STRUKTUR TUBUH SERANGGA
(Laporan
Pratikum Bioekologi Hama Tumbuhan)
Oleh:
Kelompok 9
Santia Putri 1214121201
Sidarlin 1214121205
Yongky Lavia Foda 1214121234
Yuana Ariyanti 1214121236
Yuni Dzulhia 1214121237
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2013
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam berbudidaya tanaman ada beberapa masalah
yang akan kita hadapi. Salah satunya adalah hama yang menyerang tanaman. Hama
adalah organisme yang mengganggu tanaman dan menimbulkan kerusakan hingga
ambang ekonomi. Terdapat berbagai hama yang menyerang tanaman. Salah satunya
adalah serangga. Serangga adalah kelomopok utama dari hewan beruas (Arthropoda)
yang bertungku enam karena itulah disebut juga Hexapoda (berkaki).
Dalam praktikum kali ini akan dilakukan
pengenalan struktur tubuh serangga sekaligus untuk mengetahui klasifikasi
serangga sampel-sampel morfologinya, pengendalian, daur hidup dan perannya
dalam lingkungan
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah
sebagai berikut
1.
Mengetahui
morfologi serangga yang diamati.
2.
Mengetahui
perannya dalam lingkungan.
3.
Mengetahui
daur hidup dan cara pengendaliannya.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
ORDO LEPIDOPTERA
Dari ordo
ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama, namun
beberapa diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai
pemakan/pengisap madu atau nektar.
Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna.
Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong —> dewasa. Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta
Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna.
Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong —> dewasa. Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta
Ciri-ciri :
·
Sayap depan dan seluruh
tubuhnya bersisik, sisik inilah yang memberi warna pada sayap
·
Serangga dewasa tidak
menjadi hama, yang menjadi hama adalah larvanya
·
Larva berbentuk ulat
(tipe eruciform) mempunyai tungkai palsu
·
(false leg) sebanyak 5
pasang di abdomen
·
Tungkai
sejati terdapat pada toraks
·
Metamorfosis
Holometabola
Sifat hidup larva
·
Pemakan daun, bunga,
buah
·
Penggerek
batang dan buah
·
Pemakan
akar dan buah
·
Predator pada berbagai
jenis kutu tanaman (Eublema)
Lepidoptera terbagi menjadi 3 (tiga) golongan :
1.
Golongan Kupu-kupu (butterfly), aktif siang hari (Diurnal)
2.
Golongan Skipper, aktif petang hari (Krepuskular)
3.
Golongan Ngengat (moth), aktif malam hari (Nokturnal)
Contoh hama penting dari Ordo
Lepidoptera
Famili
Sphingidae
Famili
Psychidae; menyerang daun jambu air
membentuk
kantung ditutupi oleh permukaan daun, gejala kerusakan
daun
berlubang
Famili
Limacodidae; berwarna hijau, terdapat pada daun kelapa.
Tungkai
memiliki banyak rambut
Famili
Papilionidae; berwarna hijau, terdapat pada kuncup daun jeruk.
Sayap
Imago memiliki papil
Famili
Hesperiidae; Ulat penggulung daun pisang
Famili
Pyralidae; hama pada tanaman padi
Famili
Noctuidae
ORDO ISOPTERA
Rayap merupakan serangga dengan metamorfosis tidak
sempurna. Siklus hidup rayap terdiri dari
telur --> nympa --> dewasa
sedangkan semut ber-metamorfosis sempurna yang
meliputi fase
telur --> larva --> pupa --> dewasa.
