KOMUNIKASI
SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
DI LSM PERHIMPUNAN
PETANI DAN NELAYAN SEJAHTERA INDONESIA (PPNSI)
(Laporan Responsi Pengembangan Masyarakat)
Oleh
Kelompok 4
Budi Setiawan 1214121040
Pamungkas Desta Swandaru 1214121116
Rumse Fitriana S 1314121024
Triono 1214121220
Wening Tyas Aprilia 1214121225
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia
menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya. Komunikasi tidak akan
terjadi apabila hanya dengan diri sendiri,melainkan komunikasi terjadi apabila
terdapat lawan bicara didalamnya. Hal ini menunjukan bahwa dalam melakukan
komunikasi dibutuhkan dua orang atau lebih yang dapat saling bertukar
informasi,pendapat ataupun pesan. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam
pengembangan masyarakat karena dengan komunikasi manusia dapat saling
berhubungan dengan manusia yang lainnya sehingga pengembangan dan pembangunan
dapat terjadi.
Namun, tidak dapat dipungkiri perkembangan media dan teknologi informasi
yang begitu pesat telah menggeser
peranan dari komunikasi di suatu kelompok. Pada dasarnya manusia berperilaku saling membutuhkan
dan tidak dapat melaksanakan segala hal sendiri sehingga akan menghasilkan
pemikiran-pemikiran untuk membentuk
suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang dengan kepentigan yang sama dan
keinginan saling membantu. Dalam menjalankan kegiatan tersebut, manusia
dituntut membentuk suatu komunikasi
Dengan
kata lain komunikasi adalah kunci utama dalam membentuk suatu hubungan di dalam
kehidupan sosial meskipun teknologi informasi telah menggeser peranan
komunikasi tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari responsi ini adalah mahasiswa mampu
menjalin komunikasi dengan warga komunitas atau dapat menfasilitasi agar
terjalinnya komunikasi antara warga komunitas dengan pihak lain.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Komunikasi
Pengertian
komunkasi sosial menurut para ahli,adalah sebagai berikut :
Istilah komunikasi berasal dari communication
(Inggris) yang bermuara pada communicare (Latin) dan communis
yang berarti: “sama “makna”. Dengan demikian, komunikasi dapat dimaknai sebagai
tindakan untuk mencapai kesamaan makna tentang apa yang dibicarakan (Effendy,
1988).
Eksistensi
komunikasi dapat ditelaah dari perspektif: Pertama, komunikasi sebagai ilmu (science).
Kedua, komunikasi sebagai keahlian (skill). Ketiga, komunikasi sebagai
seni (art). Sesuai dengan maksud semula, tulisan ini lebih
dititikberatkan pada yang pertama. Artinya, ia tidak membicarakan bagaimana
menulis berita dan iklan pembangunan yang cangguh misalnya. Sebab ini merupakan
wilayah kajian mata kuliah lainnya yang lebih bersifat teknis dan spesifik
seperti news writing dsb. Ia lebih ditujukan pada pemahaman konseptual
tentang peranan komunikasi dalam perubahan sosial umumnya dan pembangunan
khususnya sebagai suatu fenomena sosial dalam kerangka teori sosial. Bukan
berdasarkan pada teori komunikasi an sich.
Sebab
perlu diingat bahwa komunikasi sebagai ilmu bersifat interdisipliner yang
dibangun oleh ilmu-ilmu lain yang telah lebih dahulu mapan seperti: sosiologi
dan psikologi sosial. Bahkan matematika yang dipelopori oleh Norbert Wiener
dengan konsep cybernetics: communication as information processing
(Griffin, 2006).
