(Laporan Praktikum Karantina Tumbuhan)
Kelompok 1
Triono
1214121220
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Benih yang bermutu adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang
bekualitas tinggi. Benih yang baik dan bermutu akan sangat menunjang dalam
peningkatan produknya baik dari segi kuantitas maupun kualitas (Kartasapoetra,
2003).
Patogen atau OPT (Organisme pengganggu Tanaman) dapat bertahan pada benih di
dalam bagian-bagian tertentu. Bagian- bagian benih terdiri dari tiga yaitu kulit, kotiledon, dan embrio. Patogen tular benih hidup pada salah
satu bagian dari bagian benih tersebut. Lokasi patogen pada benih bergantung pada jenis patogen tersebut dan kebutuhan
makanan masing- masing patogen.
Beberapa cara untuk menguji OPT (Organisme pengganggu Tanaman) terbawa benih, diantaranya dengan metode pengujian benih kering dan metode suspensi dan
kertas saring. Metode pengujian benih kering terutama dilakukan untuk
mendeteksi cendawan-cendawan dan bakteri atau OPT (Organisme pengganggu Tanaman) yang membentuk struktur di
permukaan benih atau terbawa
benih. Pengujian dapat dilakukan secara cepat dan mudah. sedangkan dengan metode suspensi yaitu dengan
mengamati sporatium yang terdapat dari benih yang disuspensikan dibawah
mikroskop majemuk.
Praktikum kali ini akan
menggunakan metode kertas saring, metode ini keberadaan OPT pada benih diamati
dari mikroba yang tumbuh dan berkembang pada benih yang diinkubasikan pada
kertas saring basah.
Oleh karena itu perlu dilakukan
pengujian sampel benih kering untuk mengetahui OPT yang terbawa benih, benih
sehat atau sakit serta mengetahui apakah benih layak digunakan dan disebarkan
untuk menjadi benih untuk usaha tani.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui OPT (Organisme pengganggu Tanaman) terbawa benih.
2. Mengetahui cara pengujian sampel benih dengan metode kertas
saring.
3. Mengetahui mikroba yang tumbuh dan berkembang pada beni
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan
Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah cawan petri, pipet tetes, gelas
objek+covernya, pinset, kertas saring dek, cover glass dan mikroskop.
Sedangkan
bahan yang digunakan adalah beberapa jenis benih diantaranya benih jagung,
kedelai, kacang tanah, dan padi masing-masing sebanyak 5 biji serta aquades.
2.2 Langkah
Kerja
Langkah
kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.
Disiapkan cawan petri dan kertas merang.
2.
Diletakkan kertas merang ke cawan petri
lalu ditetesi aquades hingga basah.
3.
Ditempatkan 5 benih di atas kertas merang.
4.
Diinkubasi selama 5 hari.
5.
Setelah diinkubasi, di amati mikroba
yang tumbuh.
6.
Di catat kondisi benih dan mikroba yang
ada.
7.
Dilakukan pengamatan mikroskopis.
8.
Digambar struktur mikroba dan tuliskan
cirinya.
III.
HASIL PENGAMATAN
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pengamatan
Hasil
pengamatan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah :
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Kelompok
1 : Padi sebelum inkubasi
|
|
2.
|
Kelompok
1 : Padi setelah inkubasi
|
|
3.
|
Kelompok
1 : Jamur yang tumbuh pada media
|
|
4.
|
Kelompok
2 : Padi sebelum inkubasi
|
|
5.
|
Kelompok
2 : Padi setelah inkubasi
|
6.
|
Kelompok
3 : Kacang hijau setelah inkubasi
|
|
7.
|
Kelompok
3 : Kacang hijau sebelum inkubasi
|
|
8.
|
Kelompok
4 : Kacang hijau sebelum inkubasi
|
|
9.
|
Kelompok
4 : Kacang hijau setelah inkubasi
|
|
10.
|
Kelompok
5 : Jagung sebelum inkubasi
|
|
11.
|
Kelompok
5 : Jagung setelah inkubasi
|
|
12.
|
Kelompok
5 : Jamur yang terbawa pada benih jagung
|
|
13.
|
Kelompok
6 : Jagung setelah inkubasi
|
|
14.
|
Kelompok
6 : Jagung sebelum inkubasi
|
|
15.
|
Kelompok
7 : Kedelai sebelum inkubasi
|
|
16.
|
Kelompok
7 : Kedelai setelah inkubasi
|
|
17.
|
Kelompok
7 : Jamur yang terbawa benih kedelai
|
|
18.
|
Kelompok
8 : Kedelai sebelum inkubasi
|
|
19.
|
Kelompok
8 : Kedelai setelah inkubasi
|
3.2 Pembahasan
Jamur
adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti
payung: terdiri dari bagian yang tegak (“batang”) dan bagian yang mendatar atau
membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa
jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan
beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing
atau champignon (Agaricus campestris),
dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk
pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang
atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati
ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel.
Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik (Yulia,
2010).
Jamur Aspergillus sp. dapat menginfeksi biji-bijian,,
jagung,kacang tanah,dan kapas. Gejala serangan jamur ini adalah dengan di
tandai dengan jamur berwarna hitam dan berwarna hijau. Pada tongkol jagung
gejala yang terlihat adalah tongkol
berwarna kehijauan, kuning sampai hitam. Jamur ini dapat menyebar ke
tongkol jagung lainnya dengan bantuan angin ataupun air. Kerusakan pada umumnya
terjadi pada bagian ujung tongkol yang sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan
suhu di dalam penyimpanan atau gudang. Kerusakan-kerusakan yang di sebabkan
oleh jamur simpanan atau jamur yang terbawa benih telah dimulai sejak bahan
dipungut dari lapangan sampai masuk ke gudang simpanannya. Bentuk kerusakan
tersebut meliputi penurunan daya kecambah; perubahan warna; perubahan berat;
perubahan biokoimia; dan terbentuknya toksin. Penurunan daya kecambah di
sebabkan karena membusuknya biji-bijian atau terjadi gejala “damping off” pada
kecambah akibat serangan patogen (Rananda, 2012).
Jamur yang dapat
tumbuh di benih padi adalah Rhizopus
oryzae. Jamur ini juga telah banyak diperbanyak untuk fermentasi tempe.
Ciri-ciri R. oryzae secara umum,
antara lain ialah hifa tidak bersekat (senositik), hidup sebagai saprotrof,
yaitu dengan menguraikan senyawa organik. Pembuatan tempe dilakukan secara
aerobik. Reproduksi aseksual cendawan R.
oryzae dilakukan dengan cara membentuk sporangium yang di dalamnya terdapat
sporangiospora. Pada R. oryzae terdapat stolon, yaitu hifa yang terletak
di antara dua kumpulan sporangiofor (tangkai sporangium). Reproduksi secara
seksual dilakukan dengan fusi hifa (+) dan hifa (-) membentuk progamentangium.
Progamentangium akan membentuk gametangium. Setelah terbentuk gamentangium,
akan terjadi penyatuan plasma yang disebut plasmogami. Hasil peleburan plasma
akan membentuk cigit yang kemudian tumbuh menjadi zigospora. Zigospora yang
telah tumbuh akan melakukan penyatuan inti yang disebut kariogami dan akhirnya
berkembang menjadi sporangium kecambah. Di dalam sporangium kecambah setelah
meiosis akan terbentuk spora (+) dan spora (-) yang masing-masing akan tumbuh
menjadi hifa (+) dan hifa (-) (Dian, 2013).
Rhizopus sp
Koloni berwarna keputihan dan menjadi abu-abu
kecoklatan dengan betambahnya usia biakan, serta berdinding halus
atau agak kasar . Rhizoid berlawanan arah dengan sporangioor atau sporangiofor
muncul langsung dari stolon tanpa adanyaa rhizoid. Sporangiofor dapat tunggal
atau berkelompok hingga 5 kadang-kadang membentuk struktur seperti percabangan
menggarpu. Termasuk dalam suku Mucoraceae diman cara hidupnya sebagian besar
dengan cara saprofit,pembiakan generatif hanya akan terjadi jika dua hifa yang
berlainan jenis kelaminnya berjumpa dan bersatu. Tidak semua pada suku
Mucoraceae mempunyai sifat yang spesifik seperti pada Mucor mucedo. Pada marga
lainnya disamping sporangium yang mengandung banyak spora,juga terdapat yang
mengandung sedikit spora. Rhizopus oryzae terdapat dalam ragi tempe,jamur
tersebut mempunyai daya untuk memecah putih telur dan lemak. Oleh karena itu
jamur ini digunakan dalam proses pembuatan tempe dan oncom. Dari praktikum yang
dilakukan memang terbukti hanya pada tempe yang terdapat jamur rhizopus
nya. Tubuh multiseluler, Habitat umumnya di darat sebagai saprofit. Hifa tidak bersekat,
Reproduksi:
- Vegetatif dengan spora
- Vegetatif dengan spora
- Generatif:
dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan zigospora yang
nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Kingdom : Fungi
Divisi : Pycomycotina
Sub divisi : Phycomycetes
Class : Zygomycetales
Ordo : Mucorales
Family : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Spesies : Rhizopus sp
Aspergilus sp
Aspergilus merupakan jamur mikroskopis yang masuk
kedalam divisi Ascomycotina, dimana memiliki ciri-ciri terdiri dari suatu
lapisan konidiofor yang panjang – panjang yang berbaur dengan miselia aerial.
Kepala konidia berbentuk bulat,berwarna hijau pucat agak kekuningan,dan bila
tua menjadi coklat redup. Konidiofor berwarna hialin dengan panjang 4- 5 mm, dan
umunya berdinding kasar. Vesikula berbentuk semi bulat dan berdiameter
40-80µm,berwarna hijau,dan berdinding halus atau sedikit kasar (Gandjar,indrawati.
pengenalan kapang tropik umum.hal 95).
