PENGARUH JUMLAH
POPULASI DAN JARAK TANAM 2 VARIETAS JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKASI
TANAMAN JAGUNG (Zae mays) VARIETAS NK 212
(Laporan Akhir Praktikum Produksi Tanaman Pangan)
Oleh
Kelompok 1
Sunarti 1214121209
Triono 1214121220
Wiwik Agustina 1214121228
Wiwik Ferawati 1214121229
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanaman
jagung ( Zea mays) merupakan tanaman
pangan pokok nomor 2 setelah padi di Indonesia.
Kebutuhan pangan akan jagung semakin meningkat setiap tahunnya. Jagung tidak hanya digunakan sebagai pangan
tetapi juga sebagai pakan ternak.
Produksi tanaman jagung di Indonesia masih tergolong rendah dikarenakan
semakin sedikitnya lahan pertanian, selain itu banyak petani yang beralih
menanam tanaman pangan lain yang lebih menguntungkan dan mudah
pemeliharaannya. Tanaman jagung tidak
hanya buahnya yang dapat dimanfaatkan tetapi daun dan batangnya pun dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Penyebab rendahnya produktivitas tanaman jagung selain dikarenakan
sebab-sebab diatas, juga dikarenakan penerapan teknologi yang belum maksimal
seperti penggunaan benih unggul dan bermutu, jarak tanam yang tidak sesuai dan
karena adanya serangan hama serta kesuburan lahan yang dipakai untuk budidaya.
Dalam
praktikum ini kami membedakan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung dengan
jarak tanam yang berbeda dan perbedaan
jumlah benih yang ditanam pada setiap lubangnya. Pada kelompok 1 jarak tanam
yang digunakan adalah 75x25 cm dengan 1 benih per lubang tanam, sedangakan pada
kelompok 2 jarak tanam yang digunakan adalah 75x50 cm dengan 2 benih per lubang
tanam.
Berdasarkan
hipotesis yang kami buat bahwa tanaman jagung yang ditanam dengan jarak tanam
75x25 cm dengan 1 benih pe lubang tanam memiliki pertumbuhan yang lebih dan
hasil produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman jagung yang
ditanam dengan jarak tanam 75x50cm dengan 2 benih per lubang tanam. Hipotesis
tersebut didasarkan pada kebutuhan hara tanaman, karena pada tanaman dengan
jumlah 1 benih per lubang akan
mendapatkan
hara lebih optimal dibandingkan pada
tanaman denagn 2 benih per lubang akan menyebabkan perebutan unsur hara
untuk masing-masing tanaman tersebut sehingga pertumbuhannya lebih lambat
dibandingkan tanaman yang mendapatkan hara yang cukup.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui perbandingan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung 1 lubang per
tanam dengan tanaman jagung 2 lubang per tanam dengan jarak tanam yang berbeda.
2.
Untuk
mengetahui berapa jumlah populasi dan jarak tanam untuk menghasilkan produksi
terbaik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi tanaman jagung:
Kerajan :
Plantae
Divisio :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledoneae
Ordo :
Poales
Familia :
Poaceae
Genus :
Zea
Spesies :
Zea mays L.
Jagung merupakan tanaman semusim. Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80-150 hari.. Tinggi tanaman jagung umumnya berketinggian 1 - 3 m. Bunga betina
jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
"rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Sebagai anggota monokotil, jagung berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 80 cm meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 20 cm. Tanaman yang sudah cukup dewasa
memunculkan akar
adventif dari
buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang
jagung dan beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun
tidak banyak mengandung zat kayu (lignin). Daun jagung merupakan daun sempurna, memiliki pelepah,
tangkai, dan helai daun. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapat lidah-lidah (ligula) ( Wikipedia, 2014).
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif yang memiliki puluhan sampai ratusan bunga betina. Beberapa kultivar
unggul
dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut
sebagai jagung
prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari
lebih
dini daripada bunga betinanya (protandri) ( Lia, 2010).
Jagung
termasuk tanaman berumah satu dengan bunga betina terletak pada infloresen yang
berbeda dengan bunga jantannya, tetapi masih berada dalam satu tanaman. Bunga
jantan tersusun dalam bulir rapat, terletak pada ujung batang, dinamakan malai
atau tassel. Bunga betinanya terletak pada ketiak daun dan berbentuk tongkol.