2.2.2 Proses Komunikasi
Proses komunikasi,
terdiri atas dua tahap. meliputi proses komunikasi primer dan proses komunikasi
sekunder. (Effendy dalam Mondry, 2008: 3). Proses komunikasi secara primer,
merupakan proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media
primer dalam proses komunikasi meliputi bahasa, kial (gesture), gambar,
warna, dan sebagainya. Syaratnya secara langsung dapat “menterjemahkan” pikiran
atau perasan komunikator kepada komunikan. Bahasa merupakan sarana yang paling
banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena hanya dengan bahasa (lisan atau
tulisan) kita mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, baik
yang berbentuk ide, informasi atau opini bisa dalam bentuk konkret ataupun
abstrak. Hal itu bukan hanya suatu hal atau peristiwa yang sedang terjadi
sekarang, tetapi juga pada masa lalu atau waktu yang akan datang. Kial (gesture)
memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang sehingga
terekspresi secara fisik, tetapi menggapaikan tangan atau memainkan
jemari, mengedipkan mata atau
menggerakan anggota tubuh lainya hanya dapat mengkomunikasikan hal–hal tertentu
saja (sangat terbatas). Demikian pula dengan isyarat yang menggunakan alat,
seperti bedug, kentongan, sirine, dan lain–lain, juga warna yang memiliki makna
tertentu. Kedua lambang (isyarat dan warna) tersebut sangat terbatas
kemampuanya dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.
2. Proses komunikasi sekunder, merupakan proses
penyampain pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah menggunakan lambang sebagai media pertama.
Komunikator menggunakan media kedua dalam berkomunikasi karena komunikan
sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau dalam jumlah yang
banyak. Sarana yang sering dikemukakan untuk komunikasi sekunder sebagai media
kedua tersebut, antara lain surat, telepon, faksimili, surat kabar, majalah,
radio, televisi, film, internet, dan lain–lain.
2.1.3 Fungsi Komunikasi
Rudolph
F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua
fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk
menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua,
fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu pada saat tertentu. (Mulyana, 2007
III.
KOMUNIKASI
SOSIAL DALAM LSM PPNSI
3.1 Gambaran Umum
Tempat : Dewan Pengurus Wilayah Perhimpunan Petani dan
Nelayan Sejahtera Indonesia
(PPNSI) Lampung
Waktu : Senin, 4 Mei 2015
Narasumber : Sekretaris Umum Dewan Pengurus Wilayah Perhimpunan Petani dan
Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI) Lampung
Bapak Aep Saripudin, S.P
Alamat :
Jl. Pulau Buru Gg.Karmila No.1 Way Halim Permai Bandar Lampung
3.2 Program
Dalam LSM PPNSI
terdapat beberapa program yang telah dijalankan dalam pengembangan masyarakat.
Dalam menjalankan sebuah program harus terjadi komunikasi sosial yang berjalan
2 arah (feedback) antara petani dan para anggota LSM. Hal tersebut diharapkan
untuk menunjang keefektifan dan tercapainya tujuan dari program tersebut. Menurut bapak Aep Saripudin
selaku sekertaris umum LSM PPNSI komunikasi yang baik dan digunakan pada
program-programnya adalah komunikasi 2 arah. Maksut dari komunikasi du arah
disini pengetahuan- pengetahuan yang diberikan tidak bersifat seperti perintah
kepada petani, tetapi seperti informasi yang disampaikan dan dapat dikaji oleh
petani. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa petani turut serta dalam pengkajian
informasi tersebut. Program-program dari LSM PPNSI itu sendiri antara lain :
1. Pembangunan
Kelembagaan
Contoh
dari program ini seperti pembangunan kelompok tani , kelompok nelayan, gabungan
kelompok tani, dan gabungan kelompok nelayan. Pembangunan kelembagaan ditujukan
untuk memfasilitasi petani untuk menyalurkan hasil usaha
taninya
agar memaksimalkan keuntungan. Biasanya para petani atau nelayan harus menjual
hasil usaha taninya ke tengkulak, yang seperti kita ketahui penjualan tersebut
dengan harga yang relatif murah. Akan berbeda apabila tersalurkan atau
terdistribusi langsung. Salah satu manfaat lembaga-lembaga tersebut adalah sebagai fasilitator para petani untuk
menjual hasil taninya dan mendapatkan harga yang tinggi sehingga keuntungan
meningkat. Biasanya hasil dari petani langsung didistribusikan sehingga tidak
menggunakan tengkulak.
2. Penyuluhan
dan Pembinaan
Penyuluhan
dan pembinaan kepada para petani harus dilakukan dengan komunikasi sosial yang
baik. Di dalam LSM PPNSI itu sendiri terdapat 4 materi utama yang biasanya diberikan dan ditekankan yaitu
manajemen organisasi, kepemimpinan, pembukuan atau keuangan, dan kewirausahaan.