Kelompok serangga ini mempunyai kemampuan adaptasi
yang lebih baik dibandingkan serangga lainnya. Kemampuan ini karena rayap hidup
dalam sebuah koloni yang mempu bertahan hidup lama. Dalam setiap koloni rayap
pada umumnya terdapat tiga kasta yang dinamai menurut fungsinya masing-masing:
- Kasta Pekerja
- Kasta Prajurit
- Kasta Reproduksi (Primer : Raja & Ratu dan
Suplementer)
Dalam hal ini bentuk (morfologi) dari setiap kasta
berbeda satu dengan yang lain yang sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Kasta pekerja merupakan anggota yang terbanyak
jumlahnya dalam koloni, berwarna pucat tanpa mata faset. Mendibelnya relatif
kecil bila dibandingkan dengan Kasta prajurit. Kasta pekerja berfungsi mencari
makan, merawat telur, membuat serta memelihara sarang. Mereka berperan dalam
mengatur efektivitas koloni dengan jalan membunuh dan memakan individu-individu
yang lemah atau mati untuk menghemat energi dalam koloninya. Sifat kanibalisme
seperti ini umum pada setiap jenis rayap dan sering berhubungan erat dengan
perilaku lainnya yang disebut TROFALAKSIS, yakni saling menjilat tubuh
sesamanya sekaligus memakan lapisan kutikulapada stomodaeum atau proktodaeum
yang dikeluarkan pada proses ganti kulit (ecdysis).
Kasta Reproduksi Primer, terdiri dari
serangga-serangga dewasa yang bersayap dan menjadi pendiri koloni (raja dan
ratu). Bila masa perkawinan telah tiba imago-imago ini terbang keluar dari
sarang dalam jumlah yang besar. Masa bersilang (swarming) ini merupakan masa
perkawinan dimana seasang imago (jantan dan betina) bertemu dan segera
menanggalkan sayapnya serta mencari tempat yang sesuai di dalam tanah atau
kayu. Tugas dari ratu sepanjang hidupnya adalah bertelur sedangkan makanannya
dilayani oleh para pekerja. Seekor ratu mampu hidup 6 sampai 20 tahun bahkan
sampai berpuluh-puluh tahun. Apabila reproduktif primer mati atau koloni
membutuhkan penambahan reproduktif bagi perluasan koloninya maka dapat dibentuk
reproduktif sekunder (neoten). Neoten juga akan terbentuk jika sebagian suatu
koloni terpisah (terisolasi) dari sarang utamanya sehingga suatu koloni baru
terbentuk. Kasta ini dapat terbentuk beberapa kali dalam jumlah yang besar sesuai
dengan perkembangan koloni. Kasta prajurit mudah dikenal karena bentuk
kepalanya besar dengan penebalan kulit yang nyata. Kasta ini mempunyai rahang
(mandibula) yang besar dan kuat. Kasta prajurit berfungsi melindungi koloni
terhadap gangguan dari luar.
ORDO ORTHOPTERA
Sebagian
anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya
yang bertindak sebagai predator pada serangga lain.
Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.
Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.
Alat-alat
tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang
antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga
pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat
suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan
alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus
dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).
Ada mulutnya
bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang
mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya,
dan labium dengan palpus labialisnya.
Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.
Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.
Berasal dari
kata orthos yang artinya”lurus” dan pteron artinya “sayap”.
Golongan serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan,
namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator.
Sewaktu
istirahat sayap bagian belakangnya dilipat secara lurus dibawah sayap depan.
Sayap depan
mempunyai ukuran lebih sempit daripada ukuran sayap belakang.
Alat mulut
nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum, sepasang
mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya,
dan labium dengan palpus labialisnya.
Tipe
metamorfosis ordo ini adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia
(telur-nimfa-imago).
Beberapa contoh serangga jenis
ordo orthoptera :
- belalang
kayu (Valanga nigricornis Burn.);
- belalang
pedang (Sexava spp.);
- jangkrik
(Gryllus mitratus Burn dan Gryllus bimaculatus De
G.);
- anjing
tanah (Gryllotalpa africana Pal.).
ORDO HEMIPTERA
Hemi artinya “setengah” dan pteron artinya
“sayap”. Beberapa jenis serangga dari ordo ini pemakan tumbuhan dan
adapula sebagai predator yang mengisap tubuh serangga lain.
serangga ini
mempunyai ukuran tubuh yang besar serta sayap depannya mengalami modifikasi,
yaitu setengah didaerah pangkal menebal, sebagiannya mirip selaput, dan syap
belakang seperti selaput tipis.