Biasanya, bunga betina terletak pada buku keenam atau kedelapan dari atas dan
terus pada setiap buku dibawahnya. Masa berbunga tanaman jagung terjadi pada
umur 50 HSS (Hari Setelah Semai). Warna bulir jagung ditentukan oleh warna
aleuron (lapisan luar) dan endosperma. Satu tongkol buah ini dapat terbentuk
berbagai bulir dengan warna berbeda-beda, karena dalam setiap bulir diserbuki
oleh serbuk sari yang berbeda-beda. Tanaman jagung bersifat protandri, yaitu
bunga jantan tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut pada bunga betina. Bunga
betina tanaman jagung meliputi, tangkai, tunas, tongkol, klobot, calon biji, calon
janggel, penutup klobot, dan rambut. Pertumbuhan tanaman jagung bersifat apikal
dominan, yaitu titik dominasi pertumbuhan ada pada pucuk batang, mengakibatkan
tongkol paling atas berkembang lebih besar daripada tongkol di bawahnya
sehingga terjadi kompetisi antartongkol ( Kurnianti, 2013).
Jagung merupakan salah satu contoh tanaman C4
yang berarti lebih banyak membutuhkansinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan
tanaman tersebut. Tanaman C4 merupakan tanaman yang memerlukan intensitas
cahaya matahari yang lebih tinggi sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai
carbon sebanyak 4 buah dalam menambat carbon dioksida (CO2) dalam
melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman jagung
tiak perlu diadakan naungan karena salah satu tanaman C4. Sehingga jagung lebih
cocok dalam suhu antara 20-300 C
dan ketinggian antara 50-1800 m dari permukaan laut. Tanaman jagung juga
termasuk tanaman monokotil yang berarti tidak memiliki kayu pada bagia batangnya dan termasuk dalam famili
rumput-rumputan( Fadhullah, 2013)
Jumlah
benih yang diperlukan untuk membudidayakan tanaman jagung tergantung jarak tanam, untuk jarak tanam 40 x 100
cm memerlukan 2-3 butir per lubang, jarak tanam 25 x 75 cm memerlukan 1-2 butir
per lubang. Jika jagung ditanam di lahan sawah irigasi, sebaiknya benih benih
ditanam di musim kemarau, jika ditanam di sawah tadah hujan, sebaiknya benih
ditanam di akhir musim hujan dan bila di lahan kering sebaiknya benih ditanam
pada awal musim hujan atau akhir musim hujan ( Rahayu, 2008 ).
Pertumbuhan tanaman jagung sangat respon terhadap sinar matahari .
Intensitas sinar matahari sangat penting bagi tanaman terutama dalam masa
pertumbuhan. Tanaman jagung mendapat sinar matahari langsung. Dengan demikian
hasil yang diperoleh akan maksimal. Tanaman jagung yang ternaungi,
pertumbuhannya terhambat atau merana. Produksi biji yang dihasilkan pun akan
kurang baik, bahkan tidak dapat terbentuk buah ( Rukmana, 1997).
Populasi
tanaman atau jarak tanam, merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
produksi tanaman. Peningkatan produksi
jagung juga dapat dilakukan dengan cara perbaikan tingkat kerapatan tanam. Untuk menigkatkkan hasil biji tanaman jagung
salah satunya adalah dapat dilakukan
dengan penambahan tingkat kerap;atan tanaman persatuan luas. Peningkatan tingkat kerapatan tanam perdatuan
luas sampai suatu batas tertentu dapat menigkatkan hasil biji, akan tetapi
penambahan jumlah tanam akan menurunkan hasil karena terjadi kompetisi hara,
air, radiasi matahari dan ruang tumbuh sehingga akan mengurangi jumlah biji
pertanaman ( Irfan, 1999).
Pengaturan jarak
tanam erat kaitannya dengan produksi yang akan dicapai. Jarak tanam yang tidak
teratur akan memungkinkan terjadi kompetisi terhadap cahaya matahari, unsur
hara, air dan diantara individu tanaman, sehingga pengaturan jarak tanam yang sesuai dapat mengurangi terjadinya
kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh
tanaman ( Aribawa, Mastra dan Kariada.