Hal diatas diberikan pada saat penyuluhan dan pembinaan. 4 materi di atas
dianggap penting untuk pengembangan masyarakat petani. Pemberian penyuluhan
manajemen organisasi berfungsi untuk berjalannya organisasi atau
kelompok-kelompok yang telah dibangun sesuai dengan yang diharapkan. Hal
tersebut juga dapat menunjang tercapainya r tujuan dari kelompok dan LSM itu
sendiri. Sedangkan kepemimpinan dianggap perlu diberikan dalam penyuluhan karena
di anggap penting untuk pengembangan individu para petani. Petani diharapkan
mampu dapat berperan sebagai subyek dari perubahan tidak hanya menjadi objek
dari program-program pemerintah. Fungsi dari pembukuan atau keuangan adalah
tercapainya manajemen keuangan atau pengelolaan yang baik. Hal tersebut
termasuk permodalan dan penggunaan uang khas kelompok. Yang terakhir adalah
kewirausahaan. Penyuluhan mengenai materi ini berguna agar jiwa dan kemampuan berwirausaha muncul pada
diri petani. Selama ini petani hanya berpikir bahwa usaha tani hanya dijadikan
sebagai “pekerjaan”. Kurang sadarnya
petani bahwa sebenarnya para petani adalah pengusaha yang harus mengembangkan
bisnisnya agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu penyuluhan
tentang kewirausahaan dianggap penting.
3.
Pembukaan atau Pencarian Link
Biasanya link yang
didapatkan berupa pemerintah dan pihak-pihak swasta. Perusahaan-perusahaan
swasta biasanya akan memberikan bantuan berupa modal dan teknologi. Contohnya
saja perusahaan Nestle dan Delfi yang memberikan bantuan berupa teknologi pada
para petani kopi. Pemberiaan teknologi sepeti alat pemangkasan, dll. Kemudian
perusahaan akan mendapatkan keuntungan yaitu berupa hasil usaha taninya. Jadi
pra petani kopi tersebut harus menjual hasil produksinya kepada pihak swasta
yang memberikan bantuan. Namun, dengan harga yang telah disepakati.
Respon dari para petani
pun sangat bervariasi. Ada yang langsung aktif dan ada pula yang masih enggan
dan ragu. Dari program-program di atas tidak bisa dikatakan sangat berhasil
karena partisipatif petani hanya sekitar 30-50%. Kendala-kendala yang harus
dihadapi antara lain
a. Tingkat pendidikan rendah
Sebagian besar petani memiliki
pendidikan yang rendah. Bahkan ada yang hanya lulusan sekolah dasar. Hal
tersebut mempengaruhi tingkat pengetahuan untuk membuka diri dan manfaat dari
berpartisipasi.
b. Umur
Umur para petani biasanya sudah tua
yaitu sekitar di atas 50 tahun. Hal tersebut menyebabkan para petani semakin
sulit menerima hal-hal yang dianggap baru.
c. Tingkat
ekonomi rendah
Rendahnya ekonomi petani menyebabkan kendala pada
permodalan. Banyak petani yang masih
enggan mengeluarkan uang untuk modal dalam kegiatan atau program LSM. Sehingga
dibutuhkan suntikan modal dari pemerintah atau swasta.
Dalam meminimalisasi
kendala-kendala yang ada anggota LSM biasanya melakukan beberpa upaya seperti
mendatangi atau studi banding dengan kelompok tani yang telah berjalanbaik,
diajak untuk melihat langsung bagaimana teknik-teknik budidaya. Penyuluhan
tidak hanya diberikan sekedar materi tapi berupa praktek langsung agr para
petani lebih mudah mengerti dan lama mengingatnya. Beberapa binaan LSM PPNSI
yang aktif antara lain :
1.
Petani padi sawah di Trimurjo.
2.
Peternak kambing perah di Batang Hari
(Lampung Timur).
3.
Petani coklat di Peswaran (sekitar
Padang Cermin).
4.
Petani kopi di Tanggamus.
5.
Nelayan rumput laut di Tanggamus.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek.
Bandung: CV. Remadja Karya, 1988.
Griffin, EM. A First Look at Communication Theory (Sixth
Edition). Singapore: Mc Graw – Hill Education (Asia), 2006.
Mondry. 2008. Pemahaman Teori
dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
LAMPIRAN
Post a Comment