DETEKSI DAN IDENTIFIKASI OPT GULMA
YANG TERBAWA PADA KEDELAI INPOR DARI AMERIKA
(Laporan Praktikum Karantina Tumbuhan)
Oleh
Triono
1214121220
Kelompok 1
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kedelai merupakan sumber protein nabati paling populer bagi
masyarakat Indonesia pada umumnya.
Konsumsi utamanya dalam bentuk tempe dan tahu yang merupakan
lauk pauk vital bagi
masyarakat Indonesia. Bentuk lain produk kedelai adalah
kecap, tauco,
dan susu kedelai. Indonesia merupakan negara produsen tempe
terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Berdasarkan data
SUSENAS
tahun 2014
yang dirilis
BPS,
konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia
sebesar 6,95 kg dan tahu 7,07 kg.
Ironisnya pemenuhan kebutuhan akan kedelai yang merupakan bahan baku utama tempe dan tahu, 67,28% atau sebanyak
1,96 juta ton harus diimpor dari luar. Hal ini terjadi karena
produksi dalam negeri tidak mampu mencukupi permintaan produsen tempe dan tahu dalam negeri.
Perkembangan luas panen kedelai Indonesia periode 1980-2015
berfluktuasi namun cenderung meningkat dengan laju peningkatan sebesar 0,62% per tahun. Pada tahun 2015 diperkirakan
luas panen kedelai meningkat 4,01%, menjadi 640,35 ribu hektar dari tahun
sebelumnya
sebesar 615,69 ribu hektar. Produksi kedelai di Indonesia
pada
periode 1980-2015
berfluktuasi cenderung meningkat dengan
rata-rata pertumbuhan
sebesar 2,37% per tahun. Berdasarkan data ARAM I BPS
tahun
2015, produksi
kedelai
diperkirakan mencapai
998,87
ribu ton atau
meningkat 4,59%
dibandingkan tahun
2014
sebesar 955,00 ribu ton.
Fluktuasi data luas panen
dan produksi dari tahun ke tahun
selama periode 1980
hingga 2015, ternyata menunjukkan peningkatan produktivitas secara
konsisten
rata-rata
1,70% per
tahun. Produktivitas kedelai Indonesia berdasarkan ARAM I tahun 2015 adalah
sebesar 15,60 ku/ha atau naik 0,58% dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan hasil proyeksi, diperkirakan
keseimbangan
penawaran
dan
permintaan kedelai di Indonesia mengalami peningkatan defisit pada tahun 2015 – 2019 rata-rata sebesar 9,86% per tahun. Kekurangan pasokan kedelai tahun 2016 sampai dengan 2019 masing-masing sebesar 1,61 juta ton, 1,83 juta ton, 1,93 juta ton, dan 1,93 juta ton.
Dalam lalu lintas inpor
untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri, kemungkinan OPT terbawa kedelai
baik gulma maupun hama dan penyakit. Untuk itu penting tindakan karantina untuk
mencegah OPT yang menjadi target masuk dan menyebar di Indonesia, selain itu
dengan mengetahui OPT yang terbawa akan dapat menentukan tindakan selanjutnya
apakah dilakukan tindakan atau inpor dihentikan.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis- jenis gulma apa saja yang terbawa benih
kedelai inpor dari Amerika.
2. Mengetahui/ menghindari gulma sasaran (Cirvium arvenvce).
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan
Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Cawan Petri, Dan Nampan.
Sedangkan
bahan yang digunakan adalah benih kedelai inpor dari Amerika yang berasal dari
Balai Karantina Bandar Lampung.
2.2 Langkah Kerja
Langkah
kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.
Disiapkan cawan petri, nampan dan benih
kedelai.
2.
Dituangkan kedelai dinampan .
3.
Dipilah- pilah benih pada nampan.
4.
Dipisahkan OPT gulma yang terbawa pada
kedelai diletakan pada cawan petri.
5.
Amati dan identifikasi OPT gulma yang
ditemukan pada kedelai, serta foto.
III.
HASIL PENGAMATAN
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pengamatan
Hasil
pengamatan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah:
NO
|
Gambar
|
Jumlah
|
Nama Gulma
|
1.
|
4
|
Ambrosia
artemisifolia
|
|
2.
|
6
|
Bromas
secalinus
|
|
3.
|
1
|
Kochia
seoporia
|
|
4.
|
1
|
Xanthium
strumarium
|
5.
|
5
|
Leomoea
purpurea
|
|
6
|
3
|
Nicandra
physaicdes
|
3.2 Pembahasan
Gulma merupakan salah satu OPT yang kemungkinan
terbawa oleh benih yang di Inpor ke Indonesia, dari hasil praktikum terdapat
beberapa benih gulma yang terbawa pada benih Kedelai Inpor dari Amerika antara
lain:
a.