Paurometabola
merupakan tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia
yaitu telur > nimfa > imago.
Tipe mulut menusuk-mengisap
yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi
sebagai alat pengisap. Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak
tanaman.
Ordo ini
memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak
sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya
ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain.
Umumnya
memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap
depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus.
Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit
lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang
antene, mata facet dan occeli.
Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas
moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa
stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala
(bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet.
Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran
ludah.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Bnetuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Bnetuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.
Beberapa contoh serangga
anggota ordo Hemiptera ini adalah :
- kepik
buah jeruk (Rynchocoris poseidon Kirk);
- hama
pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis antonii);
- walang
sangit (Leptocorixa acuta Thumb);
- kepik
buah lada (Dasynus viridula).
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Dari pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai
berikut:
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Mantis religiosa (belalang sembah)
|
2
|
|
Tirip ( Thrips
tabati L.)
|
3
|
|
Kecoa (Periplaneta sp.)
|
4
|
|
Jangkrik (Gryllus assimilis) |
5
|
|
Laron
|
3.2 Pembahasan
Pembahasan
1. Thrips
( Thrips tabati L.)
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Thysanoptera
Family : Thripidae
b. Siklus
Hidup
Telur
Telur
dari hama ini berbentuk oval atau bahkan mirip seperti ginjal yang ada pada
manusia, imago betina akan memasukkan telurnya ke dalam jaringan ephidermal
daun dengan bantuan ovipositirnya yang tajam. Ukuran telurnya sangat kecil
sehingga jarang terlihat dengan mata telanjang. Telur ini diletakkannya dalam
jumlah yang besar, dengan rata-rata 50 butir tiap induk. Letak telur akan mudah
diketahuai dengan memperlihatkan bekas tusukan pada bagian tanaman tersebut dan
biasanya disekitar jaringan tersebut terjadi pembengkakan. Telur-telur ini akan
menetas sekitar 3 atau 7 hari. Setelah peletakan oleh imago betina.
Nimfa
Thrips
muda atau nimfa akan berwarna putih pucat atau kekuningan sampai kepada
berwarna jernih. Biasanya thrips muda ini gerakannya masih sangat lambat dan
pergerakannya hanay terbatas pada tempat dimana dan memperoleh makanan. Nimfa
terdiri dari empat instar, dan instar pertama sudah mulai menyerang tanaman.
Sayap baru akan terlihat pada masa pra-pupa. Daru hidup sekitar 7-12 hari.
Imago
Imago
akan bergerak lebih cepat disbanding dengan nimfanya, telah memiliki sayap yang
ukurannya relative panjang dan sempit, imago ini tubuhnya berwarna kuning pucat
sampai kehitaman. Serangga dewasa berukuran 1 – 2 mm. imago betina dapat bertelur sampai 50 butir yang ditanamnya
kedalam jaringan epidermal daun dengan bantuan ovipositornya yang tajam.
Peran
Selain
sebagai hama yang langsung menyerang tanaman, thrips juga berperan sebagai
vector penyakit, predator dan penyerbuk (pollinator).
Pengendalian
Mekanis
Tempatkan
perangkap kuning (yellow trap) dilahan. Tanaman terdserang segera dicabut dan
dibakar untuk mencegah penyebaran meluas.
Budidaya
Lakukan
penanaman serentak, mengurani gulma di sekitar tanaman, menutup tanah dengan
mulsa.
Kimiawi
Penggunaan
insektisida, misal: regen 50 sc atau decis 25 Ec pada helai daun dan disemprot
setap minggu selama sebulan atau sampai serangan berhenti.