Mempunyai
hifa berseptat dan miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas
permukaan merupakan hifa fertil, koloninya berkelompok, konidiofora berseptat
atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada ujung hifa muncul sebuah
gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada sterigma muncul
konidium- konidium yang tersusun berurutan mirip bentuk untaian mutiara, konidium- konidium ini berwarna (hitam, coklat, kuning tua, hijau) yang memberi warna
tertentu pada jamur.
Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan menghasilkan
konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka sehingga
inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke
dalam paru.
Spesies ini termasuk kosmopolit,dan dapat ditemukan
pada aneka substrat terutama pada makanan fermentasi. Namun pada pengamatan
yang kami akukan jamur ini hanya ditemukan pada nasi,padahal nasi bukanlah
produk dari hasil olahan fermentasi. Hal ini dikarenakan karena Aspergilus
dapat berkembang biak dengan kadar gula yang cukup tinggi,begitu pula dengan
nasi,nasi juga memiliki kandungan glukosa yang amat tinggi sehingga Aspergilus
dapat tumbuh dengan baik pada nasi yang telah basi.
Kingdom :
Fungi
Divisi : Eumycetes
Sub divisi : Ascomycetes
Class : Euscomycetes
Ordo :
Plectascales
Family : Aspergilaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus sp
Penyebaran
Penyebaran patogen berarti proses berpindahnya patogen
atau inokulum dari sumbernya ke tempat lain. Penyebaran patogen dapat terjadi
secara aktif maupun pasif. Penyebaran pasif yang berperan besar dalam
menimbulkan penyakit, yaitu dengan perantaraan angin, air, hewan (terutama serangga),
dan manusia. Beberapa patogen dapat melakukan penyebaran secara aktif, misalnya
nematoda, zoospora dan bakteri motil. Ketiga macam inokulum ini mampu berpindah
dalam jarak yang relatif pendek (mungkin hanya beberapa milimeter atau
sentimeter) dengan menggunakan kekuatan sendiri sehingga kurang efektif dari
segi perkembangan penyakit.
Faktor Penyebab Penyakit
Dari konsep segitiga gangguan, jelas bahwa penyakit
dapat timbul dan berkembang apabila ada interaksi antara tanaman rentan dengan
patogen yang virulen pada lingkungan yang mendukung pertumbuhan patogen atau
lingkungan yang kurang sesuai untuk tanaman. Kerentanan tanaman dan virulensi
patogen tidak berubah pada tanaman yang sama selama beberapa hari hingga
beberapa minggu, akan tetapi keadaan lingkungan dapat berubah secara tiba-tiba
dalam tingkatan yang bervariasi. Oleh karena itu, lingkungan dapat menyebabkan
terjadinya perubahan perkembangan penyakit menjadi lebih cepat atau lebih
lambat.
IV.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah :
1.
Faktor Penyebab penyakit yaitu patogen
yang virulen, inang dan lingkungan.
2.
Penyebaran penyakit yaitu dengan penyebaran pasif
yaitu dengan perantaraan angin, air, hewan (terutama serangga), dan manusia.
Beberapa patogen dapat melakukan penyebaran secara aktif, misalnya nematoda,
zoospora dan bakteri motil.
3.
Jamur yang terdapat pada benih jagung
adalah Aspergillus sp., sedangkan jamur
yang ada pada benih padi adalah Rhizopus
oryzae.
DAFTAR PUSTAKA
Camada.2014.Mekanisme
Penyakit tanaman dan faktor.http://camada18.
blogspot.co.id/2014/03/mekanisme-penyakit-tanaman-dan-faktor.html.Diakses
pada tanggal20 April 2016 pukul 20.20.
Dian. 2013. http://penyuluhan-bkp3.blogspot.co.id/2013/07/persiapan-benih-padi-dengan.html.
Diakses pada 20 April 2016 pukul
21.00 WIB.
Gandjar,I.1981.,W.Mangunwardoyo,I.Santoso,A.Oetari,
W.Sjamsuridzal & Ismangil.1994-1997. PENGENALAN
KAPANG TROPIK UMUM.Jurusan Biologi,FPMIPA,Universitas Indonesia.Depok.
Kartasapoetra, A. 2003. Teknologi
benih. PT. Rinika Cipta. Jakarta
Rananda, Yoga. 2012. https://yogarananda.wordpress.com/2012/11/23/penyakit-penyakit-pasca-panen-tanaman-jagung/.
Diakses pada 20 April 2016 pukul 20.08 WIB.
Yulia, Melda. 2010.
https://meldayulia.wordpress.com/2010/12/15/pengertian-jamur/. Diakses pada 20 April 2016 pukul 20.00 WIB.
LAMPIRAN
Post a Comment