2007ª) dan pada prinsipnya pengaturan
jarak
tanaman untuk memberikan tanaman tumbuh lebih baik tanpa mengalami banyak persaingan. Selanjutnya Gardner, Pearce, dan Michell
(1991) menyatakan mengatur jarak tanam bertujuan
untuk meminimalkan terjadinya kompetisi intra-spesies maupun inter-species
dan merupakan suatu tindakan manipulasi agar kanopi dan akar tanaman dapat
memanfaatkan lingkungan secara optimal ( Simamora, 2006).
Tajuk tanaman, perakaran serta kondisi tanah
menentukan jarak antar tanaman. Hal ini
berkaitan dengan penyerapan sinar matahari dan penyerapan unsure hara oleh
tanaman, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Tanaman
dengan jarak yang lebih sempit mendapatkan sinar matahari dan unsure hara yang
cukup karena perdaingan antar tanaman lebih kecil. Seperti yang didapat dalam
penelitian oleh Barbie, et al (2000) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa jarak
yang lebih sempit mempu meningkatkan produksi secara nyata. Namun hasil yang
berbeda didapatkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Pedersen dan Lauer (
2003) bahwa jarak yang lebih sempit menurunkan produksi hingga 11% dibandingkan
dengan jarak yang lebih lebar (Nasution, 2009 ).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat
Pelaksanan praktikum Pemuliaan
Tanaman dilakukan pada tanggal 10 Maret 2014 di Lab. Lapang Terpadu Fakultas
Pertanian Universitas Lampung
3.2 Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada
praktikum ini adalah cangkul ,koret, kayu penugal, meteran, jangka sorong,
timbangan, ember, mesin penggiling singkong, saringan.
Sedangkan bahan yang
digunakan adalah jagung varietas NK212, pupuk urea 240 gr, SP-36 180 gr, KCL
150 gr, Fastac 2cc/L, dan singkong 5 kg.
3.3 Prosedur
Praktikum
Prosedur yang dilakukan pada
praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Persiapan
lahan
Persiapan lahan dilakukan
dengan cara :
a.
Mengukur
luas lahan yang akan digunakan untuk praktikum yaitu dengan ukuran 3 X 4 m.
b.
Melakukan
pengolahan lahan pertama dengan cara mencangkul lahan dan pembalikan tanah
c.
Satu
minggu kemudian melakukan pengolahan lahan kedua dengan menggunakan cangkul
agar tanah menjadi lebih gembur dan siap untuk ditanami.
d.
Mengukur
jarak tanam dan jumlah lubang tanam dengan ukuran 75 x 25 cm.
Jumlah lubang tanam =
=
=
= 64 lubang
tanam
2. Penanaman
Penanaman
benih jagung dilakukan dengan cara di tugal sedalam 3-5 cm dengan jarak tanam
25x75 cm . Setiap lubang ditanam 2 benih jagung lalu ditutup dengan tanah.
Jagung ditanam dengan barisan tegak lurus dengan arah Utara- Selatan.
3. Pemupukan
Pupuk yang
diberikan yaitu 240 gr Urea, 180 gr SP-36 dan pupuk KCL 180 gr. Pemupukan dilakukan sebanyak dua tahap yaitu: Pemupukan pertama dilakukan dengan cara
larikan dengan jumlah pupuk yang diberikan yaitu urea 120 gr, SP-36 180 gr dan
KCl 180 gr. Dan pemupuk yang diberikan yaitu urea 120 gr, diberikan dengan cara
larikan.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a.
Melakuan penjarangan setelah tanaman berumur 2 minggu
dengan cara memotong salah satu tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dengan
cara memotong pangkal batang tanaman tersebut menggunakan gunting.
b.
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara mekanik
menggunakan koret saat terlihat terdapat gulma di area tanaman.
c.
Pembumbunan dilakukan pada saat dilakukan penyiangan.
d.
Penyiraman dilakukan setiap hari menggunakan gembor kecuali
pada saat hujan
e.
Penyemprotan dengan mengunakan fastak sebanyak 2cc/l
sebanyak 1 kali pada saat siang hari menggunakan alat penyemprot.
4. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat tanaman
berumur 1 minggu hingga tanaman berbunga. Pengamatan dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a.