Laron
atau ratu Laron
a. Klasifikasi
Kingdom :
animalia
Sub kingdom :
metazoa
Filum :
arthropoda
Kelas : serangga
Ordo : orthoptera
b. Siklus
hidup / metamorphosis
Siklus
hidup rayap dimuali dari telur. Telur berwarna jingga transparan yang kemudian
akan berkembang menjadi larva akan tumbuh menjadi nimfa atau rayap muda. Ketika
dewasa rayap akan dibagi menjadi 3 koloni / kasta. Kasta pertama adalah kasta
pekerja yang bertugas mencari dan menyimpan makanan, memperbaiki sarang. Kasta
kedua adalah kasta prajurit yang bertugas untuk menjaga dan melindungi seluruh
koloni. Kasta terakhir adalah kasta reproduksi atau Laron, Laron inilah yang
akan menjadi raja dan ratu koloni baru setelah mereka kawin dan betina bertelur
Peran
Laron
merupakan salah satu tahap perkembangan rayap, serangga yang hidup berkoloni
seperti semut. Rayap memiliki 3 kasta yaitu, kasta reproduktif, prajurit dan pekerja.
Laron merupakan salah satu fase dewasa dari kasta reproduktif. Jika sayap Laron
sudah tumbuh, maka iya akan terbang mencari pasangannya. Setelah kawin sayap
Laron akan tanggal karena tidak diperlukan lagi mereka akan membangun koloni
baru dan akan menjadi raja dan ratu dalam koloni tersebut. Laron bukanlah
predator. Pada dasarnya jika jumlah Laron sedikit tidak akan menjadi masalah,
namun karena jumlah rayap sebelum menjadi Laron sangat banyak bahkan hingga
jutaan dalam 1 koloni, membuat pengendaliannya sulit, terlebih jika koloni
membuat sarang didalam tanah. Rayap menyebebkan kerugian ekonomis karena sering
beresarang dalam perabotan kayu dirumah-rumah dan memakannya.
Pengedalian
Karena
yang menjadi maslaah adalah keberadaan rayap yang jumlahn ya besar maka harus
dilakukan pengendalian. Salah satunya mengaplikasikan Ne karena mobilitas Ne
sangat mendukung pencapaian target hama sasaran dan habitan Ne sesuai dengan
habitat rayap
Kecoa
(Periplaneta sp.)
Kalsifikasi
Kingdom
: animalia
Filum
:arthropoda
Kelas
: insecta
Ordo
: orthopthera
Family
: blattellidae
Genus
: teriplaneta
Siklus
hidup
Siklus
hidup kecoa dimulai dari telur. Telur kecoa menjadi lipas muda. Bentuk kecoa
muda mirip dengan kecoa dewasa. Bedanya kecoa muda tidak bersayap, kecoa tidak
melalui tahap pupa sehingga metamorphosis tidak sempurna. Kecoa dewasa tumbuh
semakin besara dan memiliki sayap yang terkadang digunakan untik terbang dengan
ketinggian yang rendah. Kecoa dewasa bertelur di air kotor dari sinilah siklus
hidup kecoa dimulai kembali.
Peran
Selain
sebgai hama dan predator kecoa mempunyai peran yang cukup penting dalam
penularan penyakit (sebagai vector), antara lain :
-
Sebagai vector mekanik
bagi beberapa mikroorganisme pathogen
-
Sebagai inang perantara
bagi beberapa spesies cacing
-
Menyebabkan timbulnya
reaksi-reaksi seperti dermatitis, gatal-gatal, dan pembengkakan kelopak mata
Pengendaliannya
Pengendalian
umumnya dilakukan dengan insektisida. Karena penggunaan insektisida memiliki
beberapa keuntungan seperti kemudahan dalam pengaplikasiannya, efektifitas yang
tinggi, daya kerja yang cepat, dan dapat digunakan setiap waktu namun
penggunaan insektisida yang tidak tepat dan berlebihan secara terus menrus akan
mengakibatkan resistensi pada serangga terhadap insektisida tersebut.