Ambrosia
artemisifolia
Klasifikasi ilmiah:
Kingdom :
Plantae
(unranked) :
Angiosperms
(unranked) :
Eudicots
(unranked) :
Asterids
Order :
Asterales
Family :
Asteraceae
Genus :
Ambrosia
Species :
A. artemisiifolia
b.
Bromas
secalinus
Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom :
Plantae
(unranked) :
Angiosperms
(unranked) :
Monocots
(unranked) :
Commelinids
Order :
Poales
Family :
Poaceae
Genus :
Bromus
Species : B. secalinus
c.
Kochia
seoporia
Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom :
Plantae
División :
Magnoliophyta
Clase :
Magnoliopsida
Subclase :
Caryophyllidae
Orden :
Caryophyllales
Familia :
Amaranthaceae
Subfamilia :
Chenopodioideae
Génus :
Kochia Roth
Species :
Kochia scoparia (L.) Schrad.
d.
Xanthium
strumarium
Klasifikasi
Ilmiah:
Kingdom : Plantae
(unranked) : Angiosperms
(unranked) : Eudicots
(unranked) : Asterids
Order : Asterales
Family : Asteraceae
Subfamily : Asteroideae
Tribe : Heliantheae
Genus : Xanthium
Species : Xanthium strumarium
e.
Leomoea
purpurea
Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom :
Plantae
(unranked) :
Angiosperms
(unranked) :
Eudicots
(unranked) :
Asterids
Order :
Solanales
Family :
Convolvulaceae
Genus :
Ipomoea
Species : I. purpurea
f.
Nicandra
physalodes
Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Nicandra
Spesies : Nicandra physalodes
Dalam Undang-Undang
Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, karantina
didefinisikan sebagai tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu dari
luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya
dari dalam wilayah negara Republik Indonesia (RI).
Tujuan utama yang ingin dicapai dengan adanya
karantina baik hewan maupun tumbuhan adalah melindungi produk- produk pertanian
baik mulai dari tahapan pasca panen maupun setelah panen, yang berimbas pada
produktivitas dan kualitas hasil panen yang dicapai akan semakin lebih baik dan
optimal, dengan adanya pencapaian hasil yang demikian maka akan berimbas pada
pendapatan petani yang hasil produksinya dapat bersaing dengan produk yang
berasal dari negara lain.
Tujuan utama dari karantina mencegah OPT masuk
khususnya gulma masuk di Indonesia, dari hasil praktikum berdasarkan badan
karantina gulma sasaran yang terbawa oleh benih kedelai inpor dari Amerika
yaitu Circium arvense, dari praktikum
tidak ditemukan.
IV.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah :
1.
Mengatahui gulma sasaran yang terdapat pada
kedelai inpor dari Amerika (Circium
arvense).
2.
Tidak terdapat gulma sasaran yaitu Circium arvence.
3.
Terdapat gulma A. artemisiifolia , B. secalinus, I. purpurea
, Kochia scoparia (L.). ,Xanthium
strumarium, Nicandra
physalodes
DAFTAR PUSTAKA
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang. 2012. Prosedur Karantina
Tumbuhan Prosedur Pemeriksaan. Ditulis tanggal
: 25 - 07 - 2012 | 09:18:56. http://karantinasemarang.org/prosedur-karantina-tumbuhan. Diakses Pada 02 Mei 2016.
Searchingtugas.2015.http://searchingtugas.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tentang-maslah-ekonomi-kedelai.html.
Diakses pada tanggal 02 Mei 2016 pukul 20.09 WIB.
Sumarno. 1982. Bertani Kedelai di Amerika Serikat.
Puslitbang Tanaman Pangan Bogor. Bogor.
Tjitrosoedirdjo, S., I. H. Utomo dan J. Wiroatmodjo. 1984.
Pengelolaan Gulma diPerkebunan. PT. Gramedia.
Jakarta
Wikipedia.2016.https://en.wikipedia.org/wiki/.Diakses
pada tanggal 02 Mei 2016 pukul 20.10 WIB.
LAMPIRAN
Post a Comment