dari mereka yang menjadi
implementer program;
d.
Struktur
Birokrasi, yaitu SOP (Standar Operating Procedures), yang mengatur tata
aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit dalam mencapai hasil
yang memuaskan, karena penyelesaian khusus tanpa pola yang baku.
4.
Pemantauan
Pemantauan
merupakan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk membantu menjamin bahwa
arahan manajemen telah dijalankan dengan tepat dan benar.
Pemantauan
atau monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari
penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah
kegiatan atau program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat
atau ditemui dapat diatasi.
5.
Evaluasi
Secara
umum, istilah evaluasi sapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian
angka (ratting) dan penilaian (assessment) kata-kata yang menyatakan usaha
untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang
lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai
atau manfaat hasil kebijakan.
Stark
dan Thomas (1994) menyatakan bahwa evaluasi yang hanya melihat kesesuaian
antara unjuk kerja dan tujuan telah dikritik karena menyempitkan fok us dalam
banyak situasi pendidikan. Hasil yang diperoleh dari suatu program pembelajaran
bisa banyak dan multi dimensi. Ada yang terkait dengan tujuan ada yang tidak.
Yang tidak terkait dengan tujuan bisa bersifat positif dan bisa negatif. Oleh
karena itu, pendekatan goal free dalam melakukan evaluasi layak untuk
digunakan.
Walaupun
tujuan suatu program adalah untuk meningkatkan prestasi belajar, namun bisa
diperoleh hasil lain yang berupa rasa percaya diri, kreatifitas, kemandirian,
dan lain-lain.
Dalam
kajiannya tentang pelayanan sosial, Boyle (dalam Suharto,2005:120).Sosial utama
dari evaluasi adalah diarahkan kepada keluaran (output), hasil (outcomes), dan
dampak (impacts)dari pelaksanaan rencana stategis. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan yang transparan dan akuntabel dan harus disertai dengan penyusunan
sosial kinerja pelaksanaan rencana yang sekurang-kurangnya meliputi:
1. Sosial masukan
2. Sosial keluaran
3. Sosial hasil
3.2
Pola- Pola Pengorganisasian warga komunitas
Rothman
dan Tropman (1987) membagi pola pengembangan masyarakat menjadi tiga pola yaitu
1.
pengembangan komunitas
Pengembangan komunitas memiliki kategori
tujuan lebih memberikan penekanan pada proses, dimana komunitas diintegrasikan
dan dikembangkan kapasitasnya dalam upaya memecahkan masalah warga komunitas
secara kooperatif berdasarkan kemauan dan kemampuan
menolong diri sendiri sesuai dengan prinsip demokrasi (Nasdian, 2014).
2.
Perencanaan
sosial, dan
Perencanaan sosial memiliki kategori
tujuan yang berorientasi pada penyelesaian masalah.
3.
Aksi
sosial.
Sedangkan pola aksi sosial mengarah
pada task goal dan process goal.
3.3
Pembahasan
Adapun kegiatan pengembangan masyarakat unggulan di Kelurahan Tanjung Senang pada tahun 2016 yaitu sebagai berikut :
1. Puskesmas Kelurahan
a.
Identifikasi masalah dan kebutuhan
Puskesmas kelurahan merupakan sarana pendukung
kesehatan bagi masyarakat di kelurahan Tanjung Senang. Puskesmas ini merupakan
salah satu program pemerintah Kota yang wajib ada di setiap wilayah. Jika dilihat
dari pendapatan setiap masyarakat yang berbeda-beda sehingga kebutuhan dan
kemampuan masyarakat tersebut dalam memantau kesehatannya pun berbeda.
Puskesmas kelurahan dibuat umumnya lebih kepada kesejahteraan masyarakat.
Karena kesejahteraan hidup dapat meliputi kesehatan dan kemampuan.
b.
Perencanaan
Proses perencanaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan
instansi terkait. Pihak kelurahan Tanjung Senang hanya sebagai fasilitator.
c.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, pihak kelurahan Tanjung Senang
dibantu oleh dokter, bidan, dan apoteker yang umumnya merupakan seorang Pegawai
Negeri Sipil.
d.
Pemantauan
Proses pemantauan secara langsung dilakukan dengan
ikut serta dalam kegiatan puskesmas kelurahan. Pihak kelurahan umumnya menjadi
bagian administrasi.
e.
Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dilakukan bersamaan dengan
evaluasi dari kegiatan pengembangan masyarakat lainnya, yaitu 1 kali dalam 1
bulan atau 1 kali dalam 1 tahun.
2. Pelatihan Kelompok Tani
a.
Identifikasi masalah dan kebutuhan
Pengadaan benih, pupuk, lahan, pengairan, dan sarana
teknologi pertanian membutuhkan modal. Dan pengetahuan terbatas mengenai
pertanian juga menghambat berjalannya kegiatan tersebut.
b.
Perencanaan
Pengadaan kegiatan pelatihan kelompok tani tidak
semata-mata hanya memberikan pengetahuan baru kepada petani.
Dinas Pertanian yang terbagi menjadi bagian pengadaan
pupuk, bagian pengadaan benih, dan bagian alat mesin pertanian merupakan inti
dari perencanaan kegiatan ini. Dan Koperasi Daerah yang merencanakan dibagian
permodalan. Tentunya dengan kelurahan sebagai pihak penghubung antara
masyarakat petani dengan koperasi.
c.
Pelaksanaan
Kegiatan pelatihan kelompok tani dilakukan 1 kali
dalam 1 bulan.
d.
Pemantauan
Pihak kelurahan ikut turun langsung dalam kegiatan
tersebut sehingga pemantauan secara langsung dapat dilakukan.
e.
Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi bersamaan dengan evaluasi
kegiatan lainnya setiap 1 tahun.
3. Ekonomi Kerakyatan (EKOR)
a.
Identifikasi masalah dan kebutuhan
Mayoritas pekerjaan masyarakat di kelurahan Tanjung
Senang adalah wiraswasta. Mereka yang ingin berwiraswasta tetapi kekurangan
modal mengusulkan diri untuk mendapat bantuan permodalan dari pemerintah Kota
melalui pihak kelurahan. Sebagai fasilitator dan penghubung antara masyarakat
dengan pemerintah Kota dan masyarakat dengan Koperasi Daerah merupakan tugas
kelurahan Tanjung Senang dalam kegiatan EKOR.
b.
Perencanaan
Kegiatan EKOR direncakan oleh Dinas Ekonomi, Dinas
Sosial, dan Koperasi Daerah. Pihak kelurahan hanya menjadi fasilitator dan
penghubung pihak terkait dengan masyarakat.
c.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya 60 pengusaha yang dibantu
permodalannya dalam 1 tahun dengan 2 kali pemberian modal dengan total sebesar
Rp 2.000.000,-.
d.
Pemantauan
Proses pemantauan dilakukan kelurahan secara langsung,
yaitu dengan mengamati perkembangan dari usaha yang telah dibantu
permodalannya. Apabila usaha tersebut berjalan dengan baik, maka ada
kemungkinan pengusaha dapat mengusulkan bantuan modal lagi.
e.
Evaluasi
Proses evaluasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan
lain
4. Bantuan Bedah Rumah
a.
Identifikasi masalah dan kebutuhan
Kesejahteraan masyarakat di kelurahan Tanjung Senang
pasti berbeda. Ada masyarakat yang kesejahteraan hidupnya tinggi, ada pula sebaliknya.
Kegiatan bantuan bedah rumah merupakan kegiatan pemerintah Kota yang diberikan
kepada masyakarat ekonomi menengah ke bawah melalui kelurahan. Pihak kelurahan
akan melakukan survei kepada warganya mengenai syarat kegiatan ini.
b.
Perencanaan
Proses perencanaan kegiatan dilakukan oleh pemerintah
Kota, tetapi proses pengusulan sasaran dilakukan oleh pihak kelurahan Tanjung
Senang.
c.
Pelaksanaan
Kelurahan Tanjung Senang bertindak sebagai penghubung
antara pemerintah Kota dengan masyarakat yang terkait. Sehingga dalam
pelaksanaannya pihak kelurahan hanya melakukan survei, membantu administrasi,
dan mengusulkan.
d.
Pemantauan
Kegiatan bantuan bedah rumah merupakan kegiatan yang
memerlukan biaya tinggi. Oleh karena itu, pemantauan ekstra perlu dilakukan
agar tidak terjadi penyalahgunaan atau hal-hal yang tidak diinginkan. Pihak
kelurahan turun langsung dalam pelaksanaan pemantauan kegiatan.
e.
Evaluasi
Umumnya dalam setiap rapat kerja atau rapat evaluasi
kerja, hambatan, kekurangan, dan kelebihan suatu kegiatan dianalisis.
Pelaksanaan evaluasi bersamaan dengan kegiatan lainnya.
5. Perbaikan Infrastruktur
a.
Identifikasi masalah dan kebutuhan
Kelurahan Tanjung Senang mengusulkan daerah dalam cakupan wilayahnya
yang memerlukan perbaikan infrastruktur kepada Dinas Pekerjaan Umum. Perbaikan
tersebut bisa berupa perbaikan jalan, jembatan, dan trotoar.
b.
Perencanaan
Sudah merupakan tugas Dinas Pekerjaan Umum untuk
memperbaiki infrastruktur milik pemerintah.
c.
Pelaksanaan
Proses ini dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum.
d.
Pemantauan
Oleh karena biaya yang diperlukan tidaklah sedikit,
maka pemantauan ekstra dilakukan dalam setiap pengadaan bahan, pelaksanaan
kerja, dan penyelesaian kerja.
e.
Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh Dinas Pekerjaan
Umum bersama dengan pihak kelurahan Tanjung Senang.
Pola Pengorganisasian
Rothman dan Tropman (1987) membagi pola pengembangan
masyarakat menjadi tiga pola, dari ke tiga
pola tersebut yang paling tepat untuk lokasi tanjung seneng yaitu dengan pola Perencanaan
sosial memiliki kategori tujuan yang berorientasi pada penyelesaian masalah karna beberapa program kerja unggulan di tanjung senang berdasarkan
kebutuhan, masalah yang ada di desa Tanjung Senang tersebut yang diusulkan.
IV.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan turun lapang ini yaitu,
setiap kegiatan dari Kelurahan Tanjung Senang memiliki dasar permasalahan dan
dasar kebutuhan. Selain itu, kegiatan tersebut perlu adanya proses perencanaan
yang selanjutnya dilaksanakan dan dipantau agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan. Ketika seluruh proses telah dilakukan dan mendapatkan hasil,
lakukanlah evaluasi mengenai hasil tersebut, hambatan kegiatan, kekurangan, dan
kelebihan dari kegiatan untuk dapat memperbarui kegiatan tersebut selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Nasdian. 2014. Pengembangan
Masyarakat. Jakarta (ID): Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Rothman dan Tropman. 1987. Models
of Community Organization and Macro
Perspectives: Their Mixing and Phasing. Illionis (US): F.E. Peacock Publishers
diunduh
pada 25 mei 2015 pukul 19.30 WIB
LAMPIRAN
Post a Comment