Jangrik
(Gryllus assimilis)
Klasifikasi
Kingdom
: animalia
Filum
: arthropida
Kelas
: insecta
Ordo
: arthropoda
Family
: grylludae
Genus
: grylus
Siklus
hidup
Telur
Telur-telur
dari manga gryllus berbentuk silindris seperti buah pisang ambon, berwarna kuning
muda bening dengan panjang rata-rata 2,5-3mm. disalah satu bagian atas dari
telur ada tonjolan yang disebut opentulum. Tonjolan ini merupakan celah untuk
keluarnya nimfa dari dalam telur. Kulit
telur tidak akan pecah sekalipun ditekan karena sangat liat dan kuat, tetapi
dapat pecah bila ditusuk. Kulit telur yang kuat ini berfungsi melindungi bagian
dalam telur. Tanda-tanda telur yang tidak bisa menetas adalah berwarna kuning
agak gelap dengan permukaan keriput
Peran
Selain
sebagai hama di dalam ekosistem jangkrik juga berperan sebagai decomposer
detritifor, predator, pengurai dan produsen pakan hewan.
Pengendalian
Pengendalian
jangkrik dapat dilakukan dengan pengaplikasian insectisida atau secara mekanis
dengan menggunakan lampu atau obor dalam perangkap pada malam hari, biasanya
jangkrik akan berdatangan dengan sendirinya lalu tinggal ditangkap.
Belalang
sembah ( Stagmomantis carolina)
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
: arthropoda
Kelas
: insect
Ordo
: orthoptera
Family
: matidae
Genus
: stagmomantis
Siklus
hidup
Telur
Telur
diletakan pada cabang tanaman dalam sarang yang dibentuk oleh betina. Masing
masing sarang berisis 200 telur atau lebih. Telur berwarna coklat kemerahan.
Lama stadia telur adalah 5 – 8 minggu.
Nimfa
Nimfa
keluar dari ssarang secara bersama-sama. Ukuran nimfa lebih kecil dari dewasa.
Dan sayapnya belum sempurna. Nimfa berganti kulit beberapa kali. Nimfa berwarna
putih, kuning, ungu, dimana bentuk dan warnanya berubah seperti bunga. Nimfa
mengalami 5 instrar.
Imago
Imago
betina yang telah kawin akan langsung memakan imago jantan. Setelah itu, betina
akan berada dalam sarang dan bertelur. Imago berwarna haju cerah. Stadia imago
kurang lebih 4 bulan
Peran
Belalang
sembah adalah predator dari beberapa spesies hama. Oleh karena itu, saat ini
banyak dilakukan pelestarian belalang sembah untuk dijadikan musuh alami
Pengendalian
Pada
dasarnya, belalang sembah adalah predator sehingga tidak perlu dikendalikan.
Namun apabila keberadaannya berlebihan perlu dilakukan pengendalian. Dapat
dilakukan dengan mengguankan insectisida atau bahan kimia lain.
IV.
KESIMPULAN
Dari pembahasan pada ordo bab sebelumnya, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Kecoa,
jangkrik dan belalang sembaj berperan sebagai predator.
2.
Pengendalian
hama secara kimiawi menjadi alternative karena lebih efisien dalam memberantas
hama
3.
Setiap
serangga memiliki struktur khas masing-masing.
DAFTAR
PUSTAKA
Akhmad,
Fadloli. 2013. Pengenalan Ordo Serangga.
http://bertani-bertani.blogspot.com/2013/04/pengenalan-ordo-serangga.html
Diunggah pada 04 April 2013
Diunggah
pada 21 Januari 2009.
Nurhudiman.
2013. Pengenalan Spesies Srangga Hama.
http://www.nurhudiman.com/2013/04/pengenalan-spesimen-serangga-hama-ordo.html
Diunggah pada tanggal 17 April 2013.
Pracaya. 2007. Hama dan penyakit tanaman.
Jakarta
Semangun, H. 1991. Serangga. Gajah mada press.
Yogyakarta.
Wahyudi,
Roony. 2013. Macam-macam Ordo Serangga.
http://mentari-dunia.blogspot.com/2013/01/macam-macam-ordo-serangga.html
Diunggah
pada 17 Januari 2013.
Wigiman. 2003 hama tanaman : cermin morfologi, biologi, dan gejala
serangan. Gm press Yogyakarta.
Post a Comment