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran
mulai dari batas permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi pada kelima
tanaman sampel
b. Jumlah
daun
Jumlah daun dihitung mulai dari daun terbawah hingga
daun bagian atas yang telah terbukasempurna.
c. Diameter
batang
Diameter batang diukur pada ketinggian 15 cm dari
pangkal tanah pada bagian batang yang gepeng. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,01yaitu pada minggu ke 5 dan 6
d. Berat
basah tanaman
Berat basah tanaman diukur bobot seluruh bagian
tanaman sampel mulai dari akar, batang, tongkol dan daun pada masing-masing
tanaman sampel pada saat tanaman dipanen.
e. Berat
tongkol + kelobot dan tongkol
terlebih dahulu ditimbang berat tongkol yang masih
dibungkus kelobot pada masing-masing tongkol yang dihasilkan dari tanaman
sampel, kemudian kelobot dilepas dan ditimbang kembali bobot tongkol tanpa
kelobot.
f. Berat
seluruh tongkol
Berat seluruh tongkol diukur dari seluruh tongkol
tanaman yang ditanam.
5. pemanenan
Tanaman dipanen pada saat tanaman
berumur . Pada saat pemanenan ini
tongkol masih terlihat belum tua. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari
kehilangan tongkol selama di area tanam.
6. Pengukuran
kadar aci singkong
Pengukuran kadar aci singkong dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Diambil
singkong secukupnya kemudian kulitnya dikupas
b.
Singkong dicuci yang bersih kemudian ditimbang
c.
Singkong kemudian diparut menggunakan mesin pemarut
singkongdan jangan ada yang tersisa atau tertinggal dialat parut. Jika ada sisa
yang yang belum terparut makabahan ini sebagai koreksi .
d.
Singkong yang telah diparut kemudian diperas
menggunakan kain . Singkong diperas berulang kali sampai airnya agak bening
e.
Wadah untuk cairan perasan ditimbang kemudian hasil
perasan dimasukkan kedalam wadah tersebut.
f.
Air perasan singkong didiamkan selama 2 hari. Setiap
hari air yang bening dibuang hingga tersisa endapannya saja.
g.
Hasil endapan air singkong dijemur hingga kering
h.
Jika telah kering maka ditimbanglah bersama wadahnya
i.
Jika telah ditimbang kemudian dilakukan perhitungan
kadar aci yang diperoleh dengan menggunakan rumus
Kadar aci = x
100%
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh
hasil sebagai berikut :
a. Tinggi
tanaman
Pengamatan Ke-
|
Tinggi Tanaman sampel ke- ( cm)
|
Rata-Rata Per
Minggu (cm)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1 Mst
|
12.3
|
12.3
|
13.2
|
13.5
|
13.3
|
12.92
|
2 Mst
|
35
|
30
|
41
|
42
|
44
|
38.4
|
3 Mst
|
64
|
50
|
81
|
80
|
84
|
71.8
|
4 Mst
|
108
|
78
|
114.2
|
114.5
|
115
|
105.94
|
5 Mst
|
160
|
134.5
|
169.7
|
169
|
176.2
|
161.88
|
6 Mst
|
205
|
170.5
|
226
|
220
|
231.5
|
210.6
|
b. Jumlah daun
Pengamatan Ke-
|
Jumlah Daun sampel ke-
|
Rata-Rata Per Minggu
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1 Mst
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
2 Mst
|
5
|
5
|
6
|
6
|
6
|
5.6
|
3 Mst
|
8
|
6
|
9
|
8
|
8
|
7.8
|
4 Mst
|
9
|
7
|
9
|
9
|
10
|
8.8
|
5 Mst
|
11
|
8
|
10
|
12
|
12
|
10.6
|
6 Mst
|
14
|
12
|
15
|
15
|
15
|
14.2
|
c. Diameter
batang
Pengamatan Ke-
|
Diamete sampel ke- (cm)r
|
Rata-Rata (cm)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1 Mst
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
|
2 Mst
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
|
3 Mst
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
|
4 Mst
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
|
5 Mst
|
2.38
|
1.58
|
2.32
|
2.23
|
2.44
|
2.19
|
6 Mst
|
3.26
|
1.6
|
2.75
|
2.58
|
2.5
|
2.538
|
d. Hasil panen
Sampel ke-
|
Bobot jagung (kg)
|
Bobot tongkol (kg)
|
Bobot Klobot (kg)
|
Bobot batang
(kg)
|
1
|
0.28
|
0.19
|
0.09
|
0.55
|
2
|
0.12
|
0.08
|
0.04
|
0.28
|
3
|
0.3
|
0.23
|
0.07
|
0.7
|
4
|
0.32
|
0.23
|
0.09
|
0.73
|
5
|
0.31
|
0.23
|
0.08
|
0.67
|
e. Pengukuran
aci
Berat singkong sebelum di parut = 3921,5 gr
Faktor koreksi = 16,6 gr
Berat ember+ aci kering = 530,9 gr
Berat ember = 318,0 gr
Kadar aci =
x 100%
=
x 100%
= x 100%
=
5,45 %
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah di lakukan
menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan 2 varieta berbeda yaitu KN21 dan
NK212 dengan menggunakan 2 jarak tanam yang berbeda yaitu 75 x 25 cm 1 tanaman
per lubang dan 75 x 50 cm 2 tanaman perlubang berpengaruh terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot basah, dan bobot tongkol.
Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor yang penting
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Produksi maksimal dicapai bila
menggunakan jarak tanam yang sesuai.Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu
pertanaman mengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman dalam
hal mendapatkan unsur hara dan cahaya. Dari data pengamatan dapat diketahui
bahwa tanaman jagung yang ditanam dengan jarak tanam 75x25 cm dengan 1 benih
per lubang memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman
jagung yang ditanam dengan jarak tanam 75x50 cm dengan 2 benih per lubang. Dari
segi berat brangkasan juga tanaman yang menggunakan 1 benih per lubang memiliki
berat yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan 2 benih per lubang.Hal
ini dikarenakan pada tanaman jagung yang menggunkan 1 benih per lubang
mendapatkan hara yang cukup dan tidak terjadi perebutan hara dan sinar matahari
yang diterima juga lebih banyak sehingga hasil fotosintat yang dihasilkan lebih
banyak sehingga dapat ditranslokasikan ke seluruh bgaian tanaman dan
pertumbuhan tanamannya pun semakin cepat.
Produksi yang maksimal tidak hanya ditinjau dari segi jarak tanam
saja tetapi juga dari varietas benih yang digunakan juga mempengaruhi produksi
jagung.Dalam praktikum menggunakan 2 jenis varietas jagung yaitu varietas NK212
dan varietas NK 22. Dari grafik dapat dilihat bahwa pada jagung dengan varietas
NK212 dengan jarak tanam yang sama pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan
dengan jagung varietas NK22.
Namun jika dilihat dari banyaknya daun maka
perlakuan dengan menggunakan varietas KN21 dengan jarak tanam 75x25 cm 1
tanaman perlubang memiliki jumlah daun yang lebih tinggi dari pada perlakuan
NK212 dengan jarak tanam 75x25 cm 1 tanaman perlubang. Sedangkan jika di bandingkan dengan
perlakuan NK212 75X50 2 tanaman perlubang jumlah daun tanaman pada perlakuan
NK212 /75x25 cm/ 1 tanaman perlubang lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa
jarak tanam 75x 25 cm memiliki pengaruh pertumbuhan vegetative tanaman jagung lebih baik dari pada jagung
yang ditanam dengan jarak tanam 75x50 cm. Hal tersebut dapat dilihat dari kurva
berikut ini. Hal
ini disebabkan oleh pada tanaman yang 1 benih per lubang mendapatkan cahaya
matahari maksimum sehingga perumbuhannya relatif lebih cepat dan tidak terjadi
perebutan unsur hara pada tanaman.
Sedangkan jika dilihat dari perbandingan
diameter batang maka diameter batang tanaman jagung yang ditanam dengan jarak
tanam 75x50 cm lebih besar dari pada jagung yang ditanam dengan jarak tanam 75x
25 cm.
Jumlah populasi tanaman memiliki kegunaannya masing-masing dalam
budidaya tanaman jagung. Penggunaan
populasi yang terlalu rapat yaitu dengan 2 benih per lubang biasa digunkan
petani untuk produksi tanaman jagung sebagai pakan tenak. Hal ini karena budidaya jagung tidak
mengharapkan kualitas dari jagungnya tetapi dari segi kuantitas tanaman yang
dapat dihasilkan pertanaman. Beda halnya
dengan budidaya jagung yang mengharapkan kualitas dari jagungnya, biasanya
menggunakan jarak tanam yang tidak terlalu rapat sehingga dapat menggunkanunsur
hara yang tersedia di dalam tanah dengan semaksimal mungkin dan penggunaan
cahaya matahri pun maksimal. Penggunaan
unsur hara dan cahaya matahri yang optimal dapat menghasilkan tanaman jagung
dengan kualitas yang baik seperti, tongkol yang besar dan biji jagung yang
rapat setiap tongkolnya
Pengairan merupakan faktor penting
dalam budidaya tanaman jagung.Kekurangan air berpengaruh pada produktivitas
tanaman. Kelebihan air (lahan tergenang
dalam jangka waktu lama) juga menyebabkan tanaman jagung mati. Dalam budidaya
jagung juga perlu dilakukan pembubunan. Pembumbunan
dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar
tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan
tanah karena adanya aerasi. Dilakukan
saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan.
Dalam
budidaya tanaman jagung juga tidak terlepas dari gangguan hama dan penyakit
yang menyerang tanaman jagung. Ada beberapa hama yang menyerang yaitu belalang,
penggegerek batang, dan penggerek tongkol jagung. Belalang menyerang tanaman
jagung dengan memakan daun jagung sehingga proses fotosintesis pun terganggu.
Penggerek batang jagung menyerang dengan menggerek batang sehingga batang mudah
roboh. Pada lahan kami banyak ditemukan
larva dari penggerek batang.
Dalam
mengatasi masalah hama yang menyerang pertanaman jagung maka dilakukan penyemprotan
insektisida yaitu dengan fastac dengan takaran 1 tutp botol dengan 1 liter air.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum
ini adalah sebagai berikut :
1.
Jagung merupakan tanaman C4 yang membutuhkan
intensitas cahaya matahari yang tinggi sehingga perlu adanya pengaturan jarak
tanam.
2.
Menggunakan
benih NK212 dengan jarak tanam 75 x 25 cm 1 tanaman perlubang, tinggi tanaman
lebih baik dibandingkan dengan ke 3 perlakuan lainnya.
3.
Jumlah
daun menggunakan benih KN21 dengan jarak tanam 75 x 25 cm 1 tanaman perlubang
lebih banyak dibandingkan dengan 3 perlakuan lainnya.
4.
Jumlah
daun menggunakan benih NK212 dengan jarak tanam 75x25cm 1 tanaman perlubang
lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan benih yang sama namun jarak tanam
75x 50 cm.
5.
Penggunaan
populasi yang terlalu rapat yaitu dengan 2 benih per lubang biasa digunkan
petani untuk produksi tanaman jagung sebagai pakan tenak.
DAFTAR PUSTAKA
Fadhullah.2013.
Pengaruh Jarak Tanam dan Jumlah Populasi terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung.
http://muhammad.fadhullah.blogspot.com.. 13/04/2013/pengaruh-jarak-tanam-dan-populasi-terhadapp-pertumbuhan-tanaman=jagung.htm.
Diakses pada tanggal 21 Juni 2013 pukul 20.00 WIB.
Irfan,M.1999.
Respon Tanaman Jagung( Zea mays L.) Terhadap Pengolahan Tanah dan Kerapatan
Tanam pada Tanah Andisol dan Ultisol. Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara,
Medan. Hal. 7,13.
Kurnianti.2013. Morfologi dan Biologi Tanaman JAgung. http:/kurniantiblogspot .com/2013/23/05/Morfologi7&biologi-tanaman-jagung.html.
Diakses pada tanggal 22 Juni 2013 pukul 21.30 WIB.
Lia.2010. Tanaman Jagung. Http://liablogspot.com/2010/08/09/tanaman
-jagung/morfologi-ciri-ciri.htm. Diakses pada tanggal 22 Juni 2014 pukul 21.00
WIB.
Nasution.2009. Pengaruh Sistem Jarak Tanam dan Metode
Pengendalian Gulma Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung ( Zea mays L.)
Varietas DK3.(Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan.
Rahayu.2008 . teknologi Budidaya Jagung. http://sulbar.litbang.deptan.go.id/index php?option=com_content&view=article&id=69:teknologi-budidaya-jagung-zea-maize-tanpa-olah-tanah-tot-pada-lahan-sawah-tadah-hujan&catid=47:lptp-sulbar.
Diakses pada tanggal 21 Juni 2014 pukul 20.00 WIB.
Rukmana,R.1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius . Yogyakarta.
Simamora,Tugo.2006.Pengaruh
Waktu Penyiangan dan Jarak tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Jagung ( Zea mays L.) Varietas DK3.(Skripsi). Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Wikipedia.2014. Tanaman
Jagung. http:Wikipedia/tanaman-jagung. Diakses pada tanggal 22 Juni 2013 pukul
21.00WIB.
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN
Post a Comment